APA YANG DILAKUKAN AGAR TETAP TEGAR DAN KOKOH DI ATAS MANHAJ SALAF SHALIH Fatwa asy-Syaikh Shalih al-Fauzan –hafizhahullahu Ta’ala– | | | Pertanyaan: Apa kaidah-kaidah syariat yang perlu diperhatikan oleh seorang muslim agar dia tegar dan kokoh dalam menjalani manhaj salaf shalih, tidak terjatuh pada penyelewengan, serta tidak dipengaruhi oleh manhaj-manhaj susupan yang menyimpang? Jawaban: Kaidah-kaidah syariat tersebut bisa difahami dari kumpulan apa yang telah dibicarakan, hal ini dengan menempuh hal-hal berikut ini: 1. Setiap insan kembali kepada ahli ilmu dan ...
Apa Yang Dilakukan Agar Tetap Tegar Dan Kokoh Di Atas Manhaj Salaf Ash Shalih
Hal-Hal Yang Memalingkan Dari Kebenaran – Bagian 2
HAL-HAL YANG MEMALINGKAN DARI KEBENARAN ” MEYAKINI KEBENARAN SEBAGAI SESUATU YANG RUMIT DAN SUSAH DIPAHAMI ” [ Bagian Kedua ] Asy-Syaikh Hamd bin Ibrahim Al-Utsman hafizhahullah | | | Banyak orang-orang yang tidak memiliki ketelitian, tidak memiliki pengalaman, dan tidak memiliki pengetahuan terhadap nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah serta maknanya, mereka meyakini bahwa kebenaran adalah sesuatu sesuatu yang rumit dan susah dipahami. Keyakinan semacam ini juga diperparah dengan tulisan orang-orang yang menyerukan agar bersikap taklid, bahwa syarat-syarat untuk menilai masalah-masalah dan ...
Apakah Menamakan Diri Dengan Salafy Sebagai Bentuk Penyucian Terhadap Diri Sendiri?
APAKAH MENAMAKAN DIRI DENGAN SALAFY SEBAGAI BENTUK PENYUCIAN TERAHADAP DIRI SENDIRI? Asy Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah Pertanyaan: Terulang-ulang di lisan sebagian manusia, “Si fulan salafi dan si fulan bukan safali.” Apa yang diinginkan dengan madzhab salafi? Siapa tokoh yang paling menonjol dari kalangan ulama kaum muslimin yang menyeru ke jalan tersebut? Apa boleh menamai mereka dengan Ahli Sunnah Wal Jama’ah atau al-Firqatun an-Najiyah? Lalu bukankah ini termasuk tazkiyah (penyucian) terhadap diri sendiri? Jawaban: Maksud madzhab salafi adalah apa yang ...
Hal-Hal Yang Memalingkan Dari Kebenaran – Bagian 1
HAL-HAL YANG MEMALINGKAN DARI KEBENARAN ” KEBODOHAN ” [ Bagian Pertama ] Asy-Syaikh Hamd bin Ibrahim Al-Utsman hafizhahullah Kebenaran terang dan jelas, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ. “Dan sesungguhnya Kami telah memudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran.” (QS. Al-Qamar: 17) Jadi Allah memudahkan lafazhnya untuk dibaca dan memudahkan maknanya untuk dipahami. Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda: الْحَلاَلُ بَيِّنٌ وَالحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ. “Yang halal jelas ...
Hal-hal Yang Memalingkan Dari Kebenaran – Muqaddimah
HAL-HAL YANG MEMALINGKAN DARI KEBENARAN [ MUQADDIMAH ] Asy-Syaikh Hamd bin Ibrahim Al-Utsman hafizhahullah Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menciptakan hamba-hamba-Nya di atas fithrah, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا. “Itu adalah fithrah yang Allah tetapkan manusia di atasnya.” (QS. Ar-Ruum: 30) Diantara fithrah manusia adalah mencintai kebenaran dan menginginkannya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: وَالْقَلْبُ خُلِقَ يُحِبُّ الْحَقَّ وَيُرِيْدُهُ وَيَطْلُبُهُ. “Hati diciptakan dalam keadaan mencintai kebenaran, menginginkannya dan mencarinya.” [1] Beliau juga berkata: ...
Bolehkah Memperingatkan Anak-Anak Dari Orang-Orang Yang Menyimpang
BOLEHKAH MEMPERINGATKAN ANAK-ANAK DARI ORANG-ORANG YANG MENYIMPANG Asy-Syaikh Ubaid Al-Jabiry hafizhahullah Pertanyaan: Bolehkah kita memperingatkan anak-anak kecil dari kelompok-kelompok dan orang-orang yang menyimpang dari As-Sunnah dengan menyebutkan secara personal dan menyebutkan nama-namanya, ataukah cukup dengan mentahdzir orang-orang yang menyimpang itu secara umum tanpa menyebutkan kelompok-kelompok nama-nama para mubtadi’ tersebut? Jawaban: Bahkan anak-anak harus diperingatkan dari orang-orang yang menyimpang, baik dengan menyebutkan kelompok maupun personalnya. Saya teringat bahwa sebagian Salaf yang saya sekarang lupa siapa namanya, ada yang mengatakan: ...
Siapakah Yang Berhak Menilai Bahwa Seseorang Telah Menjadi Mubtadi’
SIAPAKAH YANG BERHAK MENILAI BAHWA SESEORANG TELAH MENJADI MUBTADI’ [ Pertanyaan Keduabelas ] ~ Terakhir Asy-Syaikh Ahmad bin Umar Bazmul hafizhahullah Penanya: Dalam memvonis seseorang sebagai mubtadi’ atau orang yang menyelisihi manhaj Salaf, apakah disyaratkan harus dengan fatwa dari seorang ulama tertentu, ataukah boleh bagi siapa saja yang mengetahui hujjah dan dalil bahwa seseorang telah terjatuh pada sebuah bid’ah atau penyelisihan, dalam keadaan orang tersebut telah diberi penjelasan dan nasehat, namun dia terus-menerus dan menentang? Asy-Syaikh: Seseorang yang terjatuh ...
Benarkah Seorang Ulama Yang Terjatuh Pada Bid’ah Tidak Boleh Divonis Sebagai Mubtadi’
BENARKAH SEORANG ULAMA YANG TERJATUH PADA BID’AH TIDAK BOLEH DIVONIS SEBAGAI MUBTADI’ [ Pertanyaan Kesebelas ] Asy-Syaikh Ahmad bin Umar Bazmul hafizhahullah Penanya: Kami ingin mengetahui dengan jelas tentang masalah bahwa seseorang (yang terjatuh pada sebuah kebid’ahan –pent) jika dia telah sampai tingkatan ulama maka dia tidak boleh divonis sebagai mubtadi’, apakah tidak bolehnya dia divonis sebagai mubatdi’ tersebut disyaratkan orang tersebut harus seorang ulama, padahal hujjah telah tegak atasnya, berbeda keadaannya dengan orang yang bodoh, ataukah hal ...
Benarkah Tujuan Membenarkan Segala Cara
BENARKAH TUJUAN MEMBENARKAN SEGALA CARA [ Pertanyaan Kesepuluh ] Asy-Syaikh Ahmad bin Umar Bazmul hafizhahullah Penanya: Bagaimana kita mendudukan dengan tepat serta mengompromikan bantahan ulama terhadap kaedah “tujuan membenarkan segala cara” dengan fatwa sebagian ulama yang membolehkan melakukan sebagian hal-hal yang diharamkan untuk maslahat, seperti mengikuti keinginan manusia pada sebagian bid’ah, menghadiri tempat-tempat yang diharamkan, dan mengurangi atau mencukur habis jenggot dalam rangka dakwah, dan fatwa-fatwa lain yang semisalnya? Asy-Syaikh: Perkataan sebagian orang bahwa “tujuan membenarkan segala cara” ini ...
Benarkah Kaedah “Kebutuhan Menduduki Kebutuhan Darurat”
BENARKAH KAEDAH “KEBUTUHAN MENDUDUKI KEBUTUHAN DARURAT” [ PERTANYAAN KESEMBILAN ] Asy-Syaikh Ahmad bin Umar Bazmul hafizhahullah Penanya: Apakah kaedah “kebutuhan menduduki kedudukan darurat” adalah kaedah yang benar? Dan apakah batasan kebutuhan itu? Asy-Syaikh: Para ulama membagi hal-hal yang dibutuhkan oleh manusia menjadi 3 jenis: 1. Darurat (primer). 2. Sekunder. 3. Pelengkap. Kebutuhan darurat adalah hal-hal yang kehidupan manusia tidak akan terwujud kecuali dengannya dan jika kehilangan hal-hal tersebut dia terancam binasa. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah hal-hal yang seandainya ...


