APAKAH BANTAHAN-BANTAHAN TERHADAP AHLI BATIL MEMBUAT KERAS KALBU?

Fatwa asy-Syaikh Shalih al-Fauzan –hafizhahullahu Ta’ala–  Soal:  Apakah bantahan-bantahan terhadap ahli batil membuat keras kalbu, karena di sana ada orang-orang yang menjauhkan kami dari kitab-kitab ahli ilmu yang membantah ahli batil?  Jawaban:  Tidak adanya bantahan terhadap ahli batil, justru itulah yang mengeraskan kalbu, karena syubhat mereka memasuki kalbu, lalu kalbu tersebut menjadi keras. Adapun membantah kebatilan dan menjelaskan al-haq, (pada hakikatnya, pen) ini adalah bagian dari perkara-perkara yang melembutkan dan mengembalikan kalbu ke jalan kebenaran. Jangan menengok ke ucapan-ucapan ...

BAGAIMANA SIKAP TERHADAP ORANG YANG ALERGI DENGAN BANTAHAN

BAGAIMANA SIKAP TERHADAP ORANG YANG ALERGI DENGAN BANTAHAN Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah Pertanyaan kedua: Telah menyebar sikap wara’ dusta (merasa sok berhati-hati –pent) diantara para pemuda, yaitu jika mereka mendengar orang-orang yang menyampaikan nasehat dari kalangan para penuntut ilmu atau ulama dengan cara mentahdzir bid’ah dan orang-orangnya serta manhaj dan hakekat mereka dan membantah mereka, dan terkadang dengan menyebutkan nama-nama sebagian mereka walaupun orangnya telah meninggal, karena masih ada manusia yang tertipu dengannya, dan semua itu dilakukan dalam rangka ...

BOLEHKAH MEMUJI AHLI BID’AH KARENA MEREKA MASIH MEMILIKI KEBAIKAN

BOLEHKAH MEMUJI AHLI BID’AH KARENA MEREKA MASIH MEMILIKI KEBAIKAN Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah Penanya: Apakah hukumnya orang yang memuliakan ahli bid’ah, menghormati mereka dan memuji mereka dengan menyatakan bahwa mereka masih menerapkan hukum Islam, padahal orang yang memuji mereka ini mengetahui berbagai kebid’ahan mereka. Dan pada suatu ketika pada sebuah pelajaran umum dia mengatakan: “Di samping tetap berhati-hati terhadap sebagian sikap mereka.” Yang dia maksud dengan “mereka” ini adalah para mubtadi’ itu. Atau dia mengatakan: “Kita harus menutup mata ...

LUNAK DAN KERAS DALAM BERDAKWAH

FATWA ASY-SYAIKH RABI’ BIN HADI AL-MADKHALI HAFIZHAHULLAHU TA’ALA Lunak dan Keras Dalam Berdakwah [1] Soal:  Apakah ketika membantah, melazimkan keras atau dengan cara lunak (lemah lembut/belas kasih)? [Fatawa fil Aqidah wal Manhaj (Al Halaqah Ats Tsaniyah)] Mauqi’ Asy Syaikh ‘ala Internet (Fatwa no. 65) Jawaban: (Dakwah) disesuaikan dengan keadaan. Jika orang yang dibantah tersebut memiliki kehormatan dan kemuliaan, ketika diperlakukan dengan lemah lembut/lunak bermanfaat baginya (yakni keadaannya membaik, pen), dipakai metode lemah lembut, rifq (kasih sayang), dan hikmah. Ini ...

BENARKAH TIDAK BOLEH MEMBICARAKAN MASALAH FITNAH SAMA SEKALI

BENARKAH TIDAK BOLEH MEMBICARAKAN MASALAH FITNAH SAMA SEKALI Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah Penanya:  Semoga Allah berbuat baik kepada Anda wahai Shahibul Fadhilah, penanya di sini mengatakan: “Bagaimana pendapat Anda tentang orang yang mengatakan bahwa apa yang muncul dari mereka (orang-orang yang menyimpang –pent) berupa fitnah, sepantasnyalah untuk menghindari, menjauh, tidak membicarakannya terlalu jauh dan tidak mengingkarinya, dan apakah pernyataannya ini menunjukkan kebodohan atau kerusakan pada manhajnya?” Asy-Syaikh: Ucapan ini tidak benar, tidak benar bahwa wajib untuk mendiamkan kesalahan mereka ...

APAKAH ORANG AWAM DIPERINGATKAN DARI SEKTE-SEKTE SESAT DAN PARA TOKOH AHLI BIDAH?

APAKAH ORANG AWAM DIPERINGATKAN DARI SEKTE-SEKTE SESAT DAN PARA TOKOH AHLI BIDAH? Mungkin masih terngiang-ngiang di telinga kita ucapan sebagian orang yang mengaku penuntut ilmu mengeluhkan, “Apa ada contohnya dari ulama mengadakan dauroh bertemakan khusus tentang fitnah sururiyah, turotsiyah, halabiyah dan hajuriyah? Bukankah masyarakat kita masih awam, membaca Al Quran saja nggak bisa, shalat masih banyak salahnya, Bukankah hal itu akan menyibukkan mereka saja!” Rasanya memang kurang pantas penuntut ilmu melontarkan ucapan seperti itu, terlebih lagi ketika duduk di ...

BOLEHKAH BERMAJELIS DENGAN AHLI BID’AH DALAM RANGKA DAKWAH

BOLEHKAH BERMAJELIS DENGAN AHLI BID’AH DALAM RANGKA DAKWAH Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah Penanya: Apakah hukum bermajelis dengan ahli bid’ah di hadapan manusia seperti Habib Ali Al-Jafary yang mana saya adalah seorang dai Islam yang terkenal dan hal ini dalam rangka mendakwahkan agama Allah? Asy-Syaikh: Jangan bermajelis dengan ahli bid’ah, baik di hadapan manusia maupun hanya engkau sendirian bersamanya. Jauhilah ahli bid’ah, jangan bergaul dengan mereka, jangan bermajelis dengan mereka, dan boikotlah mereka hingga mereka bertaubat dari bid’ah mereka.   ...

BENARKAH TIDAK BOLEH MELAKUKAN HAJR DI MASA INI

BENARKAH TIDAK BOLEH MELAKUKAN HAJR DI MASA INI Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah Penanya: Bolehkah melakukan hajr (menjauhi, memutus hubungan dan meninggalkan –pent) terhadap orang yang mengikuti kelompok tertentu? Asy-Syaikh: Jika kelompok tersebut menyelisihi Ahlus Sunnah, maka wajib menghajrnya. Dan tidak boleh mengikuti kelompok tersebut, bahkan wajib atasnya untuk kembali kepada kebenaran dan kepada siapa saja yang bersama kebenaran, yaitu siapa saja yang berada di atas madzhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ. ...

BENARKAH TIDAK BOLEH MEMBANTAH ORANG YANG SALAH SAMA SEKALI

BENARKAH TIDAK BOLEH MEMBANTAH ORANG YANG SALAH SAMA SEKALI Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah Penanya: Beberapa hari yang lalu muncul penjelasan dari Daarul Ifta’ (Lembaga Fatwa Kerajaan Arab Saudi –pent) agar membuang perpecahan dan perselisihan. Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian pihak dan memahaminya secara global dengan menyatakan bahwa tidak boleh membantah orang yang menyelisihi kebenaran dan tidak pula terhadap mubtadi’ sama sekali? Asy-Syaikh: Dalam penjelasan tersebut tidak ada hal semacam ini, tidak ada padanya pernyataan bahwa tidak boleh membantah orang ...

BEKAL UNTUK BERDAKWAH

BEKAL UNTUK BERDAKWAH Asy Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullah Soal:  Maklum bahwa berdakwah kepada Allah membutuhkan bekal ilmu syar’i. Apakah ilmu yang dimaksud adalah menghafal Al Qur’an dan As Sunnah? Dan apakah cukup dengan berbekal ilmu yang dipelajari di sekolah-sekolah dan universitas-universitas untuk berdakwah di jalan Allah?  Jawaban:  Ilmu (syar’i) itu adalah ilmu yang dilandasi hafalan dalil-dalil beserta pemahaman maknanya. Tidak cukup menghafal dalil-dalil saja. Tidak cukup bagi seseorang (yang hendak berdakwah di jalan Allah) sekedar hafal nash-nash Al Qur’an ...

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.