Waspadalah Terhadap Perusak Bernama Sum’ah dan Riya

waspadalah1

Ditulis oleh: Al Ustadz Idral Harits Hafizhahullah

Salah satu syarat diterimanya amalan ialah ikhlas karena Allah.Arti ikhlas ialah kita mengerjakan amalan itu hanya demi mengharap Wajah Allah dan kampung akhirat. Sebab itulah amalan yang di kerjakan bukan karena Allah adalah sangat berbahaya bagi seseorang. Tampilannya elok, isinya busuk, na’uzubillah min dzalik

Lisannya berdzikir, tapi hatinya entah ke mana..dia tampilkan apa yang  Dia tampilkan apa yang berbeda dengan yang ada di hatinya…kalau memberi nasehat, membuat hadirin terpukau dan menangis…tapi hanya itu yang dituju, orang banyak menjulukinya qari, wa’izh dan sebagainya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan:

من سمع سمع الله به ومن يرائي يرائي الله به

Siapa yang menampakkan amalannya agar di dengar orang lain, niscaya Allah beberkan aibnya pada hari kiamat, dan siapa yang menamapakkan amalannya agar di lihat (lalu dipuji) orang, niscaya Allah mempermalukannya pada hari kiamat.

Sum’ah artinya seseorng menyembunyikan amalannya lalu menceritakannya kepada orang lain. Al Khaththabi menerangkan:Siapa yg mengerjakan amalan tanpa keikhlasan,hanya ingin di lihat dan di dengar orang lain,Allah beri ganjaran dengan membuatnya terkenal dan membeberkan aibnya serta menampakkan apa yang ada dalam batinnya..”

Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan makna hadits:

من سمع سمع الله به

Yakni siapa yang mengucapkan satu perkataan yang digunaknnya untuk beribadah kepada Allah,dia keraskan suaranya, agar didengar orang lain, lalu mengatakan si Fulan ini banyak zikirnya, banyak membaca Al Quran dan sebagainya. Orang seperti ini, berarti memperdengarkna dan menampakkan ibadah itu,maka Allah akan membongkar urusannya dan menerangkan aibnya kepada orang lain, sehingga jelas bagi mereka bahwa dia hanya seorang yang riya atau sum’ah.
Beliau melanjutkan, dalam hadits ini tidak ada batasan apakah di dunia atau akhirat saja. Karena itu, bisa jadi Allah akan membeberkannya di dunia, sehingga orang banyak mengetahui aibnya, bisa pula di akhirat, dan inilah yang lebih berat. Wal’iyaadzubillahi.

Termasuk dalam hadits ini ialah orang yang memfasihkan lidahnya ketika berpidato, memperindah suaranya ketika membaca Al Quran, agar dikatakan suaranya bagus,fasih dan sebagainya. Atau dalam tulisan, sehingga menuai pujian,  tetapi sebatas itulah yang diterimanya, sayangnya tidak ada yang menembus ke dalam hati.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

من يرائي يرائي الله به

Riya diambil dari رأى Yg menunjukkan kata kerja melihat.

Riya ialah melakukan sesuatu agar dilihat orang lain.

Ibnu Hajar Al Haitsami menyebutkan:
Riya ialah keinginan orang yang beramal bukan karena Wajah Allah Ta’ala, misalnya: agar dilihat orang ibadahnya bagus, lalu dia pun memperoleh kedudukan, harta atau sanjungan dari mereka. Semua amalan yang di dalamnya terdapat riya terhitung amalan yang buruk. Bagaimana tidak?

Karena riya dan sum’ah adalah salah satu bentuk kesyirikan, yakni syirik kecil. Amalan yang bercampur dengan keduanya tidak akan diterima.

Allah berfirman dalam hadits qudsi:

أنا أغنى الشركاء عن الشرك. من عمل عملا أشرك معي فيه غيري تركته و شركه.

Aku sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu. Siapa yang mengerjakan amalan yang dia sekutukan bersama-Ku sekutu selain Aku dalam amalan itu, Aku biarkan dia dengan sekutunya.

Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa neraka justru dikobarkan untuk orang-orang yang beramal, seperti membaca al qur’an, yang ingin digelar qari, mujahid yang ingin dijuluki pahlawan dan hartawan yang ingin dipanggil sebagai muhsinin.  wal’iyaadzubillah.

Bentuk-Bentuk Riya

Ada membagi riya menjadi lima, bisa melalui bentuk tubuh, pakaian, ucapan, tindakan atau amal dan teman yang berkunjung.

Tanda-Tanda Riya

‘Ali bin Abi Thalib mengatakn:
Ada Tiga tanda-tanda Riya pada seseorang,malas kalau berada sendirian,semangat kalau di tengah orang banyak, semakin giat jika dipuji,berkurang kalau dicela.

Terapi Riya

Menghilangkan riya sangat sulit, memerlukan usaha keras,sungguh-sungguh dan terus menerus,dengan memerhatikan dua hal: Menghilangkan Rasa senang akan pujian, dan sakitnya celaan, serta memutus semua keinginan terhadap apa yang ada pada orang lain.

Yang kedua, berusaha keras menepis riya ketika dia datang. Tiga hal yang menjadi pendorongnya, harus disingkirkan,  yaitu tahu kalau ada orang yang melihat gerak geriknya, ada keinginan dilihat oleh mereka dan ada keinginan hati akan pujian mereka dan mendapat kedudukan baik di sisi mereka.

Terakhir

Riya adalah salah satu dosa besar, yang menampakkan kebodohan seorang manusia.
Riya mendatangkan murka Allah kepada pelakunya.
Riya menyebabkan kehinaan bagi pelakunya,di dunia dan bisa pula di akhirat.
Semoga Allah melindungi dan membersihkan hati kita dari riya, sesungguhnya Allah Maha Mengabulkan doa.

© 1445 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks