[Bagaimanakah sikap yang benar menurut salaf terhadap seorang yang bergabung bersama ahlul bid’ah. Padahal dirinya mengetahui kondisi mereka ?].
==============
Dibawakan oleh al-Allamah Ubaid bin Abdillah al-Jabiry -hafidzahullahu ta’ala-
==============
Pertanyaan :
“Barakallahu Fiikum, seseorang yang mengaku sebagai salafy namun bergabung bersama ahlul bid’ah. Padahal ia mengetahui kondisi mereka. Kami telah menasehatinya berulang kali. Lalu ia mengaku telah bertaubat. Di lain waktu kami melihat lagi ia masih bersama dengan mereka. Perlu diketahui, bahwa bergabungnya dia bersama mereka bukanlah karena sebab adanya kepentingan-kepentingan duniawi. Hanyalah kebersamaan mereka berdasarkan sekedar ramah tamah, canda ria, makan bersama, dengan sepengetahuannya. Bagaimanakah sikap yang benar menurut Salaf atas orang ini ?
Jawaban :
“Engkau, mengapa tidak engkau vonis saja dirinya sebagai seorang yang harus dicurigai ?
Engkau telah katakan, bahwa dia telah bergabung bersama ahlul bid’ah. Tertawa dan bercanda ria bersama mereka. Terus apa sebab terjadinya kebersamaan ini ?
Terkadang memang ada kebersamaan yang tidak bisa terhindar darinya. Seperti seorang anak bersama ayahnya. Saudara bersama saudara-saudara lainnya. Orang yang masih punya hubungan darah kekerabatan. Sehingga tidak mampu untuk menghindar.
Dalam keadaan seperti ini, hendaknya ia dinasehati agar sering-sering memberikan wejangan kepada mereka. Ditanamkan rasa takut kepada Allah, diperingatkan dari segala macam bid’ah yang mereka lakukan. Kalau ada sambutan, maka ini merupakan kenikmatan. Maka mereka adalah bagian dari dirimu demikian pula sebaliknya.
Akan tetapi, jika mereka enggan untuk menerima, maka kurangilah kunjungan. Jangan sering-sering gabung bersama, selama dia masih putus harapan untuk menasehati mereka. Dia juga telah membuktikan bahwa nasehat darinya tidaklah berhasil melembutkan hati mereka, tidak mendekatkan kepada Sunnah, tidak pula berhasil melepaskan mereka dari bid’ah.
Dalam keadaan seperti ini, bila dirinya punya tali ikatan yang tidak mungkin ia terlepas darinya, maka dia harus mengurangi kebersamaan. Barangsiapa yang mengunjunginya maka hendaknya disambut, dinasehati, dan bersikaplah dengan keras. Apabila diundang dalam jamuan yang wajib, seperti menghadiri walimatul ursy, hendaknya dia memerintahkan yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, memperingatkan dari bid’ah. Seperti ini adalah kebersamaan yang termaafkan, dan bisa dirinya terlepas dari vonis karenanya.
Adapun bila keadaannya seperti ini (sesuai dalam pertanyaan), sebagian orang tertawa ria bersama siapa saja. Ini menyimpan tanda bahaya. Sungguh kami telah mengetahui ada sebagian orang beserta nama-namanya, hanyut bersama ahlul bid’ah. Kemudian justru menjadi musuh atas saudara-saudaranya ahlussunnah.
Selama orang ini masih loyal kepada mereka, maka ia termasuk golongannya, gabungkan dia bersama mereka (ahlul bid’ah). Selama dia masih menjadikan mereka sebagai kawan dekatnya, loyal kepada mereka, canda ria bersama, gabung bersama, maka dia termasuk kelompok mereka.
Sungguh ahlul bid’ah telah berhasil memecah belah barisan orang-orang yang sedang mengikuti sunnah. Mereka dipisahkan dari saudara-saudara dan anak-anaknya, bahkan justru memusuhi ahlussunnah. Naam”.
Faidah dari Ustadz Hamzah Rifai La Firlaz
http://ar.miraath.net/fatwah/5883?quicktabs_s itenews=2
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
[ مــا الموقــف السلفــي الصحيــح مِــن مَــن يخالــط أهــل البــدع وهــو يعــرف حالهــم ]
= = == == = = == ==
لفضيلــة العلامــة عبيــد
بــن عبــد الله الجابــري
-حفظه الله-
= = == == = = == ==
يقــول : بــارك الله فيكــم ، الــذي يدَّعــي السلفيــة ويخالــط أهــل البــدع ، وهــو يعــرف حالهــم ، ونُوصــح مــرارًا ، ويدَّعــي التوبــة ، ثُــمَّ نــراه معهــم مــرةً أخــرى ، علمًــا أنــه باعترافــه أن مخالطتــه ليســت لأغــراضٍ دنيويــة ، ولكــن خلطــة مؤانســة ومضاحكــة ومؤاكلــة باعترافــه ، فمــا الموقــف السلفــي الصحيــح مــن هــذا الشخــص؟
الجــواب :
أنــت لــم تَتَّهمــه ، أنــت قلــت إنــه يخالــط هــؤلاء ويضاحكهــم ويمازجهــم ، مــا سبــب هــذه المخالطــة؟ هنــاك مخالطــات لا ينفــك منهــا ، كالولــد مــع والــده ، الأخ مــع إخوتــه ، ذوي الأرحــام مــع أرحامهــم ، الأصهــار مــع أصهارهــم ، لا يستطيــع الانفكــاك ، وفــي هــذه الحــال يُنصــح بــأن يستكثــر مــن وعظهــم ، وتخويفهــم بالله وتحذريهــم مــن مــا هــم فيــه مــن البــدع ، فــإن استجابــوا فبهــا ونعمــت ، فهــم منكــم ومنــه ، وهــو منكــم كذلــك ، وإن أَبَــوْا يقلِّــل الزيــارات ، ولا يسترســل معهــم فــي المخالطــة ، مــادام أنَّــه يَئِــس مــن نصحهــم ، وجَــرَّب أنَّ نُصحَهُــم لا يُلَيِّنهــم ولا يُقرِّبهــم مــن السُّنــة ، ولا يُقلعــون عــن مــا هــم فيــه مــن البــدع ، فهــذا إذا كانــت هنــاك رابطــة لا يستطيــع أن يفاصلهــم مــن أجلهــا فإنَّــه يقلِّــل الزيــارات ، ومــن جــاءَه منهــم أكرمــه وناصحــه وشــدَّد عليــه ، وإذا دُعِــيَ إلــى دعــوةٍ واجبــة كوليمــة عــرس أَمَــر بالمعــروف ونهــى عــن المنكــر ، وحــذَّر مــن البــدع ، هنــاك مخالطــة عفويــة ، يمكــن للإنســان أن يتخلــص منهــا ، لكــن هكــذا ، يعنــي بعــض النــاس هكــذا ضحــوك مــع كــل أحــد ، هــذا مكمــنُ الخطــر ، وقــد عرفنــا رجــالًا بأسمائهــم انجرفــوا مــع أهــل البــدع ، وصــاروا حربًــا علــى إخوانهــم أهــل السُّنــة ، مــادام أنــه يواليهــم فهــو منهــم ، يلحــق بهــم ، مــادام اتخذهــم بطانــة يواليهــم ، ويمازجهــم ، ويخالطهــم ، هــذا هــو منهــم ، وقــد أفلــح هــؤلاء المبتدعــة فــي فصــل كثيــر ممَّــن ينتسبــوا إلــى السُّنــة عــن إخوانــه وأبنائــه حتــى صــارَ حربًــا عليهــم . نعــم .
http:// ar.miraath.net/ fatwah/ 5883?quicktabs_s itenews=2
————-