SESEORANG YANG SENANTIASA TIDAK SANGGUP MENUNAIKAN IBADAH PUASA, WAJIB MEMBERI MAKAN ORANG MISKIN
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz رحمه الله
Pertanyaan: Saya seorang yang sudah lanjut. Usia saya menginjak 70 th. Saya memiliki tanggungan puasa sebanyak 26 hari karena berbuka di bulan Ramadhan yang lalu. Hal itu telah berlalu beberapa tahun lamanya karena sakit yang saya derita pada sebagian besar hari-hari kehidupanku. Pertanyaan saya: Apakah saya harus mengqadha hari-hari tersebut dan membayar fidyah meskipun usia saya sudah lanjut ataukah saya hanya membayar fidyah sebagai pengganti qadha hari-hari tersebut? Lalu berapa kilo gram kadar sha’ itu?
Jawaban:
Apabila sakit anda masih diharapkan kesembuhannya, maka anda wajib mengqadha. Berdasarkan firman Allah:
ومن كان منكم كربضا أو على سفر فعدة من أيام أخر
Barang siapa di antara kalian sedang sakit atau dalam perjalanan (lalu berbuka), hendaklah ia berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.” [1]
Adapun bila anda menunda pelaksanaan qadha itu karena sikap bermudah-mudahan dari diri anda padahal di sana ada waktu-waktu yang anda mampu untuk mengqadhanya, maka hal itu mengharuskan anda melakukan qadha dan memberi makan seorang miskin untuk tiap hari yang anda berbuka padanya dengan disertai taubat kepada Allah subhanahu wa ta ‘ala karena anda telah menunda-nundanya. Dan yang wajib adalah setengah sha’ untuk tiap hari yang anda tangguhkan qadhanya hingga Ramadhan berikutnya dengan tanpa udzur. Sedangkan bobotnya kurang lebih satu setengah kilo gram. Makanan tersebut anda serahkan kepada para fakir miskin dan boleh juga anda menyerahkan seluruhnya kepada satu orang miskin saja.
Dan kapan saja anda tidak mampu mengqadha baik karena lanjut usia atau sakit yang tidak lagi diharapkan kesembuhannya sesuai dengan ketetapan dokter spesialis dibidangnya, maka gugur kewajiban qadha dari anda dan anda hanya wajib memberi makan (membayar fidyah) yaitu setengah sha’ untuk tiap hari yang anda berbuka padanya berupa makanan pokok penduduk negeri setempat seperti kurma, nasi (beras), atau selainnya. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kami dan anda menuju keridhaan-Nya.
Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/460
Alih bahasa : Syabab Forum Salafy
*********************************
Catatan Kaki:
- Surat al-Baqarah: 185
من عجز عن الصيام دائماً وجب عليه الإطعام
أنا رجل طاعن في السن وأبلغ من العمر سبعين عاماً وعليَّ ستة وعشرون يوماً أفطرتها في رمضان سابق مضت عليه سنوات عديدة وذلك بسبب مرض يتعهدني في معظم أيام حياتي، سؤالي: هل أقضي هذه الأيام وأفدي رغم كبر سني أم أفدي فقط بدلاً من قضاء هذه الأيام ؟ وما مقدار الصاع بالكيلو؟
إذا كنت ترجو العافية فعليك القضاء؛ لقول الله سبحانه: وَمَنْ كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ[1] أما إن كنت أخرت القضاء تساهلاً منك مع وجود أوقات تستطيع فيها القضاء فإنه يلزمك القضاء وإطعام مسكين عن كل يوم مع التوبة إلى الله سبحانه من التأخير. والواجب في ذلك نصف صاع عن كل يوم أخَّرت قضاءه إلى رمضان آخر من غير عذر، ومقداره كيلو ونصف تقريباً، يدفع الطعام للفقراء والمساكين ويجوز دفعه كله إلى مسكين واحد ومتى عجزت عن القضاء بسبب كبر السن أو مرض لا يرجى برؤه حسب تقرير الطبيب المختص سقط عنك القضاء ووجب عليك الإطعام وهو نصف صاع عن كل يوم من قوت البلد من تمر أو أرز أو غيرهما. وفقنا الله وإياك لما يرضيه.
[1] سورة البقرة ، الآية 185.