PRINSIP DAN CIRI-CIRI SYI’AH DAN RAFIDHAH
Al Ustadz Muhammad Afifuddin as sidawy
Dari sekelumit fakta sejarah kita dapat menyimpulkan adanya ciri khas pada syi’ah yang dari situ dapat diketahui bahwa seseorang memiliki paham Syi’ah atau Rafidhah.
Di antaranya adalah:
- Lebih mengutamakan Ali bin Abi Thalib dalam hal keutamaan dari pada Utsman bin Affan. Ini adalah pemahaman syi’ah yang ringan, pelakunya tidak dihukumi sesat.
Yang dihukumi sesat adalah yang mendahulukan Ali di atas Abu Bakar dan Umar dalam hal keutamaannya dan yang menghujat kekhalifahan para Khulafaur Rasyidin.
- Ghuluw dalam mencintai Ali dan keturunannya.
- Mencela bahkan mengkafirkan para sahabat terkhusus Abu Bakar, Umar, Utsman, ‘Aisyah, Abu Hurairah.
- Memiliki keyakinan Raj’ah.
- Memiliki keyakinan Al-Bada.
- Memiliki keyakinan reinkarnasi (tanasukhiyah).
- Memiliki keyakinan hululiyyah
- Memiliki keyakinan tajsim dan tasybih
- Pengagungan terhadap kuburan tokoh-tokoh mereka.
- Nikah mut’ah.
- Memilki pemahaman mu’tazilah dalam berakidah.
- Memiliki pemahman qadariyah dalam bab takdir.
Berikut ini daftar tambahan ciri-ciri lain Rafidhah atau syi’ah yang disebutkan para ulama:
- Tahrif (mengubah-ubah makna dan lafal) Al-Quran, bahkan mereka mengaku memiliki mushhaf Fatimah 60 juz.
- Menafsirkan semua ayat-ayat yang berisi pujian dan keutamaan dengan Ali dan keturunannya, sementara ayat-ayat yang berisi kecaman dan ancaman dengan Abu Bakr, Umar dan ‘Aisyah .
- Prinsip Taqiyyah (zhahirnya lain dengan batinnya) dalam kondisi mereka lemah atau minoritas, yang sesungguhnya adalah nifak (kemunafikan).
- Tidak mengucapkan “Amin” dalam shalat, sebagian mereka mengucapkanخَانَالأَمِينketika salam, sebagai ganti ucapan salam dalam shalat.
- Mengakhirkan buka puasa hingga munculnya bintang-bintang di langit.
- Mengakhirkan maghrib hingga munculnya bintang-bintang.
- Menggugurkan kewajiban jihad hingga keluarnya Al-Mahdi-nya mereka.
- Menggugurkan masa ‘iddah bagi wanita.
- Mereka tidak mengusap sepatu (المَسْحُعَلَىالخُفَيْنِ)
- Mereka tidak menggunakan liang lahad dalam mengkuburkan jenazah dan mengharuskan syiqq. [1]
- Selalu menjamak shalat, hingga mereka hanya shalat di 3 waktu.
- Menambahkan lafadz adzan:
أَشْهَدُأَنَّعَلِيًاوَلِيُالله
- Juga lafadz :
حَيَّعَلَىخَيْرُاْلعَمَل
12. Mengagungkan pembunuh Umar yaitu seorang budak bernama Abu Lu’luah Al-Majusiy.
Dan masih banyak lagi yang lain dan rata-rata mereka mengadopsinya dari Yahudi.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Sumber: Majalah Qudwah Edisi 23
Referensi:
- Minhajus Sunnah, Ibnu Taimiyah
- Al-Farqu bainal Firoq, Abdul Qadhir bin Thahir Al-Isfirayiniy
- Al-Milal wan Nihal, Muhammad Abdul Karim Asy-Syihristaniy.
- Asy-Syi’ah wa At-Tasyayyu’, Ihsan Ilahi Dhahir
- Al-Ilhad Al-Khumainiy, Muqbil bin Hadiy Al-Wadi’iy
- Syarah Aqidah Wasithiyah, Khalil Harras
Catatn Kaki;
1). Syiqq: Bentuk galian kuburan tempat mayit.