PENJELASAN DAN BIMBINGAN SEPUTAR KEKELIRUAN DAN PENYIMPANGAN YANG MUNCUL DARI ‘ABDUL HADI AL-‘UMAIRI (bagian 2)

PENJELASAN DAN BIMBINGAN SEPUTAR KEKELIRUAN DAN PENYIMPANGAN YANG MUNCUL DARI ‘ABDUL HADI AL-‘UMAIRI (bagian 2)

Dia (Abdul Hadi al Umairi) hadahullah berkata:

“Saya tidak sependapat dengan kandungan yang terdapat di dalam watsiqah tersebut dari berbagai perkara yang termasuk dari ushul perselisihan di antara kita dan mereka, maka kami tidak berharap (asy-syaikh -Muhammad al-Imam – ) melakukannya. Namun seorang yang tangannya di atas api tidalah sama seperti seorang yang tangannya di atas air, dan keterpaksaan saudaramu itu bukanlah suatu keberanian.”

1] Saya katakan: anda telah membenturkan antara kebenaran dan fakta. Anda mengatakan bahwa salaf orang ini dalam watsiqah tersebut adalah Nabi shallallahu ‘alaihi was salam dalam peristiwa shulh Hudaibiyah, namun kemudian anda bertingkah kontradiktif dan menetapkan bahwa watsiqah yang ditandatangani oleh Muhammad al-Imam terdapat perkara-perkara yang termasuk dari ushul (pokok) perselisihan, tetapi mengapa anda tidak menjelaskan sesuatu darinya kepada para pembaca? Saya tidak tahu, apakah karena jahil atau pura-pura jahil.

2] Bila anda tidak sependapat dengan kandungan yang terdapat di dalam watsiqah tersebut, lalu mengapa anda menentang pengingkaran para masyayaikh terhadap watsiqah tersebut?
Mengapa anda ridha dengan perjanjian ini dan menyebutnya dengan ash-shulhu ar-rasyid (perjanjian damai yang terbimbing) [1]?

Sungguh anda telah membela mati-matian Muhammad al-Imam bahwa ia melakukannya karena terpaksa. Padahal yang telah mendustakan dakwamu ini ialah dia sendiri (Muhammad al-Imam) ketika dia menjelaskan bahwa dirinya tidaklah terpaksa menandatangani watsiqah kufur, zhalim, lagi jahat tersebut, tidak dari dekat, tidak pula dari jauh. Bahkan dirinya siap untuk membatalkan watsiqah tersebut kapan saja dia inginkan, dimana ia mengatakan: “Ketahuilah, sesungguhnya perkara tersebut tetap berada di tanganku, segala puji bagi Allah. Tidak ada seorangpun memiliki jalan untuk memaksaku kecuali dengan kebenaran. Kapan saja kebenaran itu datang, maka kita semua harus tunduk di bawah kebenaran. Kita semua tunduk di bawah kebenaran. Kita semua hamba-hamba Allah, bukan hamba seorangpun. Kita bukan budak seorangpun.” Selesai penukilan darinya.

Apakah anda telah melihat tambatan kuda yang sudah anda lalaikan ataukah anda pura-pura lalai tentang tahdzir para ‘ulama darinya? Ketahuilah, itulah sikap keras kepala dan terus menerus di atas kebatilan.

~

Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?s=cec431c54a413a51b0801b264b10412c&showtopic=149898

* Alih bahasa : Syabab Forum Salafy

=========================

Catatan kaki:

1] Dia menulis sebuah artikel dengan judul “al-‘udzrus sadid lisy syaikh Muhammad al-Imam fish shulhil rasyid.”

******

قال هداه الله: ولست أوافق فيها على ماورد فيها من أمور هي من أصول الخلاف بيننا وبينهم……فماننتظر من الشيخ-أي:محمد الإمام- أن يفعل الذي يده في النار ليس كمن يده في الماء…ولكن مكرها أخاك لا بطل”.

1 ـ  أقول: أنت متخبّط حقّا وحقيقة ، تقرّر أن سلفه في ذلك هو النبي صلى الله عليه وسلم جرّاء ماحصل في صلح الحديبية، ثم تتناقض وتقرّ أن الوثيقة التي وقّع عليها محمد الإمام فيها أمور هي من أصول الخلاف، لكن لم تبين شيئا من ذلك للقرّاء ؟ -لا أدري جهلا أم تجاهلا-.
2 ـ وإذا كنت غير موافق على ماورد في الوثيقة ، فلماذا تعترض على استنكار المشايخ لها ؟
ولماذا رضيت هذا الصلح الذي سميته بالصلح الرشيد [1]؟
لقد دافعت على محمد الإمام دفاعا مستميتا على أنه مكره في ذلك ، والذي يكذّبك في دعواك هذه هو نفسه –محمد الإمام-حيث بيّن أنه ليس مكرها على التوقيع على تلك الوثيقة الكافرة الظالمة الجائرة لا من قريب ولا من بعيد وأنه مستعد أن يلغي ماوقّع عليه في أيّ وقت شاء حيث قال:”ألا وإن الأمر لا يزال بيدي بحمد الله ، فليس لأحد عليّ سبيل إلا بالحق، فمتى ماجاء الحق فكلنا من تحت الحق ،كلنا من تحت الحق، كلنا عبيد لله ، لسنا عبيدا لأحد ،لسنا عبيدا لأحد”.اهـ
أرأيت مربط الفرس الذي غفلت عنه أو تغافلت عنه في تحذير أهل العلم منه ، ألا وهو العناد والإصرار على الباطل.

————————-

[1] ـ كتب مقالا عنونه بــ” العذر السديد للشيخ محمد الإمام في الصلح الرشيد

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.