Ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc.
Al-Qawi, Yang Mahakuat, adalah salah satu nama Allah Yang Agung. Allah Subhanahu wata’ala menyebutkan nama ini dalam beberapa ayat-Nya.
إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ
“Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Hud: 66)
اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ
“Allah Mahalembut terhadap para hamba-Nya, Dia memberi reaeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Mahakuat dan Mahaperkasa.” (asy-Syura: 19)
إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Sesungguhnya Dia Mahakuat lagi Mahakeras hukuman-Nya.” (Ghafir: 22)
Asy-Syaikh Muhammad Khalil al-Harras mengatakan, “Asma Allah al-Qawi bermakna yang memiliki kekuatan. Kekuatan Allah Subhanahu wata’ala tidak akan tertimpa oleh kelemahan, kejenuhan, dan kehilangan yang menimpa kekuatan para makhluk. Allah Subhanahu wata’ala tidak akan merasa lemah karena menciptakan sesuatu, keletihan juga tidak akan menimpa-Nya.”
Sementara itu, semua kekuatan makhluk pada hakikatnya adalah milik- Nya. Dialah yang menyimpan kekuatankekuatan pada makhluk-makhluk itu. Apabila Allah Subhanahu wata’ala berkehendak mencabutnya, tentu Dia mampu. Telah disebutkan dalam hadits bahwa kalimat berikut ini,
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ؛ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
“Tiada kemampuan untuk mengubah suatu keadaan dan tiada pula kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Subhanahu wata’ala,” adalah salah satu simpanan dari simpanan-simpanan dalam surga. (Sahih, HR . al-Bukhari dan yang lain)
Dalam kisah pemilik dua kebun yang disebutkan dalam surat al-Kahfi, seseorang menasihati saudaranya,
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِن تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا
“Mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Masya Allah, laa quwwata illa billah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).’ Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan. (al-Kahfi: 39)
Demikian pula dalam surat al- Baqarah,
وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
“Seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (al-Baqarah: 165)
Buah Mengimani Nama Allah al-Qawi
Allah Subhanahu wata’ala sesembahan kita Mahakuat. Kekuatan kita berasal dari-Nya. Oleh karena itu, kita senantiasa memohon kekuatan dari-Nya dan mensyukuri pemberian-Nya. Tanpa bantuan-Nya, kita adalah makhluk yang sangat lemah. Kita juga harus menyadari bahwa selaku makhluk AllahSubhanahu wata’ala, kita tidak boleh merasa sombong dengan kekuatan yang dimiliki. Sebesar apa pun kekuatan kita, toh itu adalah pemberian Allah Subhanahu wata’ala. Suatu saat nanti, Allah Subhanahu wata’ala akan mencabutnya dari kita.
Lihatlah nasib raja-raja yang sombong di muka bumi ini, Fir’aun, Namrud, dan yang lainnya. Lihatlah nasib para diktator di muka bumi ini. Di manakah mereka sekarang? Menjadi apa mereka sekarang? Itulah kekuatan manusia. Oleh karena itu, janganlah seseorang semena-mena dengan kekuatan yang dia miliki lantas menindas orang-orang yang lemah dan menzalimi sesama manusia.
Hanya Allah Subhanahu wata’ala lah yang memiliki kekuatan yang mutlak, Dialah sembahan kita. Adapun sembahan selain Allah Subhanahu wata’ala, dia lemah, tidak memliki kekuatan yang hakiki. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ () مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekalikali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.Amat lemahlah yang menyembah danamat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (al-Hajj: 73—74)