Hukum menghadiahkan bacaan Al Qur’anul Karim untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau selain beliau?

Kumpulan Fatwa 
Syaikh Abdul’Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah ta’ala [wafat 1420H] 

Hukum menghadiahkan bacaan Al Qur’anul Karim untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau selain beliau? 

Soal: Hukum menghadiahkan bacaan Al Qur’anul Karim untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau selain beliau? 

Jawaban: 

Menghadiahkan bacaan Al Quran Al Karim untuk ruh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para mayit tidak memiliki ada asalnya, tidak disyariatkan, dan tidak dilakukan oleh para shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in.  Dan kebaikan hanyalah dicapai dengan mengikuti mereka.

Sementara itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  diberi pahala seperti pahala yang kita peroleh, segala kebaikan yang kita lakukan maka beliau mendapatkan pahala yang semisal dengan pahala kita, karena beliau orang yang menunjukkan kebaikan tersebut. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من دل على خير فله مثل أجر فاعله

“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukan kebaikan tersebut.” [HR. Muslim]
Beliau yang menunjukkan kebaikan bagi umat ini dan membimbing mereka untuk menunaikan kebaikan tersebut.

Jika seseorang membaca Al Quran, menegakkan shalat, berpuasa, dan bersedekah maka beliau diberi pahala seperti pahala orang yang melakukan ibadah tersebut dari kalangan umat ini karena beliau yang menunjukkan umat ini sehingga mengerti kebaikan tersebut dan melaksanakannya. Maka tidak ada hajat yang menuntut untuk menghadiahkan pahala bacaan Al Quran atau ibadah yang lainnya untuk beliau karena hal tersebut tidak ada dalilnya sebagaimana keterangan yang telah lalu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

“Siapasaja yang melakukan suatu amalan yang tidak dilandasi oleh perintah kami maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Al Bukhari dan Muslim]

Demikian juga membaca Al Quran untuk para mayit, hal ini tidak ada dalilnya bahkan yang wajib adalah meninggalkan perkara tersebut (yakni menghadiahkan bacaan untuk mayit).

Adapun bersedekah untuk para mayit dari kalangan kaum muslimin serta mendoakan mereka maka semua ini disyariatkan sebagaimana apa yang Allah ta’ala firmankan tentang sifat hamba-hamba-Nya yang shalih yang mengikuti para pendahulu mereka yang shalih:

]وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ[ [الحشر: 10] .

“Dan orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berberdoa: “Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman mendahului kami.” [QS. Al Hasyr: 10]

Allah menyariatkan shalat jenazah dalam rangka mendoakan  dan memohon rahmat bagi para jenazah. Demikian juga sedekah untuk mayit, sedekah tersebut bermanfaat bagi mayit itu sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian juga menghajikan dan mengumrahkan mereka, serta menunaikan utang mereka, semua ini bermanfaat bagi mayit yang memeluk agama Islam.

Sumber:  Majmu’ Fatawa Al ‘Allamah AbdulAziz bin Baz Rahimahullah ta’ala jilid 13 hal. 278-279

Alih Bahasa:
Abu Bakar Abdullah bin Ali Al Jombangi di Daarul Hadits Fiyusy, Lahj, Yaman

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.