HUKUM MENGAMBIL UPAH BAGI PEMBEKAM
Asy Syaikh Ubaid bin Abdillah al Jabiry حفظه الله
Pertanyaan: Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan wahai Syaikh kami.
ini adalah pertanyaan kelima belas dan terakhir; Seorang wanita dari Tunisia bertanya:
Saya biasa membekam sebagian Akhwat dan saya meminta bayaran sebagai ganti pembelian alat-alat yang terpakai. Apakah hukum perbuatan ini?
Jawaban:
Yang pertama: Wahai anakku dari tunisia,
sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu pernah berbekam, dan memberi upah kepada tukang bekam tersebut.
Yang kedua: Mungkin saja Akhwat-akhwat lain mengkritik perbuatan anda dikarenakan telah sampai kepada mereka sebuah hadits :
“Upah bekam adalah jelek”. (dan hadits ini shahih)
Akan tetapi, untuk mengkompromikan kedua riwayat hadits yang kita telah sebutkan maka kesimpulannya :
- Larangan dalam riwayat menunjukan hukumnya makruh.
- Adapun riwayat yang menyebutkan bahwah Nabi memberikan upah kepada tukang bekam ini menunjukan hukum pembolehan.
Maka hadits “Upah bekam adalah jelek” menunjukan larangan. Untuk mengkompromikannya adalah, bahwasannya larangan disini -yang mencela perbuatannya- menunjukan larangan yang bersifat makruh, bukan larangan yang bersifat haram.
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=143447#entry687806
Alih bahasa: Syabab Forum Salafy
********************************
جزاكم الله خير شيخنا، وهذا السؤال الخامس عشر والأخير؛
تقول السائلة من تونس: أقوم بحجامة بعض الأخوات، وآخذ على ذلك أجرًا نظرًا لحالتي المادية؛ فهل في ذلك شيء؟
أولًا: يا بنتي من تونس؛ احتجم النبي – صلَّى الله عليه وسلَّم- وأعطى الحاجم أُجْرَته.
وثانيًا: لعلَّ أخواتك انتقدن عملكِ لأنه بَلَغُهُنَّ حديث ((كَسْبُ الْحَجَّامِ خَبِيثٌ))، وهذا الحديث صحيح، لكن جمعًا بين هذا الحديث والذي ذكرته لكِ قبل؛ يُحمل النَّهي على الكراهة، أعني أنَّ الحديث الأول؛ وهو حديث احتجام النبي – صلَّى الله عليه وسلَّم- وإعطائه الحَجَّام أُجْرَته؛ هذا يُفيد الجواز، وحديث ((كَسْبُ الْحَجَّامِ خَبِيثٌ)) يفيد النهي، فالجَمْعُ بينهما أنَّ النهي هُنا الذي هو ذمُّ الفعل؛ للكراهة وليس للتحريم.