HUKUM GAMBAR MAHLUK BERNYAWA

HUKUM GAMBAR MAKHLUK BERNYAWA

Asy Syaikh Ahmad bin Yahya an Najmy رحمه الله

Pertanyaan: Hukum menggunakan gambar sebagai bahan praktek pelajaran?

Jawaban:

Menggambar makhluk bernyawa hukumnya haram sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : “Manusia yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah para penggambar, kemudian dikatakan kepadanya: “Hidupkanlah apa yang telah engkau buat”.!!

Dan pada hadits yang lain dengan lafadz : “Barang siapa yang menggambar sebuah gambar (makhluk bernyawa) maka kelak dia akan diperintahkan untuk meniupkan ruh padanya padahal dia tidak akan mampu meniupkan padanya ruh”.

Dan pada hadits qudsi bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sebagaimana yang beliau riwayatkan dari Rabb-Nya ” Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mencoba menciptakkan seperti ciptaan-Ku, maka coba dia menciptakan dzarroh (satu biji atom) atau dia menciptakan satu biji gandum”.

Dari semua hadits diatas menunjukkan tentang keharaman menggambar makhluk bernyawa, sama saja berbentuk patung ataukah berbentuk gambar biasa, dan sama saja baik menggambarnya dengan tangan atau menggunakan alat.

Sebagian pihak menyangka bahwa menggambar makhluk bernyawa jika (gambar tersebut) tidak memilki bayangan atau tidak berbentuk patung maka tidak mengapa, akan tetapi ini dugaan yang tidak bersandar pada dalil akan tetapi semata-mata hanya melihat realita saja dan meninggalkan nash-nash syariat yang kita diperintahkan oleh Allah untuk berhukum dengannya serta tunduk terhadap hukum-Nya.

Dan cukuplah membantah pendapat mereka ini hadits yang diriwayatkan imam al-Bukhari bahwasannya pernah suatu saat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang dari safarnya dan mendapati Aisyah telah menutupi bilik kamarnya dengan tirai yang bergambar, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berhenti dan tidak masuk kedalam, maka Aisyah berkata: “Aku berlindung kepada kepada Allah dari kemurkaan Allah dan Rosul-Nya, maka Beliau berkata: ” Wahai Aisyah sesungguhnya orang-orang yang menggambar seperti ini akan diadzab denganya pada hari Kiamat kemudian dikatakan kepadanya; “Hidupkanlah apa yang telah engkau buat.”

Kemudia Beliau memerintahkan Aisyah untuk menghapus gambar tersebut, demikianlah riwatnya atau yang semakna dengannya.

Maka pada hadits ini terdapat dalil bahwa gambar yang tidak memiliki bayangan juga haram sebagaimana yang memiliki bayangan, dikarenakan gambar yang ada pada tirai tersebut tidak memiliki bayangan, dan pendapat inilah yang benar.

Barang siapa yang berpaling dari pendapat ini maka sesungguhnya dia melakukannya semata karena hawa nafsu.

Para ulama berselisih tentang makhluk yang tidak bernyawa seperti gunung, pohon-pohon, lembah-lembah dan semisalnya, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu membolehkannya yaitu ketika beliau ditanya maka beliau berkata; “Kalau engkau terpaksa harus menggambar maka gambarlah sesuatu yang tidak memiliki ruh”.

Adapun pendapat yang tidak membolehkan gambar makhluk secara mutlak mereka berhujjah dengan hadits qudsi diatas yang berbunyi; “Maka hendaklah mereka menciptakan dzarroh (biji atom) atau menciptakan biji gandum “.

Akan tetapi yang lebih utama kita katakan ; Boleh menggambar mahkluk yang merupakan hasil karya manusia seperti gambar rumah, mobil, pesawat, senjata dan semisalnya, dan hendaknya kita menjauhi (tidak menggmbar) makhluk-mahkluk ciptaan Allah walaupun makhluk tersebut tidak memiliki ruh. Wallohu a’lam.

Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=108042

* Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

——————————————-

السؤال : ما حكم رسم ذوات الأرواح بحجة التعليم ؟

الجواب : التصوير لا يجوز لقول النبي صلى الله عليه وسلم :” أشد الناس عذابا يوم القيامة المصورون يقال لهم أحيوا ما خلقتم ” .
وفي الحديث الآخر ” من صور صورة كلف أن ينفخ فيها الروح وليس بنافخ ” وفي الحديث وهو قدسي يقول فيه النبي صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه ” فمن أظلم ممن ذهب يخلق كخلقي فليخلقوا ذرة فليخلقوا شعيرة ” .
وهذه الأحاديث تدل على تحريم التصوير لما فيه روح سواء كانت الصورة مجسمة أو غير مجسمة وسواء كان التصوير باليد أو بالآلة وقد زعم قوم أن التصوير لما لا ظل له أي لغير الصور المجسمة أن ذلك جائز إلا أنه زعم لا يستند إلى دليل وإنما هو مجاراة للواقع وترك للنصوص الشرعية التي أمرنا الله بالتحاكم إليها والخضوع لحكمها ويرد عليهم بما رواه البخاري أن النبي صلى الله عليه وسلم قدم من سفر ووجد عائشة قد سترت سهوة لها بقرام أي ثوب ، فيه صور ، فوقف ولم يدخل فقالت أعوذ بالله من غضب الله ورسوله فقال يا عائشة إن الذين يصورون هذه الصور يعذبون بها يوم القيامة يقال لهم أحيوا ما خلقتم ، ثم أمر بهتكه ” هذا أو معناه .
وفيه دليل على أن الصورة التي لا ظل لها محرمة كذات الظل لأن الصور التي في الثوب ليس لها ظل وهذا هو القول الصحيح ومن جنح عنه فإنما يفعل ذلك لهوى في نفسه . وقد اختلف في تصوير مالا روح فيه كالجبال والأشجار والأودية وما أشبه ذلك فأجاز ذلك ابن عباس لمن سأله وقال له :” إن كنت لابد فاعلا فصور مالا روح فيه . واحتج من منع بالحديث القدسي السابق ” فليخلقوا ذرة فليخلقوا شعيرة ” .
والأولى أن يقال بجواز تصوير ما يصنعه الإنسان كالبيوت والسيارات والطائرات والسلاح وغير ذلك . ويجتنب مخلوقات الله وإن كان مما لا روح فيه والله أعلم .

المصدر :
فتح الرب الودود في الفتاوى والرسائل والردود [ ج 1 ص 44 ]

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.