HAKEKAT CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH

HAKEKAT CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH

Manhaj-fsiAsy-Syaikh Usamah bin Su’ud al-‘Amry hafizhahullah

الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، أما بعد؛

Pada kebanyakan orang yang ada di zaman kita sekarang terdapat bencana yang menimpa, yaitu cinta dan benci bukan karena Allah Azza wa Jalla, tetapi cinta sebagian mereka kepada sebagian yang lain hanyalah karena untuk memperoleh manfaat dan menolak keburukan.

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma dia berkata:

من أحب في الله وأبغض في الله ووالى في الله وعادى في الله، فإنما تنال ولاية الله بذلك، وقد صارت عامة مؤاخاة الناس على أمر الدنيا، وذلك لا يجدي على أهله شيئًا.

“Barangsiapa mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, bersikap loyal karena Allah, dan memusuhi juga karena Allah, maka dengan hal itu saja akan bisa diraih kewalian dari Allah, dan kebanyakan persaudaraan diantara manusia dibangun di atas perkara dunia, dan hal itu tidak berguna sedikitpun bagi orang-orangnya.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata sebagaimana disebutkan dalam Majmu’ul Fatawa jilid 10 hlm. 610:

فإن من أحب إنسانا لكونه يعطيه فما أحب إلا العطاء، ومن قال إنه يحب من يعطيه لله فهذا كذب ومحال وزور من القول، وكذلك من أحب إنسانا لكونه ينصره إنما أحب النصر لا الناصر.
وهذا كله من اتباع ما تهوى الأنفس، فإنه لم يحب في الحقيقة إلا ما يصل إليه من جلب منفعة أو دفع مضرة، فهو إنما أحب تلك المنفعة ودفع المضرة، وإنما أحب ذلك لكونه وسيلة إلى محبوبه وليس هذا حبا لله ولا لذات المحبوب.
وعلى هذا تجري عامة محبة الخلق بعضهم مع بعض، وهذا لا يثابون عليه في الآخرة ولا ينفعهم، بل ربما أدى ذلك إلى النفاق والمداهنة، فكانوا في الآخرة من الأخلاء الذين بعضهم لبعض عدو إلا المتقين، وإنما ينفعهم في الآخرة الحب في الله ولله وحده.
وأما من يرجو النفع والنصر من شخص ثم يزعم أنه يحبه لله فهذا من دسائس النفوس ونفاق الأقوال.

“Sesungguhnya siapa saja yang mencintai seseorang karena orang tersebut memberinya sesuatu, maka dia tidaklah mencintai selain pemberian itu. Dan siapa yang mengatakan bahwa dia mencintai orang yang memberinya itu karena Allah, maka ini merupakan sebuah kedustaan, kemustahilan, dan ucapan dosa. Demikian pula seseorang yang mencintai orang lain karena orang itu menolongnya, maka dia hanyalah mencintai pertolongan tersebut, bukan mencintai orang yang menolongnya itu.

Dan ini semua termasuk mengikuti keinginan jiwa, karena hakekatnya dia tidak mencintai kecuali hal-hal yang sampai kepadanya berupa manfaat yang diraih atau tertolaknya keburukan, jadi dia hanyalah mencintai manfaat dan tertolaknya keburukan tersebut, dan dia mencintai hal itu hanyalah karena sebagai sarana untuk mendapatkan sesuatu yang dia cintai, dan yang semacam ini bukanlah kecintaan karena Allah dan bukan pula kecintaan kepada orang yang katanya dia cintai itu.

Atas dasar inilah berjalannya kebanyakan cinta sebagian orang kepada sebagian yang lain, dan mereka tidak diberi pahala atas cinta yang semacam ini di akhirat kelak dan tidak bermanfaat bagi mereka, bahkan seringnya hal itu menyeret kepada kemunafikan dan sikap basa-basi, sehingga di akhirat nanti mereka akan saling bermusuhan, kecuali orang-orang yang bertakwa. Dan yang akan bermanfaat bagi mereka di akhirat nanti hanyalah cinta dalam ketaatan kepada Allah dan karena Allah saja.

Adapun orang yang mengharapkan manfaat dan pertolongan dari seseorang, lalu dia mengaku bahwa dia mencintainya karena Allah, maka ini termasuk penyakit yang menyusup ke dalam jiwa dan ucapan kemunafikan.”

Yaa Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mencintai karena Allah dan membenci juga karena Allah.

***

✒ Ditulis oleh: Abul Harits Usamah bin Su’ud al-‘Amry

Semoga Allah mengampuninya, kedua orang tuanya, para gurunya, dan seluruh kaum Muslimin.

? Sumber: Channel telegram asy-Syaikh Usamah bin Su’ud al-‘Amry hafizhahullah

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.