APAKAH SEORANG MUKMIN BISA BERBUAT HASAD Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah ditanya, أيحسد المؤ من؟ “Apakah seorang mukmin bisa berbuat hasad?” Beliau menjawab, وما أنساك بنى يعقوب؟ “Apa yang menyebabkanmu lupa tentang kisah putra-putra Ya’qub (yang hasad terhadap Nabi Yusuf)?” (Uyunul Akhbar, ...
Apakah Seorang Mukmin Bisa Berbuat Hasad
Menjadi Orang Yang Dicintai Keluarga
MENJADI ORANG YANG DICINTAI KELUARGA Al-Imam Malik rahimahullah berkata, ينبغي للرجل أن يُحسِن إلى أَهل دارِه؛ حتى يكون أَحبَّ الناس إِليهم “Seseorang sepantasnya berbuat baik kepada keluarganya, hingga dia menjadi orang yang paling dicintai oleh mereka.” 📚 Al-Muntaqa Syarah Muwaththa’ lil Baaji, 7/212 ...
Obat Paling Bermanfaat
OBAT PALING BERMANFAAT Ibnul Qayyim rahimahullah berkata الدعاء من أنفع الأدوية، وهو عدو البلاء، يدافعه ويعالجه ، ويمنع نزوله، ويرفعه، أو يخففه إذا نزل، وهو سلاح المؤمن . “Doa merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Doa merupakan lawan bagi bala’, menghadangnya, mengobatinya, mencegah turunnya, mengangkatnya, meringankannya saat turun, dan merupakan senjata bagi seorang mukmin.” Ad Da’u wad ...
Merenungi Kematian
MERENUNGI KEMATIAN Al-A’masy rahimahullah berkata كنا نشهد الجنازة، ولا ندري من المعزى فيها لكثرة الباكين، وإنما بكاؤهم على أنفسهم لا على الميت Kami pernah menghadiri pemakaman jenazah. Saat itu, kami tidak mengetahui kepada siapa kami beryakziah karena banyaknya orang yang menangis. Akan tetapi, tangisan mereka tertuju kepada mereka sendiri, bukan tertuju kepada jenazah. 📚 Al-Aqibah Fi Dzikril Mauti Wal Akhirah Lil Isybili, hlm. ...
Keadaan Mukmin Setelah Beramal
KEADAAN MUKMIN SETELAH BERAMAL Tentang firman Allah, الَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ… (المؤمنون: 60 “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut….” (Al-Mu`minun: 60) Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, كَانُوا يَعْمَلُونَ مَا يَعْمَلُونَ مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ وَهُمْ مُشْفِقُونَ أَلَّا يُنْجِيَهُمْ ذَلِكَ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ “Mereka mengerjakan amalan-amalan kebajikan dalam keadaan khawatir bahwa amalan tersebut tidak menyelamatkan mereka dari azab Allah azza wa jalla.” (az-Zuhd hlm. 230, karya al-Imam ...
Mementingkan Pahala Akhirat
MEMENTINGKAN PAHALA AKHIRAT Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, لَوْ لَمْ يَكُنْ لَنَا ذُنُوبٌ نَخَافُ عَلَى أَنْفُسِنَا مِنْهَا إِلَّا حُبَّنَا الدُّنْيَا لَخَشِينَا عَلَى أَنْفُسِنَا مِنْهَا إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ “Kalau tidak ada dosa yang kita khawatirkan atas diri kita kecuali kecintaan kita terhadap dunia, sungguh (itu sudah cukup untuk) kita mengkhawatirkan diri kita. Allah azza wa jalla berfirman, تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللَّهُ يُرِيدُ الْآخِرَةَ “Kalian menghendaki harta benda duniawi, sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untuk kalian).” (Al-Anfal: 67) أَرِيدُوا مَا ...
Tawadhu Yang Benar
TAWADHU YANG BENAR Hasal al-Bashri rahimahullah ditanya tentang tawadhu (yang benar), maka beliau menjawab,” هو أن تخرح من بيتك، فلا تلقى أحدا إلا رأيت له الفضل عليك Tawadhu (rendah hati) yang benar adalah ketika engkau keluar rumah, tidaklah engkau bertemu seseorang melainkan engkau memandang bahwa dia memiliki kelebihan atasmu.” Mawaizh lil imam Hasan al-Bashri , hal. ...
Introspeksi Diri Seorang Muslim
INTROPEKSI DIRI SEORANG MUSLIM Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, لا يزال العبد بخير، ما كان له واعظ من نفسه، وكانت الحاسبة من همته “Seorang hamba akan senantiasa berada dalam kebaikan selama dirinya selalu menjadi penasihat bagi dirinya sendiri; dan selalu bersemangat untuk berintrospeksi diri.” Al-Bidayah wan ...
Orang Yang Lebih Mulia
ORANG YANG LEBIH MULIA Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata, أرفع الناس قدرا من لا يرى قدره، وأكثرهم فضلا من لا يرى فضله “Orang yang lebih tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak memandang bahwa dirinya memiliki kedudukan, dan orang yang lebih mulia adalah orang yang tidak memandang bahwa dirinya memiliki kemuliaan.” Siyar A’lam an ...
Seorang Muslim Mencela Dirinya Sendiri
SEORANG MUKMIN YANG MENCELA DIRINYA SENDIRI Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata mengenai firman Allah: وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ “Dan Aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri).” (QS Al-Qiyamah:2) Ia berkata, لا تلق المؤمن إلا يلوم نفسه: ما أردت بكلمة كذا؟ ما أردت بأكلة كذا؟ ما أردت بمجلس كذا؟ Tidaklah engkau menemui seorang mukmin, kecuali ia pasti selalu mencela dirinya sendiri (dengan mengatakan), “Apa tujuanku mengatakan ini? Apa tujuanku memakan ini? Apa tujuanku berada di majelis ini?” وأما الفاجر فيمض ...


