BISA JADI ENGKAU TIDAK MENYUKAI SESUATU, PADAHAL ALLAH MENJADIKAN KEBAIKAN YANG BANYAK PADANYA
Terkadang seorang hamba bersedih karena terjadinya sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah, tetapi pada kesempatan ini saya ingin mengingatkan sebuah kisah yang berkesan, agar kita mengetahui bahwa bisa jadi pada perkara-perkara yang ditakdirkan oleh Allah terdapat kebaikan yang besar untuk kita tanpa kita ketahui, dan Allah Ta’ala berfirman:
وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ.
“Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Disebutkan dalam sebagian kitab bahwa ada seseorang yang kaya raya senang berburu, maka suatu hari dia pergi berburu ditemani salah seorang pelayannya, dan pelayannya tersebut orang yang banyak berdzikir. Setiap kali tuannya ditimpa oleh sesuatu yang tidak dia sukai maka dia mengatakan kepada tuannya, “Mudah-mudahan itu termasuk kebaikan, wahai tuanku.” Sedangkan sang tuan hanya membiarkan saja dan tidak menanggapi.
Sampai suatu hari ketika dia keluar untuk berburu seperti biasanya, dia berhasil mendapatkan seekor rusa yang besar, maka sang tuan tersebut sangat gembira dengan hasil buruan itu, hanya saja ketika dia sedang memotong daging rusa tadi jarinya terluka cukup parah. Maka sang pelayan berkata kepada tuannya tersebut seperti biasanya, “Mudah-mudahan itu termasuk kebaikan, wahai tuanku.”
Maka sang tuan sangat marah karena masih merasakan pedihnya luka dan darah yang masih mengalir. Lalu dia pulang kemudian menyuruh untuk memukul pelayannya tersebut dan memenjarakannya. Sang tuan sekian hari lamanya masih merasakan sakit dari luka di jarinya tersebut. Namun dia rindu untuk berburu lagi sehingga dia merencanakan untuk keluar berburu kembali.
Ketika jarinya telah sembuh maka dia pergi sendiri tanpa ditemani oleh pelayannya yang masih dia biarkan di penjara seraya berkata, “Aku tinggalkan dia biar dia tidak kurang ajar lagi.”
Namun pada hari itu dia dikejutkan oleh orang-orang yang tinggal di goa yang termasuk orang-orang musyrik yang mereka memiliki patung yang mereka sembah. Sedangkan hari itu bertepatan dengan hari raya mereka. Maka mereka menangkapnya dan ingin mempersembahkannya sebagai kurban untuk patung mereka. Namun dia berteriak, “Jangan lakukan, aku akan memberi kalian harta dan budak yang banyak!” Tetapi mereka menolaknya, ketika dia sudah yakin akan binasa dan disembelih dan mereka telah membaringkannya hingga hampir menyembelihnya, tiba-tiba salah seorang dari mereka berteriak, “Hentikan, sesungguhnya sesembahan kalian tidak akan menerima kurban ini karena dia memiliki cacat berupa luka di jarinya, lepaskan dia dan carilah pengganti yang lain!”
Ketika mereka telah membangunkannya dan membiarkannya pergi, dia pun mulai memperhatikan jarinya yang terluka kemarin seraya mengatakan, “Mudah-mudahan ini termasuk kebaikan, mudah-mudahan ini termasuk kebaikan.”
Maka dia pulang kemudian menyuruh untuk membebaskan pelayannya dari penjara, lalu memanggilnya, memuliakannya dan memberinya baju yang paling bagus. Sang pelayan pun kemudian bertanya, “Apa yang terjadi?” Lalu sang tuan pun menceritakan kepadanya apa yang terjadi, maka sang pelayan tertawa sehingga tuannya marah dan berkata, “Apakah engkau mengolok-olok diriku?” Sang pelayan menjawab, “Tidak, demi Allah. Tetapi maksud saya; penjara dan belenggu bagi saya termasuk kebaikan.” Tuannya bertanya, “Bagaimana kok bisa demikian?” Sang pelayan menjawab, “Saya selalu menyertai Anda pagi dan petang, jadi jika Anda menurut mereka dianggap cacat, maka saya tidak memiliki cacat, sehingga saya bisa saja menggantikan Anda sebagai kurban untuk patung mereka.” Maka sang tuan menjawab, “Ya, demi Allah. Mudah-mudahan itu termasuk kebaikan, dan alangkah menakjubkan urusan seorang mu’min, sungguh semua urusannya baik baginya.”
Jadi, jika kita mungkin bersedih karena sebuah musibah yang menimpa kita, namun bisa jadi Allah menjadikan padanya kebaikan yang tidak bisa kita jangkau dan tidak bisa kita pahami dengan pikiran kita. Maka segala puji bagi Allah semata.
✒ Ditulis oleh: Asy-Syaikh Abu Muhammad Shalah Kantusy hafizhahullah
? Sumber : https://t.me/dourous_machaikhaden2/5686
——————
الحمد لله وحده، وصلى الله وسلم على من لا نبي بعده، أما بعد:
فإنه قد يحزن العبد على وقوع أمر قدره الله، لكني أحب أن أذكر في مقامي هذا قصة مؤثرة لنعلم أنه قد يكون فيما قدره الله لنا خير كبير ونحن لا نعلم والله تعالى يقول: والله يعلم وأنتم لا تعلمون.
ذكر في بعض الكتب أن رجلا من الأثرياء كان يحب الصيد فيخرج للصيد برفقة مولى له، وكان هذا المولى كثير الذكر، وكان كلما حصل للسيد شيء مما يكره يقول له المولى: لعله من الخير يا سيدي. وكان السيد يمرها له ويسكت، حتى جاء يوم وخرج للصيد كعادته فاصطاد غزالا كبيرا، ففرح السيد بهذا الصيد، لكنه في وقت تقطيع لحم الغزال أصاب أصبعه فجرحها جرحا بليغا، فقال المولى له كالعادة: لعله من الخير يا سيدي. فغضب السيد غضبا شديدا لما يجد من حرقة الألم ونزيف الدم فرجع فأمر بضربه وسجنه. وبقي السيد أياما يتعلل من أثر الجرح في أصبعه، ثم إنه اشتاق للصيد فقرر أن يخرج.
ولما تشفى أصبعه بعد فخرج بمفرده تاركا مولاه في قيده وسجنه قائلا: أتركه يتأدب، لكنه فوجئ في ذلك اليوم بأقوام من القبائل تسكن الكهوف من المشركين لهم صنم يعبدونه، وقد كان ذلك اليوم عيدهم، فأمسكوا به وزعموا تقديمه قربانا للصنم، فصاح قائلا: لا تفعلوا سآتيكم بكذا من المال والعبيد! فأبوا عليه فلما أيقن بالهلاك والذبح وأضجعوه لذلك حتى كادوا أن يفعلوا صاح بهم أحدهم وقال: توقفوا، إن إلهكم لا يقبل هذا القربان لأنه معيب به جروح في أصبعه اتركوه واستبدلوا غيره.
فلما أقاموه وتركوه يذهب جعل ينظر إلى أصبعه المجروحة وهو يقول: لعله من الخير لعله من الخير. ورجع فأمر فأطلقوا سراح المولى وأتي به فأكرم وألبس أحسن الثياب فقال المولى: ما الخطب؟ فحكى له ما وقع فجعل المولى يضحك، فغضب السيد وقال: أتهزأ بي؟ فقال: لا والله لكن سجني وقيدي كان لي من الخير. فقال: وكيف ذلك؟ قال: أنا رفيقك والغدوة والروحة، فلئن كنت أنت معيب عندهم، فأنا سليم لا عيب في وكنت أكون مكانك. فقال: نعم والله لعله من الخير، وعجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير.
فإن قد نحزن لأمر يصيبنا، لكن قد يجعل الله فيه من الخير ما لا ندرك ولا نعقل فالحمد لله وحده.
? كتبه أبو محمد صلاح كنتوش العدني.
? Sumber || https://t.me/dourous_machaikhaden2/5686