BERSUNGGUH-SUNGGUH PADA MALAM KEDUA PULUH TUJUH
Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhumaa berkata,
أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
Ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata,
يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنِّي شَيْخٌ كَبِيرٌ عَلِيلٌ يَشُقُّ عَلَيَّ الْقِيَامُ فَأْمُرْنِي بِلَيْلَةٍ لَعَلَّ اللَّهَ يُوَفِّقُنِي فِيهَا لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ
Wahai Nabiyullah, sungguh, aku adalah seorang yang tua renta dan memiliki penyakit. Berat bagiku untuk melakukan shalat malam. Oleh karena itu, perintahkanlah kepadaku dengan satu malam, yang mudah-mudahan pada malam tersebut, Allah memberiku taufik untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
قَالَ عَلَيْكَ بِالسَّابِعَةِ
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bersungguh-sungguhlah (beribadah) pada malam yang kedua puluh tujuh (malam ketujuh dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan).”
📚 HR. Ahmad no. 2149. Hadits ini dinilai, “Shahih sesuai syarat Imam al-Bukhari,” oleh Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah dalam ash-Shahih al-Musnad mimmaa Laisa fi ash-Shahihain no. 663 jilid 1 hlm. 547