BANTAHAN TERHADAP ASY-SYAIKH SHALIH AS-SUHAIMY (BAGIAN 11)
Asy-Syaikh Abu Ammar Ali bin Husain asy-Syarafy al-Hudzaify hafizhahullah
POIN KESEPULUH
Asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy mengatakan: Ibnul Qayyim mengatakan, “Diantara kaedah-kaedah syari’at dan hikmah adalah siapa saja yang banyak dan besar kebaikan-kebaikannya, maka kesalahannya dicarikan alasan dengan adanya kemungkinan maksud lain yang hal itu tidak diberikan kepada selainnya, dan dimaafkan untuknya hal-hal yang tidak dimaafkan untuk orang lain, karena maksiat seperti najis, sedangkan air jika mencapai dua qullah maka air tersebut tidak mengandung najis lagi.” [14]
Saya katakan: Termasuk perkara yang sangat disayangkan untuk saya katakan kepada asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy adalah; bahwa Masayikh Salafiyyun kita mereka adalah yang paling besar dalam berupaya mencari-carikan udzur bagi para ulama, dan mereka orang yang paling besar pembelaannya terhadap mereka. Oleh karena itulah mereka –dengan benar dan jujur- menghadang Haddadiyyah yang menyerang para ulama umat dengan serampangan, seperti terhadap an-Nawawy dan Ibnu Hajar serta yang lainnya, dan yang terakhir terhadap asy-Syaikh Al-Albany yang Haddadiyyah ingin menghancurkan begitu saja jasa besar dan jerih payah beliau, seandainya Allah tidak membangkitkan Masayikh kita yaitu Masayikh dakwah Salafiyyah untuk menghadang mereka.
Sungguh dakwah Salafiyyah telah terjun ke medan perang yang sengit melawan Haddadiyyah, di saat banyak Masayikh yang mulia yang tidak ikut terjun ke medan perang kita dalam melawan Haddadiyyah, dan tidak ada yang tersisa untuk menghadapi mereka kecuali semisal asy-Syaikh Rabi’ al-Madkhaly dan asy-Syaikh Muhammad Aman bin Ali al-Jamy serta yang semisal dengan mereka.
Adapun perselisihan kita dengan Asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy dan selainnya bukanlah pada masalah mencarikan udzur bagi pihak yang memang berhak untuk dicarikan udzur, tetapi masalahnya adalah mencari-carikan udzur untuk orang yang tidak berhak mendapatkannya dari orang-orang yang telah mengetahui hakekat (kebathilan) dan telah jelas baginya perkaranya, namun demikian engkau mendapati darinya sikap keras kepala dalam kebathilan.
***
? Catatan Kaki:
[14] Tanbih Dzawil Afham, hlm. 44
—
Sumber artikel: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=159780
Bersambung In Syaa Allah ..