Apakah Membaca Hadits akan Mendapat Pahala sebagaimana Membaca Al-Qur’an

membaca hadistPAHALA MEMBACA HADITS NABI

Telah didapati dalil-dalil tentang pahala yang akan diperoleh orang yang membaca Al-Qur’anul Karim. Yang jadi pertanyaan kami, adakah pahala yang didapatkan dalam membaca hadits-hadits Nabi? Berilah kami jawaban, barakallahu fikum.

Jawab: 

Samahatusy Syaikh al-Walid al-Imam Abdul Aziz ibnu Abdillah ibnu Baz  menjawab: “Ya, membaca ilmu syar’i seluruhnya ada pahalanya. Mempelajari ilmu dan menuntut ilmu termasuk jalan Al-Qur’an dan termasuk jalan As-Sunnah, sehingga mengandung pahala yang besar. Ilmu itu diambil dari Al-Qur’an dan dari As-Sunnah. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” [1]
Terdapat banyak hadits yang menyebutkan keutamaan membaca Al-Qur’an. Di antaranya sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam:

اقْرَؤُوْ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (HR. Muslim). [2]. Suatu hari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ –وَادِي فِي الْمَدِيْنَةِ– أَوْ إِلَى الْعَقِيْقِ فَيَأْتِي مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِي غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطِيْعَةِ رَحِمٍ؟ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، نُحِبُّ ذلِكَ. قَالَ: أَفَلَا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ k خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ، وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الْإِبِلِ

“Siapa di antara kalian suka pergi setiap pagi harinya ke Buthhan—sebuah wadi/lembah yang ada di Madinah—atau ke Aqiq lalu ia pulang dari tempat itu membawa dua unta betina yang besar tanpa melakukan dosa dan memutus hubungan rahim?” Kami menjawab, “Wahai Rasulullah, kami menyukai hal tersebut.” Beliau bersabda, “Tidakkah salah seorang dari kalian pergi ke masjid lalu di sana ia mempelajari atau membaca dua ayat dari Kitabullah, itu lebih baik baginya daripada dua unta. Tiga ayat lebih baik daripada tiga unta, empat ayat lebih baik daripada empat unta. Dan lebih baik daripada hitungan/jumlah yang sama dari unta. [3]. Atau sebagaimana disabdakan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadits ini menunjukkan keutamaan mempelajari Al-Qur’an dan membaca Al-Qur’an. Dalam hadits Ibnu Mas’ud  disebutkan bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    [4]مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَة، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka ia akan beroleh satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali kebaikan.” [5]

Demikian pula ketika seorang mukmin mempelajari As-Sunnah. Ia membaca hadits-hadits dan mengajarkannya, ia akan mendapatkan pahala yang besar, karena yang dilakukannya termasuk mempelajari ilmu. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga.” [6]
Ini menunjukkan, mempelajari ilmu dan menghafal hadits-hadits serta mengingat-ingatnya/mengulang-ulanginya termasuk sebab masuknya seseorang ke dalam surga dan selamat dari api neraka. Demikian pula ucapan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّقْهُ فِي الدِّيْنِ

“Siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya niscaya Allah akan pahamkan (faqihkan) ia tentang agama ini.” (Muttafaqun alaihi)
Tafaqquh fid din (memahami agama) termasuk jalan Al-Qur’an dan termasuk jalan As-Sunnah. Tafaqquh dalam As-Sunnah termasuk tanda bahwa Allah l menginginkan kebaikan pada si hamba, sebagaimana tafaqquh dalam Al-Qur’an merupakan tanda akan hal tersebut. Dalil-dalil tentang hal ini banyak, walhamdulillah. (Fatawa Nurun ‘alad Darb, al-Aqidah, hlm. 11—12)

Sumber : Majalah AsySyariah

———————————————–

Catatan Kaki:

1 HR. al-Bukhari dalam Shahih-nya dari hadits Utsman ibnu Affan.
2 Dari hadits Abu Umamah al-Bahili z.
3 Diriwayatkan oleh al-Imam Muslim dalam Shahih-nya dari hadits Uqbah bin Amir

4 Kelengkapan haditsnya:

لاَ أَقُوْلُ : {الم} حَرْفٌ، وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ

“Aku tidaklah mengatakan alim laam miim itu satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”

5 HR. at-Tirmidzi dalam Sunan-nya, disahihkan al-Imam al-Albani t dalam Shahih at-Tirmidzi dan Shahih al-Jami’ ash-Shaghir.
6 HR. Muslim dari Abu Hurairah.

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.