TIDAK BOLEH MENGAMBIL ILMU DARI AHLI BID’AH
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
Sesungguhnya tidak boleh mengambil ilmu dari ahli bid’ah sama sekali, walaupun dalam bidang yang tidak berkaitan dengan bid’ahnya. Misalnya kita menjumpai seorang mubtadi’ yang bagus dalam bidang ilmu Bahasa Arab, balaghah, nahwu dan sharaf.
Jika ada yang bertanya apakah kita akan duduk bermajelis dengannya dan belajar kepadanya pada bidang ilmu yang dia menguasainya dengan baik itu atau yang dia sebarkan itu?! Yang nampak dari perkataan Syaikh (wallahu a’lam siapa yang beliau maksud –pent) kita tidak boleh bermajelis dengannya, karena hal itu akan menyebabkan dua kerusakan:
kerusakan pertama adalah tertipunya orang itu sendiri dengan keadaan dirinya karena dia akan menyangka bahwa dia di atas kebenaran.
Sedangkan kerusakan kedua adalah tertipunya manusia dengan orang itu, karena melihat para penuntut ilmu berdatangan kepadanya dan belajar kepadanya. Padahal orang awam itu tidak bisa membedakan antara ilmu nahwu dan akidah.
Oleh karena inilah maka kami memandang bahwa seseorang tidak boleh duduk bermajelis mengambil ilmu kepada ahli bid’ah secara mutlak, walaupun keadaannya hingga seseorang misalnya tidak menjumpai ilmu Bahasa Arab, balaghah dan sharaf, kecuali pada ahli bid’ah itu, maka Allah akan memberikan kebaikan untuknya. Karena dengan kita mendatangi mereka dan bolak-balik ke tempat mereka tidak diragukan lagi hal itu akan menyebabkan mereka tertipu dengan diri mereka sendiri dan manusia pun akan ikut tertipu dengan mereka.
Alih bahasa: Abu Almass
Selasa, 18 Jumaadal Ula 1435 H