INILAH MANHAJ DAN AQIDAH SAYYID QUTUB
Berkata asy-Syaikh Rabi’ bin Haadi al-Madkhali -hafizhahullah-:
“Dan jika telah jelas bahwa Sayyid Qutub berada di atas manhajnya Ibnu ‘Arabi dalam pembenaran akidah wihdatul wujud, dan di atas manhajnya Jahm bin Shafwan dalam menolak sifat-sifat Allah dan dalam meyakini bahwa al-Quran adalah makhluk ciptaan, dan di atas manhajnya (Karl) Marx dalam paham Sosialisme, dan di atas manhajnya Freemansory dalam hal kebebasan beragama, ia menyeru kepadanya dan bahkan mengatakan bahwa Islam datang demi (menyuarakan) kebebasan beragama dan menghabisi fanatisme keagamaan, ia juga mengatakan bahwa ibadah bukanlah tugas hidup kita, ia berpendapat dengan pemikiran-pemikiran sekuler, lalu disuguhkan kepada para pemuda bahwasanya inilah Islam, setelah itu dikatakan bahwa; saya mencelanya!
Wahai saudaraku! Aku tidak mencelanya, demi Allah, sementara dia sudah selesai dari amal perbuatannya (meninggal, pent.), tetapi memang ucapan-ucapan ini ada dalam buku-bukunya sendiri!
Lalu apa dibenarkan bagi seorang muslim yang menghormati Islam dan kebenaran; setelah ia melihat kesesatan yang besar lagi meluas ini, lalu ia diam saja karena takut atau basa-basi atau nifak atau bahkan berpura-pura dengan taqiyyah?!
Demi Allah, seandainya darah kami tertumpah, demi Allah seandainya harta dan jiwa kami lenyap, sebagai tebusan untuk Islam, kami benar-benar akan mengatakan kalimat kebenaran, demi Rabb-nya langit dan bumi!
Demi Allah, kami akan mengatakannya sekalipun orang-orang tak menyukainya, demi Rabb penguasa langit!
Sumber: Dari Kitab “al-Firqatun Naajiyah, Ushuuluhaa wa ‘Aqaaiduha”, hal. 32-33.
Faedah dari Ustadz Muhammad Higa -hafizhahullah-
قال الشيخ ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله:
“وإذا تبين أن سيد قطب على منهج ابن عربي في تحقيق وحدة الوجود،
وعلى منهج جهم بن صفوان في تعطيل الصفات والقول بخلق القرآن،
وعلى منهج ماركس في القول بالإشتراكية،
وعلى منهج الماسونية في حرية الأديان، يدعو إلى حرية الأديان ويقول إن الإسلام جاء لحرية الأديان والإنقضاء على التعصب الديني،
ويقول؛ إن العبادة ليست وظيفة حياة، ويقول أفكارا مادية علمانية ماسونية وتقَدَّم لشبابنا أنها الإسلام، وبعد ذالك يقال؛ أنا أسبه!
يا أخي! أنا ما أسبه والله وقد أفضى إلى ما قدّم، لكن هذا موجود في كتبه، هل لمسلم يحترم الإسلام ويحترم الحق أن يرى هذا الضلال الكبير العريض ثم يسكت عنه خوفا أو مجاملة أو نفاقا أو تقية ؟!
والله لو تراق دماؤنا، والله لو تذهب أموالنا ونفوسنا إنها فداء الإسلام لنقولن كلمة الحق ورب السماء والأرض!
والله لنقولنها وإن رغمت أنوف، ورب السماء!”.
[الفرقة الناجية، أصولها وعقائدها، ص; 32-33]