Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkisah:
“Aku pernah masuk menemui Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan beliau berada di atas ranjangnya yang tampak ditambal lubangnya dengan benang.
Di bawah kepala beliau terdapat sebuah bantal yang bahan luarnya adalah kulit hewan yang disamak, sementara isinya adalah serabut pelepah kurma.
Antara kulit beliau dengan ranjang pembaringannya hanya terdapat sehelai pakaian.
Dalam kondisi demikian, Umar masuk menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seketika itulah, Umar menangis.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai Umar?”
Umar menjawab, “Sungguh demi Allah, tak ada yang membuatku menangis selain karena aku mengetahui bahwa engkau lebih mulia di sisi Allah dibandingkan Kisra (Raja Persia) dan Kaisar (Raja Romawi).
Mereka berdua hidup dengan fasilitas keduniaan yang tiada tara, sedangkan engkau berada pada tempat dan kondisi seperti yang aku lihat.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar, “Tidakkah engkau rela, wahai Umar, mereka mendapatkan dunia sementara kita meraih akhirat?”
Akupun turut menjawab, “Sudah barang tentu, wahai Rasulullah.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, “Memang demikianlah seharusnya.”
(HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 1163, Syaikh al-Albani menyatakan sebagai hadits hasan shahih)