TETAP MENAATI SUAMI MESKI DENGAN WAJAH CEMBERUT
Saya seorang istri yang menaati suami dan tunduk terhadap perintah-perintah Allah. Akan tetapi, aku tidak menemuinya dengan rasa senang dan wajah berseri-seri. Sebabnya, suami saya tidak menunaikan hak-hak saya yang wajib dia penuhi dalam hal pakaian. Aku memboikotnya di tempat tidur. Apakah aku berdosa berbuat demikian?
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan menjawab:
Allah ‘azza wa jalla mewajibkan pergaulan yang baik antara suami dan istri. Allah ‘azza wa jalla juga mewajibkan setiap pihak menunaikan hak pasangannya. Dengan demikian, akan sempurnalah manfaat dan maslahat pernikahan. Suami dan istri wajib bersabar terhadap kekurangan dan jeleknya pergaulan yang dia dapati dari pasangannya. Hendaknya ia tetap menunaikan hak pasangannya kemudian meminta haknya kepada Allah ‘azza wa jalla. Ini termasuk sebab langgengnya keluarga, tolong-menolong di dalamnya, dan lestarinya rumah tangganya.
Kami menasihati Anda, wahai penanya, agar bersabar menghadapi kekurangan yang terjadi dari suami Anda. Selain itu, hendaknya Anda menunaikan sepenuhnya hak-hak suami. Sebab, sungguh, akhir urusannya akan menjadi baik. Bisa jadi, penunaian kewajiban istri terhadap suami menjadi sebab dia malu dan sadar.
al-Muntaqa min Fatawa asy-Syaikh Shalih al-Fauzan, 3/242—243; diambil dari al-Fatawa al-Jami’ah lil Mar’ah al-Muslimah, 2/555
Sumber: Majalah Asy Syariah Edisi 100 || http://bit.ly/1TPAqI3