TEMPAT TERPENCIL BUKAN ALASAN UNTUK TAK BERBUAT
*Tim Reportase Majalah Qudwah
Saat itu menjelang larut malam. Situasi di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, Bojong, Klapanunggal Bogor dalam Keadaan tegang. Situasi benar-benar darurat. Kaca jendela rumah Pak Maman pecah di lempar masa. Rumah milik kakak kandung Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak yang terletak berdampingan dengan Pondok Pesantren Riyadhul Jannah ini telah menjadi sasaran amuk masa. Beruntung, aparat keamanana dari Polsek Klapanunggal, Bogor dan dua personil anggota Brimob cepat bergerak. Amuk masa yang nyaris tak terkendali, perlahan bisa di arahkan. Alhamdulillah
Masa yang berasal dari seputar pondok pesantren marah lantaran di picu ulah tak bertanggung jawab seorang anak muda. Akibat perilaku yang kurang santun, penduduk kampungpun tersinggung. Anak muda ini sebenarnya tengah mampir di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah seraya menunggu kepastian safar berikutnya. Namun, karena ulahnya, ketenangan kampung menjadi terobok-obok. Suasanapun jadi keruh. Anak muda yang mengaku berasal dari Aceh ini nyaris saja di hakimi penduduk kampung.
Situasi tegang ini bermuara di Kantor Kepala Desa Bojong. Kantor yang berjarak tidak jauh dari Pondok Pesantren Riyadhul Jannah di penuhi masa. Mereka berkumpul di halaman. Sementara pengurus pondok, tokoh masyarakat dan perwakilan warga bermusyawarah dengan penjagaan aparat yang ketat. Bahkan, pintu masuk kantor dijaga dua personil Brimob yang sengaja datang ke lokasi keributan. Begitu pula keadaan pobdok. Pengawasan aparat kepolisian terus disiagakan di sekitar pondok. Sungguh, suasana pondok begitu mencekam.
“Masyarakat menghendaki agar dia diusir,” kata Al Ustadz Abdurrahman Mubarak mengisahkan keinginan warga kampung Bojong. Kemarahan masyarakat tidak bisa sepenuhnya di salahkan. Keadaan mesyarakat yang belum memahami tradisi keislaman yang baik dan benar, bisa menjadi salah satu keadaan yang memicu terjadinya tindak anarkis. Karena kata-kata anak muda yang mengaku berasal dari Aceh ini, di rasa tak bersahabat, maka masyarakat menjadi murka. Akhlak anak muda satu ini belum begitu memadai. Pembawaannya yang tidak simpatik menjadikan dirinya tak di sukai.
Kisah itu begitu segar dalam ingatan para pengurus dan ahlussunnah di Bojong, Bogor. Kisah itu merupakan rekam jejak yang tersimpan rapi dalam file dinamika sejarah perkembangan Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, Bojong, Klapanunggal Bogor. Betapa tidak. Selang. Selang beberapa tahun kemudian, selepas ia berkelana di Yaman, anak muda ini membuat ulah di kancah dakwah ahlussunnah. Dengan angkuh, anak muda yang telah membuat onar di Bojong ini, melontarkan kata-kata dusta dan keji kepada Al Ustadz Luqman Ba’abduh. Dengan enteng, ia tak risih bertutur dusta di hadapan syaikh.
Akibat tindak tak berakhlak, ahlussunnah dan terkhusus pihak pondok menanggung kerugian yang tinggi. Tak sekadar di situ, dakwah ahlussunnah pun dipertaruhkan. Hubungan kemasyarakatan yang semestinya berlangsung tenang menjadi beriak dan mengeruh. Untuk mengembalikan pada keadaan semula, tentu memerlukan proses waktu yang tidak sedikit. Tak mengherankan, bila perizinan untuk tinggal di sekitar pondok begitu ketat. Bagi keluarga ahlussunnah yang ingin menetap di sekitar Pondok, harus memenuhi persyaratan yang di tentukan Pondok. Bila tak memenuhinya, maka di persilahkan mencari tempat lain. TEGAS tanpa BASA BASI.
Pondok Pesantren Riyadhul Jannah merupakan pesantren yang sarat kesederhanaan. Namun demikian, aktifitas keilmuan begitu menguat. Perkembangan pesantren ini banyak di warnai pertolongan dan kemurahan dari Allah Ta’ala. Walau lokasinya di tempat nan jauh dari hingar bingar megapolitan, namun dari tempat itulah memancar cahaya sunnah. Walhamdulillah.
Kini Pondok Pesantren Riyadhul Jannah terus berbenah. Di tengah kesibukan mengurus para santri, dakwah keluarpun terus berlangsung. Permusuhan kalangan hizbiyun terhadap dakwah Ahlus Sunnah semakin gencar. Di Cileungsi, Bogor, tempat yang tidak jauh dengan Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, telah berdiri radio selain Ahlus Sunnah. Dari sanalah peperangan terhadap Ahlus Sunnah di lancarkan. Dalam konstelasi dakwah semacam inilah keberadaan Pondok Riyadhul Jannah tidak bisa di lihat sebelah mata. Perannya teramat di Perlukan Umat. Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaganya.
Tempat terpencil bukan alasan untuk tidak berbuat yang terbaik bagi umat. Wallahu A’lam
Sumber: Majalah Qudwah Edisi 23 Vol.2 1436H/2014M