SEBAB-SEBAB KESELAMATAN DARI FITNAH-FITNAH
Oleh: Asy-Syaikh Abdullah bin Shalfiq Azh-Zhafiri hafizhahullah
KHUTBAH PERTAMA
Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam yang mengatakan di dalam kitab-Nya:
تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ◎ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَياةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
“Maha suci Dzat yang di Tanga-Nya ada segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapa diantara kalian yang paling bagus amalannya.” (QS. Al-Mulk 1-2)
Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah yang mengatakan:
إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ ، وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Sesungguhnya Aku telah meninggalkan kepada kalian, perkara yang jika kalian berpegang dengannya kalian tidak akan tersesat selamanya Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.”
Semoga shalawat dan salam terlimpah atas beliau, keluarganya, sahabatnya dengan keselamatan yang banyak sampai hari kiamat. Amma ba’du :
Wahai hamba Allah, bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, itu adalah wasiatnya Allah untuk orang terdahulu dan orang yang terakhir, dan taqwa itu adalah jalan keselamatan dari fitnah setelah pertolongan Allah dan itu adalah pengikat setiap kebaikan dan petunjuk.
Allah Ta’ala berfirman:
ۗ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ ۚ
“Kami telah wasiatkan kepada orang-orang yang diberi kitab suci sebelum kalian dan (juga) kepada kalian agar kalian bertakwa kepada Allah.” (QS. An-Nisa’131)
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah sekali kali kalian mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imran 102)
Wahai para hamba Allah, sesungguhnya di antara hikmah-Nya secara takdir dan syar’i, Allah menimpakan ujian dan cobaan atas bani Adam untuk membedakan antara orang beriman yang komitmen, yang berpegang teguh dengan kaidah-kaidah syariat, dengan orang munafiq yang lemah agama dan semangatnya dalam berpegang teguh dengan kaidah syariat.
Allah Ta’ala berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ◎ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia menyangka kalau mereka di biarkan begitu saja untuk mengatakan Kami beriman dalam keadaan mereka tidak diuji. Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka sehingga Allah tahu, mana orang orang yang jujur dan mana orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut 2-3)
Allah menjanjikan kepada orang yang beriman dan mengikuti (Rasulullah) untuk mendapatkan kesudahan yang baik.
Allah Ta’ala berfirman:
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا ۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ
“Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Yunus 103)
Dan Allah Ta’ala berfirman:
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS.Ar-Ruum 47)
Maka jika kaum mukminin komitmen dengan keimanan dan jujur kepada Allah dalam mengikuti syariat-Nya dan tetap teguh di atas agama-Nya dan sunnah nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam, maka Allah akan menyelamatkan mereka dari fitnah-fitnah dan menjadikan akibat yang baik buat mereka sepanjang zaman hingga hari kiamat.
Dan kebenaran itu akan di tolong dan akan di uji.
Maka janganlah engkau heran, karena ini adalah sunnahnya Dzat Yang Maha Pengasih.
Dan untuk selamat dari fitnah fitnah itu ada sebab-sebabnya, di antaranya adalah:
● Taqwa dan sabar
Allah Ta’ala berfirman:
وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan akibat yang baik itu untuk orang orang yang bertaqwa.” (QS. Thaha 132)
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Dan jika kalian bersabar (yaitu dalam berpegang teguh dalam syariat Allah dan atas gangguan di dalamnya) dan kalian bertaqwa, maka tidak memudharatkan kalian tipu daya mereka kepada kalian sedikitpun. Sesungguhnya Allah itu Maha meliputi segala apa yang mereka perbuat.” (QS. Ali Imran 120)
Maka bersabar, tetap tegar dan tidak mundur sedikitpun dari agama ini adalah sebab terbesar pertolongan Allah kepada hamba-Nya yang beriman, dan sebab terbesar kekokohan dan kemenangan agama mereka.
Allah Ta’ala berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajadah 24)
Berkata Syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullah:
بالصبر واليقين تنال الإمامة في الدين
“Dengan sabar dan yakin akan diraih kepemimpinan dalam agama.”
● Di antara sebab keselamatan dari fitnah fitnah, fitnah syahwat dan syubhat adalah jujur kepada Allah Ta’ala, karena jika seorang hamba jujur kepada Allah, Allah akan meluruskannya.
Allah Talala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, Bertaqwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama dengan orang-orang yang jujur.” (QS.At-Taubah 119)
Wahai para hamba Allah sesungguhnya Allah yang Maha Agung telah memperingatkan kita dari fitnah-fitnah dan memperingatkan dari terjerumus kedalamnya.
Karena fitnah itu bisa membinasakan dunia dan menghilangkan akhirat.
Dan Allah memperingatkan kita dari siksaan akibat dari fitnah-fitnah dengan segala bentuknya, fitnah syubhat, fitnah pemikiran pemikiran yang rusak, perkara yang diada-adakan dan bid’ah dan fitnah syahwat dan kerusakan.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan jagalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal 25)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
تُعْرَضُ الْفِتَنُ عَلَى الْقُلُوبِ كَالْحَصِيرِ عُودًا عُودًا فَأَيُّ قَلْبٍ أُشْرِبَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ وَأَيُّ قَلْبٍ أَنْكَرَهَا نُكِتَ فِيهِ نُكْتَةٌ بَيْضَاءُ حَتَّى تَصِيرَ عَلَى قَلْبَيْنِ عَلَى أَبْيَضَ مِثْلِ الصَّفَا فَلَا تَضُرُّهُ فِتْنَةٌ مَا دَامَتْ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُرْبَادًّا كَالْكُوزِ مُجَخِّيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُ مُنْكَرًا إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ
“Akan dibentangkan fitnah-fitnah kepada hati seorang hamba, sebagaimana dibentangkannya tikar sehelai demi sehelai. Maka hati yang mana saja menyerapnya, ia akan diberi titik dengan titik hitam. Dan hati mana saja yang mengingkarinya, ia akan di beri titik degan titik putih. Sampai akhirnya hati-hati terbagi menjadi dua: hati yang putih semisal (kaca) yang bening yang tidak di mudharatkan oleh fitnah, selama ada langit dan bumi. Hati yang lainnya berwarna hitam legam seperti gelas yang terbalik tidak mengenali perkara ma’ruf dan tidak mengingkari yang mungkar, kecuali apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya.”
● Dan sesungguhnya di antara sebab yang bisa menolak fitnah dan selamat darinya adalah; Senantiasa berpegang teguh dengan bimbingan para ulama.
Allah Ta’ala berfirman:
: وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِْ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka menyiarkannya. Dan seandainya mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulah kalian mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (QS. An-Nisa 83)
● Dan perkara yang bisa menolak fitnah setelah rahmat Allah dan taufik-Nya serta berpegang teguh dengan iman dan ilmu, adalah merujuk kepada wulatul Umur (pemimpin) dengan dua jenisnya: Wulatul umur pemimpin negara dan wulatul umur ulama yang dalam ilmunya.
● Dan di antara sebab tertolaknya fitnah adalah senantiasa berdo’a dan merendahkan diri kepada Allah dan memohon kepada-Nya keteguhan dalam agama.
Allah Ta’ala berfirman:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau sesatkan hati-hati kami, sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat Yang Maha Pemberi.” (QS. Ali Imran 8)
Dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam sering berdoa meminta kepada Rabbnya:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“Wahai dzat yang membolak balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”
Sesungguhnya selamat dari fitnah-fitnah adalah tuntutan syariat dan iman. Dan barang siapa yang selamat darinya maka dia adalah orang-orang yang menang. Dan barang siapa yang masuk ke dalam fitnah, maka dia adalah orang-orang yang binasa.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم
وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang.
Demi masa, Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan beramal saleh. Dan saling mewasiati untuk menetapi kebenaran dan saling mewasiati untuk menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr 1-3)
Kami berlindung kepada Allah dari penyimpangan dan kesesatan dan kami mohon kepada Allah keteguhan di atas agama dan sunnah.
بارك الله لي ولكم، في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم أقول ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
KHUTBAH KEDUA
Segala puji bagi Allah shalawat dan salam semoga terlimpah atas Rasulullah, pada keluarganya, sahabatnya dengan keselamatan yang banyak hingga hari kiamat.
Amma badu :
Wahai para hamba Allah sesungguhnya setan itu mendorong manusia kepada fitnah-fitnah, hawa nafsu, syubhat, dan syahwat. Dan sebab-sebab keselamatan dari godaannya (sebagai mana kalian telah mendengarnya), diantaranya adalah: Saling menasehati antara kaum muslimin. Saling menasehati muslim dengan saudaranya. Saling menasehati antara orang umum dan khusus, setiap diri menasehati yang lainnya. Saling mewasiati di antara mereka untuk berdiri menghadang Ahlul ahwa dan pengikut syubhat dan pengikut syahwat dan kerusakan.
Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:
الدين النصيحة قلنا: لمن يا رسول الله؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم
“Agama itu nasehat, di katakan kepada beliau untuk siapa wahai Rasulullah? beliau menjawab: Untuk Allah, untuk kitab-Nya, untuk Rasul-Nya dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin.”
Maka nasehat untuk Allah maksudnya dengan beribadah kepada Allah mentaati-Nya, menjalankan perintah-perintah-Nya, berhukum dengan syariat-Nya dan tidak melanggar Al-Qur’an dan sunnah.
Nasehat untuk kitab-Nya dengan berserah diri, berhukum dan memutuskan perkara dengan Kitab Allah, membacanya siang dan malam.
Nasehat untuk Rasul-Nya dengan cara mengikuti sunnahnya, mendakwah-kannya dan membelanya.
Dan nasehat untuk para pemimpin kaum muslimin dengan mencurahkan nasehat kepada mereka, hendaknya seorang muslim tulus kepada mereka, mendekat kepada mereka dalam menunaikan nasihat, mengingatkan mereka untuk takut kepada Allah dan menunaikan hak-Nya.
Wahai para hamba Allah, berpegang teguhlah dengan wasiat nabi kalian Muhammad shallallahu alaihi wasallam, niscaya kalian akan beruntung dan berbahagia. Beruntung di dunia ini dan beruntung serta berbahagia di akhirat.
Ya Allah, sesungguhnya kami memohonkan kepada-Mu petunjuk, keteqwaan, kehormatan diri, dan rasa cukup.
Ya Allah, sungguh kami mohon kepada-Mu surga dan segala apa yang mendekatkan kepadanya dari ucapan dan perbuatan.
Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari neraka, dan dari segala apa yang mendekatkan kepadanya berupa ucapan, berupa perbuatan.
والحمد لله رب العالمين
Catatan:
Transkrip Khutbah Jum’at yang beliau sampaikan pada tanggal 15 Syawwal 1439H di Masjid Jami’ Amirul Mukminin Muawiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma di Provinsi Hafr Al-Bathin
Sumber : https://goo.gl/u2vPo3