PERMISALAN SEDERHANA UNTUK MENJELASKAN KEBUSUKAN ORANG-ORANG YANG LEMBEK MANHAJNYA
Ada dua orang;
Yang pertama adalah Zaid, dia seorang yang terjatuh pada sebuah bid’ah atau beberapa bid’ah dan dia mengajak orang lain agar melakukan bid’ah tersebut.
Yang kedua adalah Ubaid, dia seorang yang mengingkari Zaid, membantahnya, dan mungkin mentahdzirnya.
Maka datanglah orang ketiga seorang yang lembek manhajnya dengan mengerahkan pasukannya yang berkuda dan yang berjalan kaki untuk menyerang Ubaid sebagai pihak yang mengingkari Zaid tadi, dan dia pun mulai menggunakan prinsip-prinsipnya yang lembek tersebut yang sifatnya mendorong sekaligus menakut-nakuti dengan mengatakan kepada Ubaid:
(1) Apakah Zaid seorang mubtadi’?!
(2) Apakah engkau ingin mengeluarkan Zaid dari salafiyyah?!
(3) Bukankah Zaid memiliki kebaikan-kebaikan, perjuangan, dan dakwah?!
(4) Apakah engkau telah menasehatinya?!
(5) Perbaikilah dan jangan melukai!
(6) Ucapanmu tidak memuaskan!
(7) Apakah Zaid sengaja dan bermaksud melakukan bid’ah?!
(8) Tidak boleh bagimu untuk menjarhnya, karena jarh wa ta’dil hanya berlaku khusus bagi riwayat!
(9) Mungkin saja dia telah bertaubat dari bid’ahnya!
(10) Prinsip-prinsipnya sesuai manhaj salaf!
(11) Bawalah ucapannya yang global kepada ucapannya yang terperinci!
(12) Ulama fulan saja memujinya!
(13) Apakah para ulama sepakat mentahdzirnya?!
(14) Engkau termasuk orang-orang yang ekstrim dan suka menjarh dan mentajrih!
Demikianlah, berbagai interogasi, interupsi, dan tuduhan terus tertuju kepada Ubaid, sementara kita menjumpai Zaid tidak perlu bersusah payah, karena telah dicukupi oleh orang yang lembek manhajnya ini tanpa perlu membantah, bahkan telah menyanjungnya, membelanya, dan mempromosikannya kepada manusia!
Maka pengaruh orang yang lembek manhajnya ini buruk karena menjadikan perjuangannya tertuju kepada upaya memerangi orang yang mengingkari kemungkaran dan menghadangnya, sementara orang yang terjatuh ke dalam kemungkaran dan bid’ah tidak hanya selamat dari serangannya, bahkan dia justru mendapatkan pembelaan dan perlindungan!
Jadi dia telah ikut andil dalam memperkokoh kekuatan ahli bid’ah, keras kepalanya, dan terus-menerus dalam kebathilannya!
Bayangkan, seandainya semua pihak sepakat untuk mengingkari ahli bid’ah ini dan menghadangnya secara total, niscaya tidak ada pilihan baginya selain bertaubat dan merasa hancur di hadapan sikap yang jelas dan keras pada tempatnya ini, atau minimalnya akan terbongkar kedoknya, jatuh, berakhir, dan padam, karena dia tidak menjumpai seorangpun yang mendukungnya!
***
? Sumber : https://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=145820