NASEHAT DAN PERINGATAN
Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i رحمه الله
Segala pujian hanya milik Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat dan salam terlimpah atas Nabi kita keluarganya, shahabatnya dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan.
Amma ba’du. Maka ini adalah pertanyaan manhaji yang mendidik, yang ditujukan kepada Orang Alimnya Yaman dan ahli Haditsnya, syaikh yang mulia Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah, dari sebagian akhwaat yang mulia, maka Asy-Syaikh menjawabnya. Maka hendaknya kita membaca jawaban beliau ini. Kita memohon kepada Allah semoga Dia memberi kemanfaatan dengannya kepada semua pihak.
Pertanyaan: Pada sebagian keadaan kami merasakan lemah semangat (futur) dalam berdakwah. Karena kami tidak mendapati orang yang menyambut (dakwah) kami dengan, dalih sikap keras kami yang berlebihan dan banyaknya jumlah akhwat yang lainnya. Akan tetapi (mereka) dengan kelembekkan agama dan komitmennya sehingga kami tiidak bisa membedakan mana yang iltizam diantara mereka dari yang selain mereka. Maka kami mengharap bimbingan untuk kami, semoga Allah memberkahi anda !?
Jawaban:
Yang saya nasihatkan kepada kalian, hendaknya tetap bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam meraih ilmu yang bermanfaat. Dan rasa futur (lemah semangat) itu bisa menimpa kita semuanya.
Dan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda :
”Sesungguhnya setiap-tiap amalan itu ada masa semangatnya. Dan masa semangat itu juga memiliki masa lemahnya (futur). Maka barang siapa yang masa lemah semangatnya itu (diarahkan) kepada sunnah maka sungguh dia telah mendapatkan petunjuk.”
Akan tetapi tidak sepantasnya untuk kita ragu terhadap manhaj yang kita ada diatasnya sekarang. Saya ingin agar kita semuanya merasa puas dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Karena Allah Azza wajalla berfirman :
Dan jika engkau mentaati kebanyakan orang yang di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. (QS. Al-An’aam116)
Dan Ia berfirman :
Dan sebagian besar manusia tidak beriman walaupun engkau sangat bersemangat. (QS. Yusuf 103)
Dan Ia berfirman :
Dan sedikit sekali dari kalangan hambaKu yang bersyukur (QS. Saba’ 13).
Maka tidak sepantasnya kita untuk tertipu dengan jumlah yang banyak dan (tertipu) dengan rasa lemah semangat. Bahkan seyogyanya kita, setiap kita melihat manusia berpaling : Kita semakin bertambah semangatnya dalam beragama. Kita semakin bertambah fokus dalam ilmu yang bermanfaat. Dan kita semakin berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Dan inilah yang semestinya dilakukan. Maka seorang Sunniy semestinya yang mempengaruhi orang lain, bukan ia yang terpengaruh (orang lain).
Maka Rasul shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
”Ditampakkan kepadaku seorang Nabi yang pengikutnya sejumlah orang, dan seorang nabi yang pengikutnya cuma dua orang, dan seorang nabi yang tidak ada pengikutnya seorangpun.”
Maka terkadang seorang Nabi tidak diikuti, yang beliau itu lebih banyak (keutamaannya) daripada kita dan kita tidak ada apa-apanya dibandingkan beliau. Tidak ada seorangpun yang mengikuti beliau. Akan tetapi beliau tetap kokoh. Maka semestinya kita semua tetap kokoh diatas al-Haq. Dan sungguh menakjubkan saya, ucapan seorang yang dulunya Nasrani kemudian masuk Islam. Dia berkata kepada sebagian ulama dan ia telah melihat sikap lembeknya kaum muslimin dan keadaan yang mereka ada padanya seperti kefasikan dan kejelekkan dan tidak komitmennya mereka (terhadap Islam), dia berkata :
”Dan sungguh saya telah puas, bahwasanya agama ini adalah benar. Demi Allah kalau seandainya semua orang yang ada dibumi ini murtad, niscaya saya akan tetap berpegang dengan agama ini.”
Sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diperintahkan untuk memuaskan dirinya kalau dirinya adalah seorang Nabi dari sisi Allah subhaanahu wata’aala. Maka kitapun diperintahkan untuk memuaskan diri kita kalau kita berada diatas alhaq. Jangan kita mengatakan : Kita tidak tahu, jangan-jangan kita, jangan-jangan kita (keliru). Dan mereka manusia ini semua diatas kebatilan. Dan hukum diantara kita dan manusia itu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
”Dan apa yang kalian perselisihkan padanya, maka hukumnya adalah diserahkan kepada Allah. (QS. Asy-Syuuro 10)
[Gharatu Al-Asyrithah ‘ala Ahli al-Jahl wa As-Safsathah jilid 1 hal 106-107 cet Dar Al-Haramain].
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=148906#entry703670
Alih bahasa: Ustadz Abu Hafs Umar حفظه الله
*** *** ***
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِـــيمِ
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد …
فهذا سؤال منهجي وتربوي وجِّه لعلامة اليمن ومحدِّثها الشيخ الفاضل مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله تعالى من قبل بعض الأخوات الفضليات فقام الشيخ بالإجابة عليه فلنقرأ هذه الإجابة، ونسأل الله تعالى أن ينفع بها الجميع.
الســؤال: في بعض الأحيان نحس بفتور للدعوة؛ لأننا لا نجد من يستجيب لنا بحجة تشددنا الزائد وكثرة عدد الأخوات الأخريات؛ ولكن بتمييع الدين والالتزام حتى لا نستطيع التفرقة بين الملتزمة منهن وغيرها، فنرجو التوجيه لنا بارك الله فيكم؟!
الجــواب: الذي أنصحكن بالجد والاجتهاد في تحصيل العلم النافع، والفتور يحصل لنا جميعـًا، والرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّم يقول: “إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً، فَمَنْ كَانَ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَدِ اهْتَدَى”؛ لكن لا ينبغي أن نشك فيما نحن فيه، أنا أريد أن نكون مقتنعين بسنة رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعلَى آلِـهِ وَسَلَّم؛ لأن الله عَزَّ وَجَلَّ يقول: (وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ) [الأنعام: 116]، ويقول: (وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ) [يوسف: 103]، ويقول: (وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ) [سبـأ: 13].
فلا ينبغي أن نغتر بالكثرة وبالفتور، بل ينبغي لنا أننا كلما رأينا إعراض الناس:
ـ ازددنا حماسة للدين،
ـ وازددنا إقبالًا على العلم النافع،
ـ وازددنا تمسكــًا بسُـنَّة رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِـهِ وَسَلَّم.
فهذا الذي ينبغي، والسُّـنَّي ينبغي أن يُؤَثِّـر في غيره ولا يتأثر، فالرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِـهِ وَسَلَّم يقول:(عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَرَأيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّهْطُ، وَالنَّبيُّ وَمَعَه الرَّجُلانِ، وَالنَّبِيُّ وَلَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ)، فربما لا يتبع النبي الذي هو أكثر منا ـ ولسنـا بشيء بجانبــه ـ لا يتبعه أحدٌ، ومع هذا يَثبُت، فينبغي لنا أن نثبت على الحق.
نصرانيــًا فأسلم قال لبعض العلماء وقد رأى تميع المسلمين وما هم فيه من الفسق والفجور وعدم التزامهم يقول: “لقد اقتنعت أنَّ هذا الدِّين حق، والله لو أرتدَّ من على الأرض كلهم لتمسكت بهذا الدِّين”.
حتى أنَّ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِـهِ وَسَلَّم كان مأمورًا بإقناع نفسه أنَّه نبي من عند الله سبحانه وتعالى، فنحن مأمورون بالاقتناع بأننا على الحق، ولا نقول: لا ندري لعلنا ولعلنا، وهؤلاء الناس كلهم على باطل، والحكم بيننا وبين الناس كتاب الله وسُنَّة رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِـهِ وَسَلَّم، (وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ) [الشورى: 10].
[غارة الأشرطة على أهل الجهل والسفسطة: 1/ 106-107، ط. دار الحرمين]