MUDAH UNTUK MENJADI MUDAH
Merupakan hal yang lumrah, ketika kita menjalani siklus kehidupan di muka bumi ini mendapati kesusahan. Roda kehidupan serasa berat perputarannya ketika kesulitan itu muncul. Semua cara dan teori mungkin akan dipraktekkan untuk lolos dari belenggu kesulitan dan kesusahan.
Islam hadir memberikan solusi terbaik untuk memutuskan belenggu kesulitan dan kesusahan menuju kemudahan. Allah telah sempurnakan Islam lebih dari seribu tahun yang lalu untuk menata seluruh sisi kehidupan insan. Tentu termasuk didalamnya, cara untuk terlepas dari kesulitan dan kesusahan.
Sebagai muslim yang berakal, cerdas, dan berselera tinggi tentu akan memilih solusi Islam dalam hidupnya. Kita yakin itulah solusi yang terbaik karena solusi itu datang dari Allah yang menciptakan, memiliki, mengatur dan mematikan kita semua. Hanya Allahlah yang mengetahui solusi tepat dan terbaik bagi para hamba.
Saking sempurnanya Islam, solusi yang diberikanpun mudah, bagi yang Allah mudahkan padanya. Allah telah memaparkan cara mudah untuk meraih kemudahan dalam firman-Nya,
{( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَاتَّقَىٰ وَصَدَقَّ بِالْحُسْنَىٰ فَنُيَسِيْرُهُ لِلْيُسْرَىٰ )} [الليل: ٥-٧]
“Adapun orang yang bederma, bertakwa, dan membenarkan surga, maka Kami akan memudahkannya menuju kemudahan” (QS Al Lail:5-7)
Dalam ayat ini Allah menyebutkan tiga sebab dimudahkannya seseorang menuju kemudahan:
Pertama, derma hamba, objek dalam ayat dari predikat bederma sengaja dihilangkan, dalam Bahasa Arab hal ini menunjukkan kemutlakan dan keumuman objek itu. Artinya hamba bederma dengan seluruh ketaatan, kemurahan hati dan ketundukan jiwanya.
Yang demikian itu mencakup derma jiwanya dari iman, taat, ikhlas, taubat, syukur, dan ihsan. Masuk padanya juga semua kemanfaatan dari harta, lisan, badan, niatan dan tujuannya.
Maka menjadilah jiwanya jiwa yang tunduk dan taat, jiwa ihsan. Jiwa yang selalu ditabiatkan untuk berbuat baik dan memberikan kemanfaatan ke orang lain. Dia berikan dari dirinya yang terbaik untuk diri dia sendiri dan selainnya.
Al Imam Ibnul Qoyim berkata, “Maka jiwa yang seperti itu kedudukannya seperti mata air. Manusia mengambil kemanfaatan darinya untuk minum, meminumkan hewan ternaknya dan mengairi tanamannya. Manusia mengambil kemanfaatan darinya bagaimanapun mereka kehendaki dan mata air itu selalu saja mudah untuknya.
Begitu pula orang yang diberkahi, selalu mudah untuk memberikan kemanfatan, bagaimanapun keadaannya. Maka balasan baginya, Allah mudahkan dia menuju kemudahan sebagaimana jiwanya mudah untuk bederma.” (At Tibyan Fi Aqsamil Quran 132) Kedua, takwa, yaitu menjauhi perkara-perkara yang Allah melarangnya. Dan ini sebab terbesar untuk meraih kemudahan, dan kebalikannya merupakan sebab terbesar untuk mendapati kesusahan.
Pelaku taqwa dimudahkan baginya perkara dunia dan akhiratnya. Orang yang tidak bertakwa walau mudah baginya beberapa perkara dunia, maka sesungguhnya perkara akhiratnya susah. Dan kesusahannya sesuai dengan peninggalannya dari ketakwaan. Adapun kemudahan yang dia dapatkan dari beberapa perkara dunia, seandainya dia bertakwa maka kemudahan yang akan dia dapati lebih sempurna.
Kalau Allah takdirkan perkara itu tidak mudah baginya, maka sungguh Allah telah mudahkan dari dunia apa yang lebih bermanfaat baginya dari apa yang dia dapatkan dengan selain takwa. Karena sesungguhnya ketenangan hidup, kenikmatan hati, keindahan, kelezatan, dan kebahagiaan rohani lebih mulia dan agung dari kenikmatan para penguasa dunia dengan sekian kelezatan dan syahwat mereka.
Allah memudahkan orang yang bertakwa dengan kemudahan yang tidak didapatkan oleh selainnya, seperti dalam firman-Nya,
{( وَمَنْ يَتَقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا )} [ الطلاق: ٤]
“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya” (QS Ath Thalaq: 4)
Dan Allah juga berfirman,
{( وَمَنْ يَتَقِ اللهَ يَجْعَل لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ )} [الطلاق :٢-٣]
“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Allah jadikan baginya jalan keluar dan berikan rezeki padanya dari sisi yang tidak disangka-sangka.” (QS Ath Tholaq:2-3)
Allah juga anugerahkan kemudahan pada pelaku takwa dengan menghilangkan darinya perkara-perkara yang dibenci dan ditakuti, dan memberikan padanya perkara-perkara yang dicintai dan diridai. Sebagaimana dalam firman-Nya,
{( مَنْ يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاَتِهِ وَيُعَظِمْ لَهُ أَجْرًا )} [الطلاق: :٥]
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan melipatgandakan pahalanya” (QS Ath Tholaq :5)
Allah karuniakan kemudahan kepada pelaku takwa dengan furqan, pembeda antara yang hak dan batil. Yang terkandung padanya cahaya, ilmu, pertolongan dan kesuksesan. Dan juga Allah berikan penghapusan kesalahan-kesalahan dan pengampunan dosa-dosa, dan hal ini merupakan puncak kemudahan. Simaklah ayat berikut,
{( يَاأيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُوا اللهَ يَجْعَل لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ )} [الأنفال: ٢٩]
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan bagi kalian furqan, menghapus kesalahan-kesalahan kalian, dan mengampuni kalian.”(QS Al Anfal:29)
Allah berfirman:
{( وَاتَّقُوا اللّهَ لَعَلَكُمْ تُفْلِحُونَ )} [آل عمران: ١٣٠]
“Bertakwalah kalian kepada Allah, mudah-mudahan kalian beruntung.”(QS Alu Imron :130)
Sebagaimana disebutkan dalam ayat ini, Allah menjanjikan bagi orang yang bertakwa keberuntungan, dan ini merupakan puncak kemudahan sebagaimana kebinasaan merupakan puncak kesulitan.
Allah juga berfirman,
{( يَأَيُهَا الَّذِينَ أَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَأَمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْن مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَكُمْ نُوْرًا تَمْشُون بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ )} [الحديد: ٢٨]
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan berimanlah kalian kepada Rasul-Nya, maka dengannya Allah akan datangkan kepada kalian dua bagian dari rahmat-Nya, dan jadikan bagi kalian cahaya yang kalian berjalan dengannya, dan juga ampunkan kalian.” (QS Al Hadid: 28)
Dalam ayat ini Allah menjamin bagi pelaku takwa tiga perkara: 1. Allah anugerahkan mereka dua bagian dari rahmat-Nya; pertama, bagian di dunia, dan yang kedua, bagian di akhirat yang berlipat ganda. 2. Allah berikan mereka cahaya, yang mereka berjalan dengannya di kegelapan-kegelapan yang ada. 3. Allah ampunkan dosa-dosa mereka dan ini puncak kemudahan.
Maka, sungguh Allah telah menjadikan takwa sebagai sebab untuk seluruh kemudahan, dan peninggalan takwa sebagai sebab untuk seluruh kesusahan. Ketiga, pembenaran al husna, dalam bahasa kita, yang terbaik yaitu surga. Kita meyakini adanya surga, tempat kembali abadi nan indah yang Allah siapkan sebagai balasan terbaik bagi para pelaku takwa. Pelaku takwa tentu membenarkan kalimat Lailaha illa Allah dan mengamalkan konsekuensinya dalam kesehariannya.
Al Husna dalam ayat dari Surat Al Lail itu ditafsirkan dengan kalimat Lailaha illa Allah, sebagaimana penafsiran Abu Abdirahman As Sulami dan Adh Dhohak. Adapun Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Abu Shalih, Zaid ibnu Salam dan Al Hasan rahimahumullah menafsirkan al husna dengan balasan Allah dari derma mereka. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ubai bin Kaab radhiyallah’anhu, beliau bertanya ke Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam tentang al husna, maka beliau bersabda, “al husna adalah janah”.
Bisa kita simpulkan, tiga sebab yang dengannya Allah memudahkan hamba untuk menuju kemudahan adalah derma hamba, takwa, dan pembenaran surga. Ambillah tiga sebab itu, berdoa, dan bersandar sepenuhnya kepada Allah niscaya Anda akan merasakan manisnya hidup ini. Nikmatilah manisnya dan tetaplah bersabar untuk menuju surga yang lebih dan lebih manis.
Fiyus, 13 Jumadil Ula 1435 Yang Ingin Mudah, Abu Abdillah Zaki Ibnu Salman