MENGINGAT KEMBALI HUKUM-HUKUM PUASA
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushaby hafizhahullah
###
MUQADDIMAH
الحمد لله رب العالمين والعاقية للمتقين ولا عدوان إلا على الظالمين والصلاة والسلام الأتمان الأكملان على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
وأشهد أن لا إله إلا الله، وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله. بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح الأمة وجاهد في الله حق جهاده حتى أتاه اليقين من ربه. فصلوات الله وتسليماته عليه وعلى آله وأصحابه وأتباعه إلى يوم الدين.
Ini adalah ringkasan hukum-hukum puasa, saya haturkan buat saudara-saudaraku kaum Muslimin dengan harapan semoga Allah menjadikannya bermanfaat bagi saya dan bagi mereka di dunia dan di akherat, sesungguhnya Dia Maha Mendengar, dekat, dan suka mengabulkan doa.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا.
BAB KE-1: RUKUN-RUKUN PUASA
Rukun puasa ada 4:
1. Orang yang berpuasa, yaitu seorang muslim dan muslimah.
2. Hal-hal yang seseorang berpuasa darinya, yaitu hal-hal yang membatalkannya.
3. Waktu berpuasa, yaitu sejak fajar shadiq hingga terbenamnya matahari.
4. Yang menjadi tujuan puasa, yaitu Allah dan ini merupakan niat.
###
BAB KE-2: SYARAT-SYARAT PUASA
Syarat-syarat puasa Ramadhan ada 7 dan terbagi menjadi 2 macam:
Pertama: Syarat keabsahannya:
1. Islam.
2. Berakal.
3. Berniat pada waktu malam dan dilakukan setiap hari. Waktunya sejak awal waktunya, yaitu ketika selesainya orang makan sahur.
Dari Hafshah Ummul Mu’minin radhiyallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ، فَلَا صِيَامَ لَهُ.
“Barangsiapa tidak meniatkan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya (tidak sah puasanya –pent).”
Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/284), Abu Dawud no. 2454, At-Tirmidzy no. 730, An-Nasa’iy (IV/196), Ibnu Majah no. 1700, Ibnu Khuzaimah no. 1933, Ibnu Hibban dalam Al-Majruhin (II/46) dan Ad-Daruquthny (II/172).
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah mengomentarinya pada catatan kaki terhadap kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar hal. 404 no. 626 dengan mengatakan: “Hadits ini menunjukkan bahwa perintah menghadirkan niat adalah di awal waktunya, yaitu ketika orang yang akan berpuasa selesai dari makan sahur.”
4. Bagi wanita, ditambah dengan bebasnya dia dari haidh dan nifas.
Kedua: Syarat terkena kewajiban untuk melakukannya:
5. Mampu.
6. Tidak sedang safar atau bepergian.
7. Baligh.
__________________________________________________________________
Sumber: Mudzakkirah Fii Ahkamis Shiyam
Alih bahasa: Abu Almass
Selasa, 19 Sya’ban 1435 H