Membantah Syubhat “Sikap terhadap seorang yang Ta’ashshub terhadap Kebatilan dan Pelakunya”

MembantahSYUBHAT2A

Fawaid Manhajiyyah dari asy-Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah

PERTANYAAN KETUJUH

Pertanyaan:

Ucapan Anda dalam membantah al-Anqar memberikan banyak manfaat. Akan tetapi, ada sebagian pemuda yang terpengaruh (syubhat) beralasan bahwa dia telah ditazkiyah oleh seorang syaikh. Ini satu jenis. Jenis yang lain adalah orang yang ta’ashub kepadanya. Bagaimana kita menyikapi kedua jenis orang ini?

Asy-Syaikh Ahmad Bazmul hafizhahullah wa ra’ahu menjawab:

Adapun orang yang ta’ashub kepadanya, kepada kebatilannya, dan tidak mau kembali kepada kebenaran, ini jelas: Setelah dinasihati dan diberi bimbingan (tetapi tidak berubah), dia ditinggalkan dan di-hajr (boikot) karena mereka ta’ashub kepada kebatilan dan pelakunya.

Adapun orang yang mengatakan bahwa ada ulama yang mentazkiyahnya, apabila dia adalah orang awam, tidak bisa membedakan kebenaran dan kebatilan, dia boleh mengikuti ulama yang mentazkiyah (al-Anqar), dengan syarat ia tidak boleh membicarakan (menyalahkan) ikhwan salafiyin yang mengkritiknya atau berbicara (tentang kesalahannya). Sebab, engkau seorang awam, dan mazhab seorang awam adalah sesuai dengan mazhab orang yang memberinya fatwa. Dia tidak boleh mendebat, menyalahkan, atau membantah dalil-dalil, karena dia bukan orang faqih.

Kalau dia berkata, “Aku orang faqih dan bisa memahami,” katakan kepadanya, “Jika demikian, engkau wajib menimbang antara dalil orang yang memujinya dan orang yang men-jarh (mengkritik)nya. Apabila ternyata dalil orang yang memuji didahulukan, maka dahulukanlah dalil itu dan amalkanlah. Adapun apabila ternyata dalil orang yang mengkritik lebih didahulukan dan lebih jelas, dahulukanlah jarh daripada ta’dil. Ini adalah perkara yang kita beragama kepada Allah Azza wa Jalla dengannya. Allah Azza wa Jalla Maha Mengetahui rahasia-rahasia manusia.”

Jadi, sikap terhadap mereka yang berdalil dengan adanya tazkiyah sebagian ulama terhadap Muhammad al-Anqar, ialah dijelaskan dan diterangkan kepadanya sebagaimana penjelasan di atas. Yakni, kalau dia orang awam, kewajibannya seperti itu (mengikuti fatwa ulama yang mentazkiyahnya), hanya saja ia tidak boleh membantah (orang yang mengkritik al-Anqar). Jika dia adalah penuntut ilmu, bisa membedakan (yang benar dan yang salah), kewajibannya adalah membedakan mana yang benar dan mana yang batil. Sebab, sesungguhnya kebenaran itu tidak tergantung pada pribadi tertentu. Kebenaran tidak tergantung kepada pribadi tertentu.

Saya khawatir, orang yang memberi tazkiyah terhadap Muhammad al-Anqar tidak mengetahui secara detail tentang keadaannya dan berbagai kesalahan manhaj serta sikap tala’ub (bermain-main) yang ada pada mereka. Muhammad al-Anqar ini, cukuplah sebagai bukti tala’ubnya terhadap kebenaran, plin-plannya sikap rujuknya kepada kebenaran, dan terus-menerusnya dalam kebatilan, ialah setelah kesalahannya dikritik dan dijelaskan, serta telah pasti enam kesalahannya, dia mendustakan apa yang jelas terjadi pada dirinya berdasarkan persaksian orang-orang tsiqah lagi tepercaya.

Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah bentuk tala’ub (main-main). Orang yang seperti ini di-jarh. Orang yang seperti ini di-jarh menurut ulama. Sebab, orang yang suka membuat tipu daya dan bermain-main, dia di-jarh menurut para ulama.

السؤال السابع : قد حصل النفع الكثير بكلامك في الأنقر ولكن هناك بعض الشباب الملبس عليهم بحجة أنه زكاه أحد المشايخ هذا صنف وصنف أخر متعصب له كيف يكون التعامل مع الصنفين ؟

الشيخ أحمد بازمول حفظه الله ورعاه :

أما المتعصب له لباطله ولا يرجع إلى الحق هذا واضح بعد النصيحة لهم والتوجيه لهم أن يتركوا ويهجروا لأنهم تعصبوا للباطل وأهله وأما الذين يقولون هناك من زكاه من أهل العلم فهؤلاء إن كانوا عواما لا يدركون الحق من الباطل فلهم أن يتبعوا من زكاه بشرط أن لا يتكلموا على من جرحه أو من تكلم فيه من الأخوة السلفيين لأنك عامي والعامي مذهبه مذهب مفتيه وليس له أن يجادل أو يأخذ ويرد في الأدلة لأنه لا يفقه , فإن قال أنا أفقه وأستطيع أن أفهم فتقول الواجب عليك أن تنظر بين دليل المعدل ودليل المجرح فإن كان دليل المعدل مقدم تقدمه وتعمل به وإن كان دليل المجرح واضح ومقدم فتجرحه وتقدم الجرح على التعديل وهذا أمر تدين الله عز وجل به , فالله عز وجل يعلم سرائر الناس .

فإذا التعامل مع هؤلاء الذين يستدلون بتزكية بعض العلماء لمحمدالأنقر هذا بأن يعني يبين لهم ويوضح لهم ما سبق إن كنتم عواما فلكم ذلك لكن لا تأخذوا وتعطوا في الرد وإن كنتم طلاب علم تميزون فالواجب أن تميزوا بين الحق والباطل فإن الحق لا يعلق بالأشخاص الحق لا يعلق بالأشخاص وأخشى أن يكون من عدل محمد الأنقر هذا ممن سبق أن ذكرت ممن لم يطلع على حاله وعلى ما عندهم من مخالفات منهجية وتلاعب ومحمد الأنقر هذا يكفيه تلاعبه بالحق ومرواغته عن الرجوع إلى الحق وإصراره على الباطل فهو بعد أن نوقش وبينت أخطائه وثبتت عليه ستة أخطاء ثم بعد ذلك يكذب هذه الأمور ويكذب ما وقع منه مما ثبت عليه بشهادة الثقات العدول فهذا لا شك أنه تلاعب ومثل هذا جرح مثل هذا جرح عند أهل العلم فإن المحتال والمتلاعب بالحق مجروح عند أهل العلم .

Sumber : http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=136061

Ditulis oleh Abu Muhammad as-Sunni al-Liibii
Dialihbahasakan oleh Abu Muhammad Syu’bah

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.