KESALAHAN-KESALAHAN YANG BANYAK TERSEBAR DI UMAT ISLAM
Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alus Syaikh [Menteri Urusan Agama Kerajaan Arab Saudi]
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM AKIDAH DAN TAUHID
Ketiga: Berbagai Bid’ah Dan Sebagian Hal-hal Yang Terlarang Yang Berkaitan Dengan Tauhid
2. Mengadakan Berbagai Macam Acara Peringatan Dengan Tujuan Mendekatkan Diri Kepada Allah
Hal itu seperti peringatan maulid Nabi shallallahu alaihi was sallam, peringatan hijrah, awal tahun Hijriyah, peringatan Isra’ Mi’raj dan semisalnya.
Peringatan-peringatan semacam ini bid’ah, karena hal itu merupakan acara berkumpul untuk melakukan amal dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, padahal tidak boleh mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan hal-hal yang Dia syariatkan, dan Dia tidak diibadahi kecuali dengan hal-hal yang Dia syariatkan sendiri. Jadi setiap perkara yang diada-adakan dalam agama adalah bid’ah, sedangkan bid’ah hukumnya dilarang.
Allah Ta’ala berfirman:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوْا لَهُمْ مِنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ.
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka apa-apa yang tidak diizinkan oleh Allah.” (QS. Asy-Syuraa: 21)
Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.
“Barangsiapa yang mengadakan perkara-perkara baru di dalam agama kita ini yang dia bukan merupakan bagian darinya maka hal itu tertolak.”
Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim dari hadits Aisyah. Sedangkan dalam sebuah riwayat Muslim disebutkan dengan lafazh:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka hal itu tertolak.”
Beliau juga bersabda:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ وَكُلُّ ضَلالَةٍ فِيْ النَّارِ.
“Setiap bid’ah adalah sesat dan setiap yang sesat berada di neraka.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Sedangkan dalam hadits Irbadh bin Sariyah yang masyhur Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ.
“Hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khalifah setelahku yang lurus dan mendapat hidayah, peganglah dengan sekuat-kuatnya dan gigitlah sunnahku itu dengan gigi geraham, dan waspadailah perkara-perkara yang diada-adakan, karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah.” (Lihat: Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (937) dan hadits ini juga dihasankan oleh Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah di dalam Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa fi Ash-Shahihain II/20-21 no. 921 dan di dalam Al-Jami’ Ash-Shahih Mimma Laisa fi Ash-Shahihain V/26-27 no. 3249 –pent)
Masih ada hadits-hadist lain yang menunjukkan larangan dari melakukan atau mengada-adakan bid’ah dalam agama Allah serta larangan bagi manusia untuk membuat syar’at bagi mereka sendiri berupa ibadah dan amal yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, jika itu semua tidak disyariatkan oleh Allah dan tidak pula oleh Rasul-Nya shallallahu alaihi was sallam.
Bersambung In Syaa Allah…
Sumber artikel: Al-Minzhaar Fii Bayaani Katsiirin Minal Akhthaa’isy Syaai’ah
Alih Bahasa: Abu Almass
Rabu, 5 Muharram 1436 H