Hukum Puasa Wanita Nifas Apabila Telah Suci Kemudian Kembali Muncul Sedangkan Ia Masih Dalam Rentang Empat Puluh Hari (Setelah Kelahiran)

HUKUM PUASA WANITA NIFAS APABILA TELAH SUCI KEMUDIAN DARAH KEMBALI MUNCUL SEDANGKAN IA MASIH DALAM RENTANG EMPAT PULUH HARI (setelah kelahiran)

Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz رحمه الله

Pertanyaan: Apabila wanita nifas telah suci dalam rentang waktu seminggu setelah kelahiran, sehingga kemudian ia berpuasa bersama kaum muslimin di bulan Ramadhan beberapa hari lamanya. Namun setelah itu, darah kembali muncul. Apakah pada kondisi ini, ia harus berbuka? Dan apakah mengharuskannya untuk mengqadha hari-hari yang ia telah berpuasa dan berbuka padanya?

Jawaban:

Apabila wanita nifas itu telah suci dalam empat puluh hari sehingga ia dapat berpuasa beberapa hari namun kemudian darah itu kembali muncul dan ia masih dalam rentang empat puluh hari, maka puasa wanita itu sah, namun wajib baginya meninggalkan shalat dan puasa pada hari-hari di mana darah itu kembali muncul padanya. Karena itu adalah darah nifas sampai ia kembali suci atau telah sempurna menjadi empat puluh hari.

Dan kapanpun ia telah menyempurnakan bilangan empat puluh hari (setelah kelahiran), maka wajib baginya mandi meskipun belum melihat tanda suci. Karena empat puluh adalah bilangan akhir wanita nifas menurut salah satu pendapat yang paling shahih di antara dua pendapat para ‘ulama.

Adapun setelah itu, wajib baginya berwudhu tiap kali hendak shalat sampai darah itu berhenti sebagaimana perintah Nabi shallallahu ‘alaihi was salam kepada wanita yang mengalami istihadhah. Dan bagi suaminya boleh menggaulinya setelah bilangan empat puluh hari meskipun belum terlihat tanda suci. Karena darah dan kondisi yang telah disebutkan merupakan darah fasad (rusak) yang tidak menghalangi shalat dan puasa, juga tidak menghalangi sang suami untuk berhubungan dengan istrinya.

Akan tetapi bila darah yang keluar setelah empat puluh hari itu bertepatan dengan kebiasaan haidhnya, maka ia meninggalkan shalat dan puasa dan darah tersebut teranggap sebagai haidh. Allah jualah Sang Pemberi taufik.

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/450

Alih bahasa : Syabab Forum Salafy

*********************************

حكم صوم النفساء إذا طهرت ثم عاد إليها الدم وهي في الأربعين

إذا طهرت النفساء خلال أسبوع ثم صامت مع المسلمين في رمضان أياماً معدودة ، ثم عاد إليها الدم ، هل تفطر في هذه الحالة ؟ وهل يلزمها قضاء الأيام التي صامتها والتي أفطرتها؟

إذا طهرت النفساء في الأربعين فصامت أياماً ثم عاد إليها الدم في الأربعين ، فإن صومها صحيح وعليها أن تدع الصلاة والصيام في الأيام التي عاد فيها الدم ؛ لأنه نفاس حتى تطهر أو تكمل أربعين ، ومتى أكملت الأربعين وجب عليها الغسل وإن لم تر الطهر ؛ لأن الأربعين هي نهاية النفاس في أصح قولي العلماء ، وعليها بعد ذلك أن تتوضأ لوقت كل صلاة حتى ينقطع عنها الدم ، كما أمر النبي صلى الله عليه وسلم بذلك المستحاضة ، ولزوجها أن يستمتع بها بعد الأربعين وإن لم تر الطهر ؛ لأن الدم والحال ما ذكر دم فساد لا يمنع الصلاة ولا الصوم ، ولا يمنع الزوج من استمتاعه بزوجته . لكن إن وافق الدم بعد الأربعين عادتها في الحيض فإنها تدع الصلاة والصوم وتعتبره حيضاً . والله ولي التوفيق .

© 1445 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks