USAHA, DOA, SEBAB DAN TAKDIR Ditulis oleh: Al-Ustadz Mukhtar Ibnu Rifai Usaha, Bagian dari Takdir Usaha adalah bagian dari takdir. Tidak ada kontradiksi antara usaha dan takdir. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata, “Jika pengejar akhirat mengetahui bahwa akhirat tidak akan digapai melainkan dengan keimanan, amal saleh, dan meninggalkan lawannya (amal buruk), ia akan bersemangat dan bersungguh-sungguh merealisasikan keimanan dan memperbanyak wujud-wujud keimanan yang terperinci. Ia akan bersungguh-sungguh melakukan amalan saleh yang akan mengantarkan dirinya menuju akhirat. Sisi yang ...
Usaha, Doa, Sebab, dan Takdir
Mengejar Dunia dengan Amalan Akhirat adalah Kesyirikan
MENGEJAR DUNIA DENGAN AMALAN AKHIRAT ADALAH KESYIRIKAN Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman Slogan ‘waktu adalah uang’ telah demikian mendarah daging dalam hidup mayoritas manusia serta menjadi prinsip yang mengiringi aktivitas mereka. Bukan sekadar slogan yang kosong dari makna, karena berbagai macam cara pun akan ditempuh manusia untuk mengejar apa yang dinamakan dengan uang. “Gunung kan kudaki, lautan kan kuseberangi. Lembah akan kulalui, bahkan mati akan kuhadapi,” kata mereka. Ada manusia, yang tak peduli siang ataupun malam, terus-menerus waktunya ...
Hikmah Terjatuhnya Sebagian Orang Yang Ikhlash Dalam Kesalahan
HIKMAH TERJATUHNYA SEBAGIAN ORANG YANG IKHLASH DALAM KESALAHAN Asy-Syaikh Abdurrahman bin Yahya Al-Mu’allimy rahimahullah Ketahuilah bahwasanya Allah Ta’ala terkadang menjatuhkan sebagian orang-orang yang ikhlash pada sebuah kesalahan sebagai ujian bagi yang lain; yaitu apakah mereka akan mengikuti kebenaran dan meninggalkan pendapat orang yang salah tersebut, ataukah justru mereka tertipu dengan keutamaan dan kemuliaannya? Adapun ulama yang salah tersebut mendapatkan udzur, bahkan dia mendapatkan pahala karena ijtihadnya dan tujuannya yang baik serta tidak meremehkan usaha. Tetapi orang yang mengikuti semata-mata ...
MIZAN, yang Kita Nantikan
MIZAN, YANG KITA NANTIKAN Ditulis oleh: Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan Makna Mizan Mizan secara etimologi (bahasa) adalah alat yang digunakan untuk mengukur (bobot) segala sesuatu, sehingga benda tersebut dapat diketahui beratnya. Adapun makna mizan menurut syariat adalah timbangan yang Allah Subhanahu wa ta’ala letakkan pada hari kiamat nanti untuk menimbang amalan para hamba-Nya. (Syarh Lum’atul I’tiqad hlm. 120) Dalil-Dalil Adanya Mizan Dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah yang menunjukkan adanya mizan pada hari kiamat cukup banyak jumlahnya. Tidak mungkin disebutkan semuanya di sini. ...
Memilih Teman Membentengi Keyakinan
MEMILIH TEMAN MEMBENTENGI KEYAKINAN Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan hamba-hamba-Nya dengan menganugerahi mereka sifat ulfah (kedekatan sesama mereka) di dalam agama, memberikan taufik kepada akhlak yang paling mulia, menganugerahi mereka sifat sayang kepada kaum mukminin, menghiasi mereka dengan akhlak yang mulia dan perangai yang diridhai. Menjadikan mereka meneladani Rasulullah n dalam perbuatan, akhlak, pergaulan, dan amalan mereka. Karena Allah Subhanahu wa ta’ala telah memuji beliau dalam sebuah firman-Nya: “Sesungguhnya engkau berada di atas ...
Buah Mengimani Takdir
BUAH MENGIMANI TAKDIR Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak Di antara rukun iman yang wajib kita imani adalah iman kepada takdir. Iman kepada takdir merupakan perkara yang disepakati kaum muslimin, sampai akhirnya muncullah kelompok bid’ah Qadariyah yang menyempal dari akidah kaum muslimin dalam hal takdir. Dua orang tabi’in pernah menghadap seorang sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, Abdullah bin Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhuma. Keduanya mengadu kepada beliau tentang munculnya beberapa orang yang memiliki pemikiran bid’ah dalam masalah takdir, yakni menolak ...
Buah Kesabaran Dan Akhlak Mulia
BUAH KESABARAN DAN AKHLAK MULIA Seorang shahabat dan putra shahabat yaitu Abdullah bin Ja’far [1] radhiyallahu anhuma memiliki seorang budak wanita yang pandai menyanyi (tanpa music –pent) yang bernama Umarah. Beliau sangat mencintainya dan budaknya tersebut memiliki kedudukan di hatinya yang tidak dimiliki oleh budak-budak wanitanya yang lainnya. Pernah Abdullah bin Ja’far pergi memenuhi undangan Mu’awiyah bin Abi Sufyan dengan membawa Umarah. Suatu hari Yazid bin Mu’awiyah mengunjunginya di penginapannya, lalu Abdullah mengeluarkan Umarah di hadapan Yazid. Ketika melihatnya ...
Sepenggal Doa Ibunda
SEPENGGAL DOA IBUNDA Ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin “Masa silam saya kelam,” ucap anak muda itu mengenang masa lalunya. Penampilannya yang necis tak membersitkan sedikit pun sebagai mantan pecandu obat terlarang. Rambut lurus bagai kucai dipotong pendek. Sisirannya yang dibelah tengah menambah tampilan lebih apik. Semburat wajahnya menyimpan keteduhan. “Dulu, ganja, putaw, atau sabu adalah teman setia saya,” lanjut pemuda itu. Awal dirinya berkenalan dengan barang-barang terlarang adalah dari teman bergaul. Beberapa teman sepermainan menyeretnya untuk coba-coba mengisapnya. Satu, ...
Dahsyatnya Neraka
DAHSYATNYA NERAKA Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak Iman tentang adanya surga dan neraka adalah satu prinsip dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Surga dan neraka adalah dua makhluk Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah diciptakan, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Aku masuk ke surga, aku pun melihat istana di sana.” “Aku juga melihat al-Kautsar.” “Aku melihat ke surga, ternyata kebanyakan penduduk surga adalah demikian (yakni orang-orang fakir). Aku juga melihat neraka dan ternyata kebanyakan penghuninya adalah ...
Menelan Pahitnya Ujian Dalam Beraqidah demi kehidupan Hakiki
MENELAN PAHITNYA UJIAN DALAM BERAQIDAH DEMI KEHIDUPAN HAKIKI Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak Semua orang tidak pernah menduga dan mengharapkan adanya gangguan dan rintangan yang menghalangi jalan hidupnya kecil maupun besar, sedikit maupun banyak, dan ringan ataupun berat. Terlebih di saat dia ingin bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, mengemban tugas di mana dia diciptakan untuk itu, berharap tidak ada yang akan mengganggu, menyakiti, dan mencelanya. Hanya saja itu semua sekadar harapan dan keinginan. Sunnatullah telah mendahului harapan ...