CARA MEMPERLAKUKAN SEORANG ISTERI YANG DURHAKA KEPADA SUAMI
Pertanyaan:
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah
ما حكم نشوز المرأة؟ وإذا لم ينفع الهجر، فهل تُفارق؟
Apa hukum durhakanya seorang isteri? Dan jika pemboikotan sudah tidak lagi bermanfaat, apakah ia dicerai saja?
Jawaban:
نشوز المرأة هو ترفعها على زوجها، وهى من نَشَزَ الأرض وهو المرتفع، فإذا ارتفعت عليه في أخلاقها، وأدابها وعصت أوامره فقد نَشَزَتْ، وإذا منعت حقها عليه فهذا هو النُشُوز
Nusyuz (durhaka) seorang wanita adalah merasa tingginya dia di atas suaminya. Diambil dari kata نَشَزَ الأرض yang artinya tanah yang tinggi. Maka, jika ia merasa tinggi dari suaminya dalam akhlak dan adabnya, dan ia memaksiati perintah-perintah suaminya, maka sungguh dia telah melakukan nusyuz (durhaka). Jika ia tidak menunaikan hak suaminya atasnya, maka ini nusyuz.
وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ
“Dan wanita-wanita yang kalian kawatirkan sifat durhakanya, maka nasihatilah mereka.” (QS. An-Nisaa: 34)
هذا أول شئ يعالج بالموعظة
Ini adalah perkara pertama, diobati dengan nasihat.
وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ
“Dan boikotlah mereka di ranjang-ranjang mereka.” (QS. An-Nisa: 34)
الحالة الثانية: وهو الاعراض عنها في المضجع، هذا الحالة الثانية، هو الاعراض عنها في المضجع قيل لا ينام معها، وقيل ينام معها ولا يلتفت إليها
Keadaan yang kedua, yaitu (suami) berpaling darinya di tempat tidur. Ini keadaan kedua yaitu berpaling darinya di tempat tidur, ada yang mengatakan: “Tidak tidur bersamanya.” Ada yang mengatakan: “Tidur bersamanya tapi tidak menoleh kepadanya.”
وَاضْرِبُوهُنَّ
“Dan pukullah mereka.” (QS. An-Nisaa: 34)
العلاج الأخير، الضرب غير المبرح، المراد الضرب غير المبرح، الزوج يضرب زوجتهُ، إذا نَشَزَت، وأبت أن تبذل لهُ حقهُ عليها، فلهُ أن يعالجها بهذه الخطوات، الموعظة؛ الهجرفي المضجع؛ في آخر شيٍ الضرب لكنه يكون ضربًا غير مبرح، لا يكسر عظمًا ولا يشقُّ جلدًا ويحُصل به التأديب
Terapi terakhir, memukul yang tidak mencacati. Yang dimaksud dengan pukulan yang tidak mencacati, seorang suami memukul isterinya jika sang isteri durhaka dan tidak mau menunaikan hak suami atasnya. Maka sang suami boleh mengobatinya dengan langkah-langkah ini. Menasihatinya, memboikotnya di tempat tidur, dan yang paling terakhir adalah memukulnya. Akan tetapi pukulan yang tidak mencacati, yang tidak mematahkan tulang, tidak merobek kulit dan dengannya diperoleh maksud untuk mendidiknya.
? Sumber : https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/16018