BOLEHNYA BERDOA DALAM SUJUD DENGAN DOA-DOA DALAM AL-QURAN

BOLEHNYA BERDOA DALAM SUJUD DENGAN DOA-DOA DALAM AL-QURAN

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

Pertanyaan:

يقول هذا السائل: أسأل عن حديث الرسول صلى الله عليه وسلم الذي ما معناه

Saya ingin bertanya tentang hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang maknanya:

نهيت أن اقرأ القرآن وأنا ساجد

“Aku dilarang membaca Al-Qur’an ketika sujud.”

فهل هذا النهي يشمل الأدعية الموجودة في القرآن، بمعنى: هل يجوز للمسلم أن يدعو بهذه الأدعية وهو ساجد؟

Apakah larangan ini termasuk membaca doa yang ada dalam Al-Qur’an. Dalam artian, apakah boleh bagi seorang muslim untuk berdoa dengan doa ini ketika ia sujud?

Jawaban: Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

ألا وإني نهيت أن أقرأ القرآن راكعاً أو ساجداً، فأما الركوع فعظموا فيه الرب، وأما السجود فأكثروا فيه من الدعاء؛ فقمن أن يستجاب لكم

“Ketahuilah sesungguhnya aku dilarang membaca Al-Quran ketika rukuk atau sujud. Adapun dalam rukuk, maka agungkanlah Rabb di dalamnya, dan adapun sujud, maka perbanyaklah padanya doa, sangat layak engkau dikabulkan doanya.”

أخبر النبي عليه الصلاة والسلام أنه نهي أن يقرأ القرآن راكعاً أو ساجداً، لا أنه نهي أن يدعو بالقرآن

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan, kalau beliau dilarang membaca Al-Quran ketika rukuk atau sujud. Bukan bermakna beliau dilarang berdoa dengan Al-Quran.

ففرق بين الدعاء بالقرآن وبين قراءة القرآن، فالداعي بالقرآن لم يقصد التلاوة وإنما قصد الدعاء فلو قال الإنسان في سجوده:

Maka bedakan antara berdoa dengan Al-Qur’an dengan membaca Al-Qur’an. Maka orang yang berdoa dengan Al-Qur’an itu tidak bermaksud tilawah (membaca), tapi maksudnya adalah berdoa. Seandainya seorang mengatakan dalam sujudnya :

لا يقصد بذلك التلاوة لكان هذا جائزاً، ولو قال في سجوده

Ia tidak meniatkan tilawah (membaca Al-Quran), niscaya hal itu boleh saja. Seandainya ia berkata dalam sujudnya:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (Surat Ali ‘Imran Ayat 8)

يريد الدعاء لا التلاوة لم يكن قارئاً للقرآن في السجود، ولهذا كان الجنب لا يقرأ القرآن، لكن لو دعا بدعاءٍ من القرآن كان ذلك جائز، فلو قال الجنب

Ia niatkan berdoa, bukan membaca (Al-Qur’an), maka ia tidak dikatakan membaca Al-Qur’an dalam sujud. Oleh karena itu, orang yang junub itu tidak membaca Al-Qur’an, akan tetapi jika ia berdoa dengan doa dari Al-Qur’an niscaya hal itu boleh saja. Kalau seandainya orang junub mengatakan:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّاب

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (Surat Ali ‘Imran Ayat 8)

لا يريد القراءة وإنما يريد الدعاء فلا حرج عليه

Ia tidak meniatkan membaca (Al-Qur’an), tapi ia niatkan berdoa maka hal itu tidak mengapa.

فيجب أن نعرف الفرق بين قراءة القرآن التي قصد بها التلاوة، وبين الدعاء بما جاء في القرآن

Maka kita wajib mengetahui perbedaan antara membaca Al-Qur’an yang diniatkan tilawah dengan berdoa dengan doa yang ada dalam Al-Qur’an.

فالأول لا يكون في الركوع والسجود، والثاني يكون في السجود، أما الركوع فالأفضل فيه أن يكرر الإنسان ما فيه تعظيم الرب جل وعلا. نعم

Maka yang pertama itu tidak boleh dalam rukuk dan sujud, dan yg kedua itu boleh dalam sujud. Adapun rukuk, yang afdhal adalah seorang itu mengulang-ulang pengagungan terhadap Rabb Jalla wa ‘ala. Naam.

(Fatawa Nur Ala Ad-Darbi kaset no 278)

┈┈••••❁❁••••┈┈

Sumber : http://binothaimeen.net/content/10863

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.