BETULKAH PERSELISIHAN ULAMA TENTANG ABUL HASAN, AL-HALABI DAN AR-RUHAILI MASALAH IJTIHADIYAH?
Asy Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhali حفظه الله
Pertanyaan: Apa pendapat anda tentang orang yang mengatakan kalau perselisihan para ulama tentang Abul Hasan, Al-Halabi dan Ar-Ruhaili adalah masalah ijtihadiyah, maka boleh bagi penuntut ilmu melihat pada dua pendapat tersebut dan merajihkan mana yang nampak (benar)?
Jawaban:
Saya bertanya pada orang ini: Orang yang mengkritik mereka ini berkata, “Berkata si fulan, yakni Al-Halabi…, berkata Ar-Ruhaili…, berkata Al-Ma’ribi… dalam kitab yang ini dan kaset ini (yang berisi penyimpangan mereka – pent)”, dan ia membawakan bukti suaranya dan memberikannya kepadamu. Sementara yang menentangnya, apa yang ia ucapkan?
Jika dia membawakan padamu bukti yang membantahnya, setelah itu maka ambilah apa yang ia bawa.
(Yang menentang mengatakan) ”Mereka ini (Al-Halabi dkk) setiap kali…” Tidaklah kita melihatnya kecuali kebaikan. Tidaklah kita mendengarnya kecuali kebaikan.
Engkau datangi dia (orang yang memuji Al-Halabi dkk.), apakah engkau mendengar kalau ia (Al-Halabi dkk.) mengatakan (kesesatannya) demikian? Ia menjawab, “Tidak, ini belum sampai kepadaku.”
Dan mereka ini (Al-Halabi dkk.) telah menempuh metode ahlul-ahwa, setiap orang yang disebut tadi. Dan mereka menyelisihi Ahlu-sunnah dan Salafiyiin. Bahkan Ruhaili mengucapkan (kesesatannya) sejak 20 tahun kurang lebih, ia mengingkari manhaj ini (manhaj salaf) yang kita berada di atasnya. Hal ini ia katakan pada syarah Risalah Al-Mu’allimiin, dalam (karya) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Qiblatain.
Ia terang-terangan dalam hal itu. Maka (ini) yang jadi syahid. Dan Ali Al-Halabi… Abul-Hasan mengucapkan (kesesatannya-pent) sejak tahun 1416, dia mengingkari manhaj ini. Dan Ali al-Halabi mengucapkan (kesesatannya) sejak tahun 1412, dia mengingkari manhaj ini.
Dan mereka saling berlomba, setiap ada orang yang datang berkata, ”Sesungguhnya saya, jika saya yang terakhir zamannya, niscaya saya akan membawa (sesuatu) yang tidak bisa dibawa orang-orang pertama.”
Setiap datang seorang, ia ingin mendapat martabat pertama. Maka silahkan mereka pergi.
Manhaj ini yang kita dan para masyayikh kita ada di atasnya adalah manhaj yang pengikutnya ditazkiyah ulama sejak bertahun-tahun lalu.
Kita selalu di atasnya, wal hamdulillah. Kita memohon kepada Allah semoga Dia mengokohkan kita di atasnya. Barangsiapa yang tidak menginginkan manhaj ini, kami tidak menginginkannya. Barang siapa yang mentazkiyah mereka (Al-Halabi dkk.) maka dia telah berkata dusta, tidak mengatakan kebenaran karena ia menyelisihi tanpa dalil. Akan tetapi kalau dia adalah pengikut hawa nafsu, maka dia adalah pemilik kedustaan. Kalau bukan, berarti dia belum mengetahui (perkara yang dikritikkan-pent)
Dan ucapan orang yang mengetahui (perkara yang dikritikkan) itu harus didahulukan dari ucapan orang yg tidak mengetahui (perkara yang dikritikkan). Dan kebenaran itu lebih berhak untuk diikuti.
Sumber: http://ar.miraath.net/fatwah/10872
Alih bahasa : Ustadz Abu Hafs Umar حفظه الله