Terdapat tiga pendapat dalam permasalahan ini:
1. Pendapat pertama:
Bersiwak dengan tangan kanan lebih utama.
Sebab, bersiwak adalah amalan sunnah. Sementara itu, amalan sunnah adalah ketaatan kepada Allah. Adapun amalan ketaatan kepada Allah tidak pantas dilakukan dengan tangan kiri.
2. Pendapat kedua:
Bersiwak dengan tangan kiri lebih utama.
Ini adalah pendapat yang masyhur dari kalangan mazhab Hanbali. Ini juga pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Alasan mereka, tujuan bersiwak adalah membersihkan kotoran di gigi. Adapun perbuatan membersihkan kotoran dilakukan dengan tangan kiri, seperti halnya beristinja dan ber- istijmar . (Lihat Majmu’ al-Fatawa 21/108)
3. Pendapat ketiga:
Apabila tujuan bersiwak adalah untuk membersihkan kotoran, ia dilakukan dengan tangan kiri. Namun, jika bertujuan untuk mengamalkan sunnah tanpa adanya kotoran yang harus dibersihkan, bersiwak dilakukan dengan tangan kanan. Misalnya, bersiwak saat berwudhu dan ketika hendak mendirikan shalat.
(Lihat Tharhut Tatsrib 2/ 71 dan asy-Syarhul Mumti’ 1/155)
Di antara pendapat-pendapat tersebut, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin menyimpulkan bahwa dalam permasalahan ini ada kelonggaran.
Artinya, kita boleh bersiwak dengan tangan kanan atau tangan kiri karena tidak ada dalil yang jelas dalam perkara ini. (asy-Syarhul Mumti‘ 1/155)