BERIMAN ADANYA KEBANGKITAN SETELAH KEMATIAN
Ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak
Orang baik ataupun jahat sama-sama akan menuai hasil perbuatannya selama di dunia di hari perhitungan nanti. Secara akal sehat, mereka takkan mungkin dibiarkan mati begitu saja tanpa adanya balasan atas mereka. Sehingga orang-orang yang baik tidak mungkin mendapat ganjaran yang sama dengan mereka yang jahat.
Hari kiamat adalah hari yang sangat dahsyat. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu `alaihi wa sallam telah memberitakan dahsyatnya hari tersebut di dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu. Sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. (Ingatlah) pada hari (ketika) kalian melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan wanita yang hamil gugur kandungannya, kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat sangat keras.” (Al-Haj:1-2)
Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا. قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ:
يَا رَسُولَ اللهِ، الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى
بَعْضٍ؟ فَقَالَ: الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَاكِ
“Kalian akan dikumpulkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan tidak memakai alas kaki, tidak berpakaian, dan belum dikhitan.” Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: “Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita sebagian mereka akan melihat yang lainnya.” Rasulullah berkata: “Keadaan ketika itu
lebih dahsyat, mereka tidak lagi memikirkan hal itu.” (HR. Al-Bukhari no. 6572, Muslim no. 2859)
Di hari kiamat akan terjadi beberapa peristiwa yang harus diimani seorang muslim. Al-Imam Ath-Thahawi Rahimahullah berkata:
“Kami beriman adanya ba’ts (kebangkitan setelah mati), balasan amal, ditampakkannya amalan, hisab, membaca catatan amal,
(juga beriman) adanya pahala dan siksa, serta shirath dan mizan.” (Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah)
Al-Imam Ash-Shabunit menyatakan: “Ahlud din dan sunnah beriman akan adanya kebangkitan setelah mati di
hari kiamat serta mengimani segala yang telah diberitakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang dahsyatnya hari yang haq tersebut….” Ba’ts (Kebangkitan)
Di antara kejadian yang akan terjadi di hari kiamat adalah ba’ts. Ba’ts adalah dihidupkannya kembali seluruh manusia yang telah mati pada hari kiamat. (Syarh Lum’atul I’tiqad hal. 115)
Ibnu Taimiyyah Rahimahullah menerangkan:
“Yang dimaksud di sini adalah dihidupkannya orang-orang yang telah mati dan keluarnya mereka dari kubur mereka untuk mendapatkan
keputusan di hari kiamat.” (Tanbihatus Saniyah hal. 225) Dalil akan adanya ba’ts (kebangkitan) adalah Al-Qur`an, As-Sunnah, dan ijma’.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. (Yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenarbenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur).” (Qaf: 41-42)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam?” (Al- Muthaffifin: 4-6)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dari bumi (tanah) itulah, Kami menjadikan kalian, kepadanya Kami akan mengembalikan kalian, dan darinya Kami akan mengeluarkan kalian di kali yang lain.” (Thaha: 55)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Allah menumbuhkan kalian dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kalian ke dalam tanah serta mengeluarkan kalian (darinya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (Nuh:17-18)
Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim no. 2878)
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَنْزَلَ اللهُ بِقَوْمٍ عَذَابًا أَصَابَ الْعَذَابُ مَنْ كَانَ
فِيهِمْ ثُمَّ بُعِثُوا عَلَى أَعْمَالِهِمْ
“Jika Allah menginginkan siksa pada suatu kaum, niscaya adzab-Nya mengenai orang yang bersama mereka, kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 6575, Kitabul Fitan, Bab Idza Anzalallahu bi Qaumin ‘Adzaban)
Ayat-ayat dan hadits di atas adalah sebagian dari dalil-dalil tentang adanya ba’ts (hari manusia dihidupkan kembali). Dan kaum muslimin sepakat akan adanya ba’ts.
Setiap Orang akan Dibangkitkan Sesuai Keadaannya ketika Mati Hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam menunjukkan akan hal tersebut, yakni setiap orang akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.
Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim no. 2878, Kitabul Jannah wa Shifati Na’imiha wa Ahliha, Bab Al-Amru bi Husni Zhan billahi Ta’ala ‘indal Maut)
Beliau Shallallahu `alaihi wa sallam juga menyatakan tentang seseorang yang terluka di medan perang:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُكْلَمُ أَحَدٌ فِي سَبِيلِ اللهِ
-وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي سَبِيلِهِ- إِلَّا جَاءَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَاللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِ وَالرِّيحُ رِيحُ الْمِسْكِ
“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah ada seorang yang terluka di jalan Allah –Allah Maha Tahu siapa yang terluka di jalan-Nya– kecuali dia akan datang di hari kiamat dalam keadaan terluka, warnanya warna darah namun baunya bau misk.” (HR. Al-Bukhari no. 2593, Kitabul Jihad was Sair, Bab Man Yujrahu fi Sabilillah ‘Azza wa Jalla dan Muslim, no. 1876, Kitabul Imarah, Bab Fadhlul
Jihad wal Khuruj fi Sabilillah) Beliau Shallallahu `alaihi wa sallam berkata tentang seseorang yang meninggal dalam keadaan ihram:
اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْهِ وَلَا تُخَمِّرُوا
رَأْسَهُ فَإِنَّ اللهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا
“Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, kafanilah dia dengan dua pakaian ihramnya, janganlah kalian menutup kepalanya, karena Allah akan membangkitkan dia dalam keadaan bertalbiyah.” (HR. Muslim no. 1206, Kitabul Hajj, Bab Ma Yuf’alu bil Muhrim idza Mata)
Manusia Dibangkitkan ketika Malaikat Israfil Meniup Sangkakala yang Kedua Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ٱ“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah semua makhluk yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka mereka pun berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)
Asy-Syaikh Al-Hakami Rahimahullah berkata: “Dalam ayat ini disebutkan dua tiupan sangkakala, yang pertama untuk kematian dan yang kedua dibangkitkannya makhluk setelah kematian.” (A’lamus Sunnah Al- Mansyurah hal. 97)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.” (Yasin: 51)
Tiupan ini adalah tiupan sangkalala yang kedua, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhuma:
ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Kemudian ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya. Maka manusia pun berdiri menunggu (keputusan).” (HR. Muslim no. 2940)
Manusia Dibangkitkan Kembali dari Tulang Ekornya Al-Imam Ibnul Abil ‘Izzi Rahimahullah berkata: “Pendapat salaf dan jumhur orang-orang yang berakal adalah bahwa jasad manusia berubah dari satu keadaan ke yang lainnya. Menjadi tanah, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala bangkitkan kembali. Sebagaimana adanya perubahan pada penciptaan jasad tersebut di kehidupannya yang pertama, dari setetes mani kemudian menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging, kemudian menjadi daging dan tulang sampai akhirnya menjadi satu jasad yang sempurna. Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala kembalikan dia di kehidupan yang kedua setelah seluruh jasadnya punah kecuali pangkal tulang ekornya. Telah disebutkan dalam kitab Ash-Shahih, Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam berkata:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ يَبْلَى إِلَّا عَجَبُ الذَّنْبِ، مِنْهُ خُلِقَ
وَمِنْهُ يُرَكَّبُ
“Semua jasad bani Adam akan punah kecuali ‘ajabu dzanbi (pangkal tulang ekor), darinya ibnu Adam diciptakan dan darinya jasadnya akan kembali disusun….” (Lihat Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah hal. 410)
Ba’ts adalah Mengembalikan Jasad yang telah Hancur, Bukan Penciptaan Jasad yang Baru Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ar-Rum: 27)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (Al-Anbiya`: 104)
A llah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa akan kejadiannya; ia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah: ‘Ia akan dihidupkan oleh Dzat yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha mengetahui tentang seluruh makhluk’.” (Yasin: 78-79)
Di dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ
“Tidaklah penciptaan yang pertama lebih mudah bagi-Ku daripada mengembalikannya.”(HR. Al-Bukhari no. 4973)
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin Rahimahullah berkata ketika menjelaskan perkataan Ibnu Taimiyah Rahimahullah: “Dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya”: “(Ini) dalil bahwa ba’ts adalah mengembalikan jasad yang pernah ada bukan menciptakan jasad yang baru akan tetapi mengembalikan jasad yang telah punah dan berubah. Karena jasad manusia berubah menjadi tanah, tulang manusia menjadi lapuk. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala satukan kembali tubuh yang telah bercerai tersebut hingga menjadi jasad yang sempurna kemudian dikembalikanlah semua ruh kepada jasad-jasadnya. Adapun orang yang menyangka akan adanya penciptaan jasad yang baru, sangkaan ini batil, terbantahkan oleh Al-Qur`an dan As-Sunnah serta akal.” (Lihat Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah)
Wallahu a’lam.
Sumber: Majalah Asy Syariah