Oleh: Al Ustadz Idral Harits Hafizhahulloh
بسم الله الرحمن الرحيم..
قال الحافظ ابن ر.جب رحمه الله تعالى:
قال الفضيل بن عياض رحمه الله تعالى في تفسير إنا لله و إنا إليه راجعون:
فمن عرف أنه لله عبد و أنه إليه راجع فليعلم أنه موقوف
ومن علم أنه موقوف فليعلم أنه مسؤول
ومن علم أنه مسؤول فليعد للسؤال جوابا..
فقا رجل: فما الحيلة؟
قال الفضيل؛ يسيرة..
قال الرجل؛ ما هي؟
قال تحسن فيما بقي يغفر لك ما مضي. فإنك إن أسأت فيما بقي أخذت بما مضي وما بقي..”
Bismillah.
Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hanbali menyebutkan dalam kitabnya Jami’ul ‘ulum wal hikam:
Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullahu Ta’ala ketika menerangkan tafsir kalimat istirja’ (ucapan:
إنا لله و إنا إليه راجعن)
Beliau mengatakan: Barangsiapa yang mengetahui bahwa dia adalah hamba kepunyaan Allah, dan dia mengetahui bahwa dia akan kembali kepadaNya, maka dia harus mengetahui bahwa dia pasti akan berdiri di hadapanNya.
Barangsiapa yang mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapanNya, maka dia harus mengetahui pula bahwa dia pasti ditanya (tentang amalannya di dunia).
Dan barangsiapa yang mengetahui bahwa dia akan ditanya, maka dia harus menyiapkan jawaban untuk pertanyaan tersebut.
Lalu ada yang bertanya: “Lantas apa daya kita?”
Kata Al Fudhail bin ‘Iyadh: “Sangat mudah,”
“Apa itu?” : Tanya orang tersebut.
“Kamu berbuat baik pada apa yg masih tersisa, niscaya apa yang telah lewat akan diampuni. Sebab, jika kamu berbuat jelek pada apa yang masih tersisa, niscaya kamu akan disiksa karena apa yang telah lewat dan apa yang tersisa.”
Wallahu Muwaffiq.