BANTAHAN TERHADAP ASY-SYAIKH SHALIH AS-SUHAIMY (BAGIAN 5)
Asy-Syaikh Abu Ammar Ali bin Husain asy-Syarafy al-Hudzaify hafizhahullah
POIN KEEMPAT
Asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy mengatakan, “Orang-orang yang tergesa-gesa itu suka mentahdzir sebagian Masayikh dan penuntut ilmu Salafiyun yang mulia dengan tujuan untuk menjatuhkan mereka dan memperburuk citra mereka, yaitu ketika mereka diundang oleh pihak atau jum’iyyah atau yayasan untuk mengadakan durus (pelajaran) atau daurah-daurah ilmiyyah.” [5]
Saya katakan: Apa yang diucapkan oleh Asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy itu sendiri adalah perkara yang beliau celakan terhadap orang lain, bahkan itu –demi Allah- jauh lebih buruk. Beliau sungguh telah menuduh saudara-saudaranya secara zhalim dengan tuduhan memiliki tujuan yang buruk dan mencela niat mereka tanpa alasan yang benar, dan juga mensifati mereka bahwa mereka bukan orang yang menginginkan kebaikan bagi kaum Muslimin, tetapi hanya ingin menjatuhkan saudara-saudara mereka dan memperburuk citra mereka, tidak ada yang lain.
Dari mana Fadhilatus Syaikh Shalih as-Suhaimy mendapatkan bukti yang menunjukkan kebenaran dari tuduhannya ini?!
Dan agar Asy-Syaikh as-Suhaimy bisa menyelamatkan dirinya dari tanggung jawab atas tuduhannya ini, beliau harus menunjukkan bukti:
Pertama: Pihak yang dicela adalah para dai mulia yang semua pihak sepakat memuji mereka.
Kedua: Mereka ditahdzir tanpa sebab sedikitpun.
Jika para ulama tidak sepakat dalam memuji mereka, maka kewajiban Asy-Syaikh as-Suhaimy adalah berhati-hati dalam menyikapi mereka, karena bisa jadi pihak-pihak yang mentahdzir mereka ternyata hanya menyampaikan ucapan sebagian ulama. Tetapi Asy-Syaikh As-Suhaimy sama sekali tidak mengarahkan bukti kepada pembaca agar bisa mengetahui apakah yang beliau ucapkan itu memang benar-benar terjadi.
Orang-orang yang telah mentahdzir sebagian Masayikh, mereka itu tidak mentahdzir kecuali setelah para ulama mentahdzir mereka, karena mereka telah menempuh jalan aneh dalam dakwah Salafiyyah, diantaranya mereka sama sekali tidak menghargai perkataan para imam yang mendahuluinya dalam dakwah. [6]
***
? Catatan Kaki:
[5] Tanbih Dzawil Afham, hlm. 17.
[6] Ibrahim ar-Ruhaily pergi ke Italia, dan di sana di masjid at-Tauhid ikhwah bertanya kepadanya tentang Abul Hasan al-Mishry, maka Ibrahim ar-Ruhaily memujinya dan dia mengingkari siapa saja yang mencelanya dengan membuang jerih payah dan penjelasan para ulama dalam membantahnya.
Jadi orang-orang yang semacam ini memang berhak ditahdzir, dan para ulama yang mulia yang mentahdzir mereka seharusnya disyukuri, agar para dai belajar untuk tidak membuang jerih payah para ulama begitu saja.
—
Sumber artikel: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=159780
Bersambung In Syaa Allah ..