BANTAHAN TERHADAP ASY-SYAIKH SHALIH AS-SUHAIMY
Asy-Syaikh Abu Ammar Ali bin Husain asy-Syarafy al-Hudzaify hafizhahullah
MUQADDIMAH
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻲ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪًﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ.
Amma ba’du:
Sesungguhnya musuh-musuh dakwah Salafiyah banyak mengeluarkan berbagai bid’ah dan kesesatan dan menyerukan bid’ah-bid’ah tersebut, lalu jika Salafiyun membantah berbagai bid’ah dan kesesatan tersebut serta membela agama dan dakwah mereka, maka para ahli bid’ah menggunakan cara yang paling kotor dalam melemparkan gambaran yang buruk dan penyesatan opini terhadap Salafiyun.
Kemudian Anda akan mendapati manusia terbagi menjadi 3 kelompok:
Pertama: Pihak yang menghadang orang-orang yang menyimpang dan hina itu, dan kelompok yang pertama ini hanya segelintir saja dari orang-orang yang suka menasehati.
Kedua: Pihak yang mengetahui bahwa orang-orang yang menasehati itu telah melaksanakan perkara yang Allah wajibkan atas mereka berupa nasehat dan penjelasan, dan kelompok yang kedua ini adalah sekelompok ulama yang sangat kokoh ilmunya.
Ketiga: Pihak yang diam membisu, duhai sekiranya dia hanya diam saja, tentu perkaranya ringan, tetapi bukannya menumpahkan celaan dan teguran keras terhadap anak-anak muda dan rendahan itu (orang-orang yang menyimpang –pent), dia justru mencela para ulama besar yang menyampaikan nasehat dengan berbagai celaan dan teguran keras, padahal mereka mengetahui perbedaan usia dan ilmu antara para ulama besar tersebut dan anak-anak muda yang memusuhi mereka, juga mereka mengetahui perbedaan pengalaman panjang yang mengokohkan ketelitian pandangan para ulama besar tersebut dalam menghadapi setiap fitnah, serta mereka mengetahui cara-cara, kelicikan, dan perancuan yang ditempuh oleh berbagai kelompok tersebut.
Dan yang paling mengherankan dari apa yang kami lihat dari para pencela itu adalah mereka tidaklah mengkritik para Masayikh yang menasehati itu sedikitpun kecuali kita menjumpai mereka terjatuh pada perkara yang lebih buruk dibandingkan apa yang mereka ingkari terhadap orang lain. Misalnya mereka mengingkari jarh (cercaan keras yang ilmiyah) terhadap orang-orang yang menyimpang, namun justru kita melihat mereka menumpahkan jarh terhadap para ulama yang menasehati. Mereka juga mengingkari sikap tergesa-gesa dalam menyampaikan berita, namun justru kita melihat mereka bersikap terburu-buru. Demikian juga mereka mengingkari sikap serampangan dalam memvonis pihak lain, namun justru kita melihat mereka yang ngawur dalam memvonis pihak lain.
Perlu diketahui bahwa kita tidak mendapatkan sedikitpun bukti yang menunjukkan adanya perkara yang mereka ingkari itu dalam hal terburu-buru dalam menyampaikan berita dan serampangan dalam memvonis pihak lain. Kalaupun mereka mendapatinya maka itu merupakan pendapat nyeleneh yang mewakili pribadinya, sedangkah dakwah Salafiyah berlepas diri darinya, dan tetap membantah dia dan orang lain.
Dan asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy telah mengeluarkan sebuah risalah yang berjudul “Tanbih Dzawil Afham Ila Ra’bish Shada’ wal Wiam Ala Manhajis Salafil Kiram.” Tulisan ini benar-benar telah membuat sedih Salafiyun, karena di dalamnya mereka menjumpai kezhaliman dan ketidakadilan, di mana asy-Syaikh Doktor as-Suhaimy –sengaja atau tidak– telah menggambarkan bahwa Salafiyun adalah orang-orang yang serampangan dan tergesa-gesa dalam bertindak, dan tidak ada perhatian mereka selain mencela orang-orang yang mulia. Seandainya beliau menyematkan sifat-sifat ini terhadap musuh-musuh Salafiyun, tentu hal itu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Tulisan asy-Syaikh Doktor Shalih as-Suhaimy berisi beberapa tema dan poin-poin yang banyak yang merupakan bagian yang tidak ada perbedaan antara kita dengan asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy hafizhahullah Ta’ala, oleh karena itulah tema-tema ini tidak akan menjadi bagian kritikan, tetapi kita akan mengkritik beliau pada masalah-masalah lainnya yang kita yakini bahwa asy-Syaikh Shalih tidak mendapatkan taufik kepada kebenaran padanya.
Mungkin ringkasan tema-tema ini pada tulisan asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy dalam bentuk poin-poin tertentu, dan dari sanalah dimulainya kritikan. Maka hendaklah beliau melapangkan dadanya untuk menerima kritikan saudara-saudara dan anak-anaknya.
***
Sumber artikel: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=159780
Bersambung In Syaa Allah …