BAGAIMANA MENYIKAPI SEORANG SALAFY YANG TERJATUH PADA KESALAHAN MANHAJ
Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhary hafizhahullah
Pertanyaan: Bagaimana cara yang benar dalam menyikapi seorang salafy yang terjatuh pada kesalahan-kesalahan manhaj, padahal dia telah dinasehati namun tidak mau rujuk dan terus menerus dalam kesalahannya.
Jawaban:
Seperti yang kami sebutkan di sini, nasehat sebagaimana yang pernah saya katakan bahwa dia termasuk dari agama. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi was sallam bersabda:
«الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ»
“Agama ini adalah nasehat.” (HR. Muslim no. 55 –pent)
Jadi saudara kita yang terjatuh pada penyelisihan syari’at atau terjatuh pada kesalahan tersebut dinasehati dan dijelaskan kebenaran kepadanya.
Sebagian manusia –dan sinilah terjadi kekurangan– menyangka bahwa nasehat hanyalah sebatas dengan pergi kepadanya dengan mengatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah, lalu demikian dan demikian!” Setelah dia keluar meninggalkannya dan mengatakan: “Saya telah menasehatinya namun dia tidak mengindahkan.” Tidak hanya sebatas ini nasehat itu. Bisa jadi terkadang di sana ada hal-hal yang menghalangi.
Terkadang engkau yang melakukan nasehat tersebut engkau tidak memiliki keahlian dalam menasehati, sehingga dia tidak mau menerima nasehat. Engkau tahu bahwa engkau tidak memiliki kemampuan untuk menasehati, maka tunjukkan kepada ikhwah lain yang lebih mampu, lebih memahami dan mengerti, agar dia menjelaskan dan menasehati saudara kita yang salah tadi. Mudah-mudahan dia mau kembali kepada kebenaran. Jadi seseorang hendaknya bersabar menghadapi saudaranya, sabar sedikit untuk menjelaskan barangkali dia mau kembali dan menerima nasehat insyaAllah.
Adapun jika setiap kali seseorang terjatuh pada penyelisihan atau pada kesalahan –sedangkan dia adalah seorang Ahlus Sunnah yang dikenal di atas As-Sunnah dan istiqamah– dia langsung diputus dan dijauhi, dan atas dasar kesalahannya tersebut dia diputus hubungannya, maka ini salah. Tetapi harus di dudukkan dulu permasalahannya; yaitu apakah jenis kesalahan yang dia terjatuh padanya itu, dan menjelaskan kebenaran kepadanya, di samping tetap membantah kebathilan.
Yang jelas, termasuk prinsip-prinsip pokok Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah bersatu dan saling mencintai di atas kebenaran dan dengan kebenaran.
Alih bahasa: Abu Almass
Rabu, 12 Jumaadal Ula 1435 H