Awal Mula Hizby Nya Hizbi, Dahulu Mereka Adalah Salafy?

Awal Mula Hizby Nya Hizbi, Dahulu Mereka Adalah SalafyAWAL MULA HIZBYNYA HIZBY, DAHULU MEREKA ADALAH SALAFY?

بسم الله الرحمن الرحيم

[الحزبييون كانوا سلفييون وضاعوا بسبب مخالطة أهل اﻷهواء]

Orang-Orang Hizby dahulunya adalah Salafy dan Mereka Hilang Disebabkan Karena Bergaul dengan Para Pengekor Hawa Nafsu

لفضيلة الشيخ العلامة ربيع بن هادي عمير المدخلي –حفظه الله

Oleh: Fadhilatusy Syaikh al ‘Allamah Rabi’ bin Hadi ‘Umair al- Madkhali –Semoga Allah menjaga beliau

الآن من ترون من الحزبيين –في هذه البلاد- كلهم أصلهم سلفيون في هذه البلاد. كلهم ضاعوا بسبب المخالطة والمعاشرة والقراءة والسماع لأهل الأهواء. كل من ترونه الآن ويقال عنهم فلان حزبي وفلان حزبي…كلهم ما ضاعوا إلا بهذه الوسيلة. يأخذون بهذه النظرية : ((آخذ الحق وأترك الباطل)), فيأخذ الباطل ويترك الحق. ويصبح عدوا للحق حربا على أهله!

[فتاوى الشيخ ربيع 14/350]

Sekarang ini, siapa yang kalian saksikan dari orang-orang hizbiyin –di negeri-negeri ini-. Mereka semuanya asalnya dahulu adalah orang-orang salafy di negeri-negeri tersebut.

Mereka semua lalu menjadi hilang disebabkan karena bergaul dan bersahabat dengan ahlul ahwa’ (para pengekor hawa nafsu) serta membaca tulisan dan mendengarkan ucapan mereka.

Semua orang yang kalian saksikan sekarang ini dan dikatakan tentang mereka “Si Fulan adalah seorang hizby, dan Fulan adalah seorang hizby…”, mereka semua tidaklah hilang selain karena sebab ini.

Mereka mengambil pandangan ini, yaitu : ((Aku Mengambil kebenaran dan meninggalkan kebathilan)). Tetapi yang terjadi adalah mereka justru mengambil kebhatilan dan meninggalkan kebenaran.

Lalu keeseokan harinya, mereka telah memusuhi al-Haq dan memerangi para pengikut al-Haq tersebut!”

Sumber: [Fatawa asy Syaikh Rabi’ 14/350]

Alih Bahasa : Syabab Forum Salafy Indonesia

***

نصيحة : قصد الحق وحده

لفضيلة الشيخ العلامة ربيع بن هادي عمير المدخلي –حفظه الله

Nasehat: “Menghendaki Kebenaran Semata

Oleh: Fadhilatusy Syaikh al ‘Allamah Rabi’ bin Hadi ‘Umair al Madkhali – Semoga Allah menjaga beliau-

قال الشيخ العلامة ربيع بن هادي عمير المدخلي –حفظه الله

Berkata asy-Syaikh al-Allamah Rabi’ bin Hadi ‘Umair al Madkhali –Semoga Allah menjaga beliau– :

فيجب على كل مسلم أن يفتش نفسه ، فقد يميل إنسانٌ إلى صاحب الحق لهوى ، فقبل أن يتبينَ له الحق يتمنى أن يكون فلان هو المُنتَصر بالحجة أو غيرها ، فتميل نفسه لأنه فلان ، ولو كان على الحق لا يجوزُ أن يوجد هذا الميل ، فيقول : إذا وجدَ هذا الميل و لو مع صاحب الحق يكون من حكم الجاهلية ، و هذا أمر لا يخطر بالبال عند كثير من الناس

Maka wajib atas setiap muslim, untuk memeriksa dirinya sendiri.

Karena terkadang seseorang memiliki kecondongan kepada orang yang diatas kebenaran dikarenakan hawa nafsunya belaka. Oleh karenanya sebelum jelas al-Haq baginya ia berangan-angan bahwa si Fulan adalah yang menang dengan hujjah atau semisalnya.

Sehingga yang membuat dirinya condong  kepadanya adalah karena dia adalah si Fulan.

Padahal meskipun dia berada di atas al-Haq, tidak diperbolehkan adanya kecondongan ini karena sebab individu. Dia berkata, “Jika didapati kecondongan ini meskipun dia diatas kebenaran, maka jadilah ini termasuk hukum Jahiliyah. Dan ini adalah perkara yang tidak terlintas di benak kebanyakan manusia”.

فيجب على المسلم أن يراقب الله في القضايا المختلف فيها ، وأن يكون قصده فقط معرفة الحق سواء مع هذا أو مع ذاك .

Maka wajib bagi setiap muslim untuk selalu merasa diawasi Allah dalam keputusan yang diperselisihk didalamnya. Dan hendaknya ia menjadikan tujuannya semata-mata untuk memahami kebenaran, sama saja apakah bersama orang yang ini ataupun yang itu.

ومن هنا يقول الشافعي

إذا دخلت مناظرةً لا أبالي إذا كان الحق مع صاحبي أو معي

Dan beranjak dari hal tersebut, al-Imam Asy-Syafi’i  pernah berkata:

“Jika aku berdialog , maka aku tidak peduli apakah kebenaran itu bersama lawan bicaraku ataukah bersamaku.”

فلا يبالي ولا يتمنى أن يكون الحق معه بل يتمنى أن يكون مع صاحبه وأن تكون النصرة له ، هذا هو الخلق العالي وهذا هو الدين المستقيم

Maka ia tidak peduli dan juga tidak berangan-angan kebenaran itu harus bersamanya. Bahkan ia menginginkan kalau kebenaran itu ada bersama kawannya, dan ia menjadi penolong bagi kebenaran tersebut. Ini adalah akhlak yang luhur dan ini adalah ad-Dien (Agama) yang lurus.

المصدر : التعصب الذميم وآثاره 38-39

Sumber : [At Ta’asshub adz Dzamim wa Atsaruhu as Sayyi’, hlm. 38-39]

Alih Bahasa: Syabab Forum Salafy Indonesia.

© 1446 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks