APAKAH SESEORANG ITU HUKUM ASALNYA DIA ADALAH SEORANG SUNNY
Asy-Syaikh Rabi’ bin Hady hafizhahullah
Pertanyaan: Apakah seseorang itu hukum asalnya dia adalah seorang sunny?
Jawaban:
Bagaimana mungkin dikatakan bahwa hukum asal seseorang adalah di atas As-Sunnah, padahal di sekitar kita adalah Rafidhah, ada Bathiniyah, ada orang-orang komunis, ada para penyembah kuburan, dan semua jenis. Jadi bagaimana bisa dikatakan bahwa hukum asal seseorang adalah di atas As-Sunnah?! Ini adalah perkataan yang bathil.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah membantah orang yang menyatakan bahwa hukum asal seorang muslim adalah adil. Beliau mengatakan: “Ini adalah perkataan yang bathil. Hal ini karena Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman tentang sifat asal manusia adalah sangat zhalim dan sangat bodoh. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوْماً جَهُوْلاً.
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung, namun mereka tidak mau memikulnya dan takut tidak mampu menjaganya, lalu amanah itu dipikul oleh manusia, sesungguhnya dia sangat zhalim dan bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)
Jadi hukum asal pada mereka adalah kezhaliman dan kebodohan. Sedangkan semata-mata masuknya mereka ke dalam Islam tidak bisa memberikan mereka sifat adil.” Kurang lebih demikian ucapan beliau. (Lihat: Majmu’ul Fataawa, XV/357 –pent)
Maka bagaimana bisa dikatakan bahwa hukum asal seseorang adalah di atas As-Sunnah di negeri-negeri yang padanya manusia bercampur aduk dan mayoritas manusia tidak di atas As-Sunnah. Engkau tidak mengetahui mereka pernah belajar di madrasah salafiyah sehingga kita bisa berbaik sangka kepada mereka. Adapun dalam keadaan di sekitar kita manusia bercampur aduk, maka apa mungkin engkau akan mengambil ilmu dan bisa membedakan orang yang ini dan meninggalkan yang itu?! Kebenaran apa yang akan engkau ambil?!
Oleh karena itulah dahulu mereka (para Salaf –pent) mengatakan:
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِيْنٌ، فَانْظُرُوْا عَمَّنْ تَأْخُذُوْنَ دِيْنَكُمْ.
“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka telitilah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”
(Perkataan Muhammad bin Sirin yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim –pent)
Adapun jika engkau mengatakan bahwa hukum asal manusia adalah di atas As-Sunnah, maka ambillah ilmu dari siapa saja! Ibnu Sirin juga mengatakan:
إنَّ النَّاسَ كَانُوْا لا يَسْأَلُوْنَ عَنِ الإِسْنَادِ فَلَمَّا وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ قَالُوْا: سَمُّوْا لَنَا رِجَالَكُمْ. فَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ قُبِلَ حَدِيْثُهُ وَإْنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْبِدْعَةِ رُدَّ حَدِيْثُهُ.
“Sesungguhnya manusia dahulu tidak menanyakan tentang sanad, namun tatkala muncul fitnah –dan fitnah ketika itu tidak seperti fitnah yang terjadi pada masa kita sekarang ini, jadi fitnahnya lebih ringan– maka mereka mengatakan: ‘Sebutkan para perawi kalian!’ Jika dia termasuk Ahlus Sunnah maka diterima haditsnya, namun jika dia termasuk ahli bid’ah maka ditolak haditsnya.”
(Lihat: Al-Kifayah Fii ‘ilmir Riwaayah, hal. 122 –pent)
Maka kita memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada kami dan kalian serta memperbanyak jumlah Ahlus Sunnah.
Hanya saja ucapan-ucapan semacam ini bisa dimanfaatkan oleh para pengusung hawa nafsu, sehingga tidak sepantasnya untuk diucapkan.
————————————-
Dengarkan Audio:
Sumber audio:
http://www.youtube.com/watch?v=8sZeRnftbMQ
Sumber transkrip:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=37612
Alih bahasa: Abu Almass
Senin, 9 Ramadhan 1435 H