APAKAH ADZAN DAN IQAMAH DIWAJIBKAN BAGI SESEORANG YANG SHALAT SENDIRIAN?
هل يجِب على الْمنْفرد الأَذان والإِقامة ؟
إِذا كان يَسْمع أَذان البَّلد فلا يُؤذن، والإِقامة يُقيم إذا أَراد أَن يُصلي. لكن إِذا كان لا يَسْمع أَذان البَلد كَأَّن يَكون بَعيدًا أو مُسافِرًا أَذَّن أَقام، كما أَمَر النبي-صلى الله عليه وسلم-.
Apakah bagi seorang munfarid (yang melakukan shalat sendirian) untuk mengumandangkan adzan dan iqomat?
Apabila dia telah mendengar adzan di suatu negeri (pemukiman), tidak wajib baginya untuk melakukan adzan. Namun disyariatkan baginya untuk melakukan iqomah apabila hendak shalat.
Akan tetapi jika dia tidak mendengar adzan di suatu pemukiman, seperti dikarenakan jaraknya yang jauh atau sedang safar, disyariatkan baginya untuk adzan dan iqomah. Sebagaimana diperintahkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
*****
السؤال: هل يَجوز أَنْ يُؤَّذَن شَخْص ويُقيم آخر ؟
الجواب: لا مانِع من ذلِك لكِن تُوكل الإِقامة للمُؤَذن إنه أدْرى وأحْرى وأعْرَف بالوَقت أعْرف بِحال الإِمام، ومتى يوجد الإِمام ومَتى يَيْأَس النَّاس من وجوده
Soal: Apakah diperbolehkan adzan dan iqomah dengan orang yang berbeda?
ATAU
Apakah boleh seseorang adzan sementara yang iqamah orang lain?
Jawaban:
Hal tersebut tidak mengapa. Akan tetapi iqomah diwakilkan (hak tersebut) kepada muadzin, karena
dialah yang lebih mengerti, berhati-hati, dan paham terhadap waktu yang semestinya. Dan dia lebih paham terhadap kondisi imamnya, kapan imam tiba, dan kapan para makmum merasa putus asa (jenuh) akibat ketidakhadiran (keterlambatan) imam tersebut.
Alihbahasa: Ustadz Abu Hatim al Jagiry
Sumber: http://ar.alnahj.net/fatwa/132