RENUNGAN DI BALIK MUSIBAH ASAP

RENUNGAN DI BALIK MUSIBAH ASAP

—- Oleh: Ustadz Abu Umar Ibrahim hafizhahullah

Wahai hamba Allah, sesungguhnya di balik musibah asap yang menimpa saudara-saudara kita ada hikmah yang besar.

Di antaranya sebagai ujian agar mereka bersabar,  dan segera minta ampun serta bertobat kepada Allah atas segenap dosa.

Karena semua musibah yang terjadi disebabkan oleh perbuatan dosa mereka.

Allah berfirman,

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ

“Dan musibah apa saja yang menimpa kamu, semua itu disebabkan oleh perbuatan (dosa) kalian  sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syura: 30)

Masya Allah, betapa sayang Allah kepada makhluk-Nya. Allah sudah memaafkan sekian banyak kesalahan yang dilakukan oleh para hamba-Nya.

Kalaulah Allah menimpakan musibah, hal itu merupakan teguran dari Allah, agar mereka mau kembali bertobat kepada Allah.

Allah berfirman,

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡأَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡيَرۡجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkankarena perbuatan (dosa) manusia, supaya Allah merasakan kepada merekasebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalanyang benar).” (QS. ar-Rum: 41)

Allah tidak pernah menzalimi hamba-hamba-Nya, namun merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

Mereka menzalimi diri mereka dengan terus berbuat dan berucap sesuatu yang mengundang murka Allah.

Masih banyak di antara mereka yang terus berbuat kesyirikan dan kekufuran, sebuah dosa paling besar yang tidak diampuni oleh Allah.

Ada pula di antara mereka yang berani berbuat lancang terhadap Allah, Rasul-Nya, al-Quran, dan agama Islam. Mereka berani, bahkan terang-terangan mengolok-olok sunnah dan ajaran Rasulullah.
Masih banyak kita dapati berbagai perbuatan maksiat dan dosa besar, seperti meninggalkan shalat, perzinaan, homoseks, praktik riba, minum khamr, perjudian, pembunuhan, perampokan, dll.

Begitulah, kemaksiatan terus menerus dilakukan, siang dan malam, tiada henti-hentinya mereka mendurhakai Allah, dan dengan sombongnya mengundang murka Allah.

Oleh karena itu, bertobatlah kepada Allah, wahai saudaraku.

Berhentilah dari perbuatan yang dimurkai oleh Allah, takutlah Anda kepada Allah.

Wahai saudaraku, ketahuilah, jika Allah sudah menimpakan musibah kepada manusia, tidak ada yang mampu untuk menghilangkannya selain Dia, Dzat Yang Mahakuasa.

Allah berfirman,

وَإِن يَمۡسَسۡكَ ٱللَّهُ بِضُرّٖ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَۖ

“Jika Allah menimpakan suatu mudarat kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.” (QS. al-An’am: 17)

Oleh karena itu, mintalah pertolongan hanya kepada Allah, jangan kalian mengandalkan pertolongan makhluk yang serba lemah.

Berdoalah hanya kepada-Nya, agar Dia menghilangkan musibah asap ini dan menggantikannya dengan yang lebih baik.

Doakan pula kaum muslimin, agar mereka sadar dan bertobat kepada Allah atas segenap dosa yang telah dilakukan. Karena sebab dosa itulah, mereka tertimpa musibah.

Wahai saudaraku, jika kalian benar-benar jujur dalam bertobat dan minta ampun kepada Allah, sungguh Dia akan mengampuni segenap dosa kalian,  dan Dia akan mengirimkan hujan dari langit, yang semoga dengan hujan tersebut, bisa sebagai sebab untuk terhilangkannya musibah asap yang sedang menimpa.

Renungilah ucapan Nabi Nuh kepada kaumnya,

فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارٗا ١٠ يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا ١١

Maka, aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepadaRabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Dia akan mengirimkanhujan kepadamu dengan lebat.” (QS. Nuh 10-11)

Semoga Allah segera melenyapkan musibah yang membuat hati turut merasa pilu dengan musibah yang sedang menimpa saudara-saudara kita.

Semoga mereka diberi kesabaran, dihapuskan dosa-dosanya, dan diangkat derajatnya di sisi Allah.

Sungguh Dia adalah Dzat yang Maha Penyayang kepada makhluk-Nya.

Semoga kaum muslimin diberi taufik untuk mengenal agama Islam yang benar, yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah, kemudian diamalkan dalam seluruh kehidupan mereka.

Hanya dengan modal ketakwaan itulah, kaum muslimin akan keluar dari segala problema dan musibah yang menimpa.

Tak lupa pula, agar kita semuanya mendoakan waliyyul amr (pemerintah) kita, agar mereka diberi hidayah dan kesalehan oleh Allah, diberi taufik untuk bisa melaksanakan tugasnya dengan baik untuk kemaslahatan rakyat, agama, dan kaum muslimin. Semoga pula, pemerintah kita dijauhkan dari para pembisik dan teman-teman yang jelek dan merusak. Inilah yang dibimbingkan oleh ulama dan salaf kita.

Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

لَوْ أَنَّ لِي دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً مَا جَعَلْتُها اِلَّا في السُلْطَانِ

“Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, niscaya tidak akan aku tujukan doa tersebut melainkan untuk pemerintahku.”

Ada yang bertanya pada Fudhail, “Wahai Abu Ali, jelaskan kepada kami maksud ucapanmu ini? Beliau lalu menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, itu hanya bermanfaat untukku. Namun, jika aku tujukan untuk pemerintahku, dan mereka menjadi baik, maka kebaikannya untuk semua rakyat dan negara.” (Syarhus Sunnah, karya al-Imam al-Barbahari)

Akhir kalam, mohon direnungi wahai saudaraku, sesungguhnya di balik segala musibah yang menimpa di dunia yang fana ini, ada peringatan yang halus dari Allah, bahwa semua itu hanya ‘azab kecil’ saja di dunia, sedangkan di akhirat, azab Allah sangatlah dahsyat.

Allah berfirman,

كَذَٰلِكَ ٱلۡعَذَابُۖ وَلَعَذَابُ ٱلۡأٓخِرَةِ أَكۡبَرُۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ

“Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar, jika mereka mengetahui.” (QS. al-Qalam: 33)

Semoga risalah kecil ini bermanfaat untuk saudara-saudaraku yang sedang dirundung musibah, dan semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari setiap musibah yang menimpa, agar semua menyadari bahwa kita adalah makhluk yang sangat lemah, di hadapan Dzat Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, sehingga kita segera tunduk, merendahkan, dan menghinakan diri kepada-Nya dengan mempersembahkan seluruh ibadah hanya kepada Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam bish-shawab.

 

© 1445 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks