PERBEDAAN ANTARA DUA WATSIQAH
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para shahabat beliau seluruhnya. Amma ba’du:
Telah banyak beredar ucapan dan pembicaraan seputar watsiqah yang dinisbatkan kepada guru kami al-Imam al-‘Allamah Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah bahwa beliau pernah mengadakan perjanjian dan watsiqah bersama dengan kaum Rafidhah itsna ‘Asyariyah, yang kemudian menjadi pembenaran bagi banyak saudara kita salafiyyin untuk menyamakan antara watsiqah tersebut dengan watsiqah hutsiyyin yang ditandatangani oleh Muhammad al-Imam. Dan semua itu karena kebodohan dan keras kepala dari sebagian mereka serta pembelaan terhadap kesalahan yang nyata dari kesepakatan perjanjian hidup bersama tersebut dengan cara yang batil.
Maka saya meminta tolong kepada Allah sembari mengharap taufik-Nya untuk menjelaskan berbagai perbedaan antara dua watsiqah tersebut. Allah sajalah yang memberi taufik.
Adapun pembicaraan terhadap watsiqah yang pertama yaitu watsiqah ad-daulah, maka dari sisi kandungan yang ada padanya. Perlu diketahui bahwa tanggal watsiqah ini ialah 30 Syawwal 1402 H yang bertepatan dengan 19/8/1982 masehi.
Dari sisi perbedaan yang jauh dan pemisah yang lebar antara dua watsiqah tersebut:
Maka keinginan sebagian ikhwan bahwa ayah dan guru kami asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah berada pada posisi membela persetujuan dokumen watsiqah Hutsiyin tersebut, benar-benar termasuk kezhaliman dan upaya mengkaburkan kebenaran dengan kebatilan.
Maka inilah global kandungan yang ada diantara dua watsiqah tersebut supaya orang yang adil itu bisa melihat kesalahan maksud sebagian ikhwan tersebut bahwa watsiqah ini berada pada posisi membela persetujuan watsiqah hutsiyyin atau memperkenankan penandatanganan padanya dengan perkara-perkara yang mereka anggap rahasia dan membahayakan yang tidak boleh diketahui kecuali oleh sekelompok penuntut ilmu saja dan bukan para ‘ulama. Wallahul musta’an.
Global watsiqah ad-daulah untuk perjanjian damai:
1] Berbuat untuk menyatukan barisan dan tidak menyulut masalah-masalah yang diperselisihkan (khilafiyah).
2] Tidak mengharuskan orang lain dalam masalah-masalah khilafiyah fiqhiyyah (ijtihad).
3] Menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar dengan syarat tidak menimbulkan kemungkaran yang lebih besar darinya serta tidak menyinggung perkara-perkara yang diperselisihkan.
4] Mengambil tindakan-tindakan terhadap siapa saja yang menjadikan agama sebagai perantara guna meraih tujuan-tujuan yang lain adalah disyariatkan.
5] Mengambil berbagai tindakan dan hukuman terhadap siapa saja yang terlibat dengan otoritas luar yang membelanya untuk melakukan perbuatan ini.
6] Tidak menyinggung individu-individu atau madzhab-madzhab sebagaimana wajib atas semuanya untuk mengabaikan dan melupakan apa yang telah lalu dan meninggalkan setiap perkara yang dapat menyulut permusuhan demi merealisasikan persaudaraan di dalam Islam.
Jadi setelah mempelajari watsiqah ini, maka tidak ada yang perlu dikritisi kecuali satu perkara saja yaitu:
Tidak menyinggung kelompok-kelompok menyimpang serta para pengusungnya dan tidak membangkitkan masalah tersebut.
Bersamaan dengan itu, masih ada udzur untuk asy-Syaikh Muqbil rahimahullah yaitu kondisi beliau yang baru keluar dari Mamlakah (Saudi). Maka beliau sangat berhajah untuk mendakwahi manusia, membimbing, mengajari, dan memahamkan mereka tentang sunnah, hingga datang waktu yang memungkinkan bagi beliau untuk membantah orang-orang yang menyimpang.
Kemudian asy-Syaikh Muqbil rahimahullah pun mengetahui bahwa mereka tidak akan diam dan tidak akan pernah menetapi perjanjian tersebut, sehingga beliau ingin menjadikan hal itu sebagai hujjah bagi beliau atas mereka di sisi ad-Daulah. Juga, watsiqah ini tidak mengandung perkara-perkara yang menyelisihi prinsip-prinsip pokok Islam seperti yang terkandung di dalam watsiqah hutsiyin. Sebagaimana pula tidak ada seorangpun dari kalangan ahlus sunnah wal jama’ah di tempat mana saja mereka berada yang diharuskan dengan berbagai hal yang ada di dalam watsiqah (Daulah) tersebut kecuali asy-Syaikh Muqbil rahimahillah.
Adapun pembicaraan seputar watsiqah hutsiyin, maka tertuju kepada isi yang terkandung di dalamnya berupa kekufuran, bid’ah, maksiat, dan kesalahan-kesalahan yang nyleneh. Inilah penjelasannya:
Adapun kekufuran:
1] Berserikatnya ahlus sunnah wal jama’ah bersama kaum Rafidhah Itsnai ‘Asyariyah tentang Rabb mereka, Nabi mereka, agama mereka, dan Kitab mereka. Padahal telah pasti dari para imam mereka tentang tidak adanya pengakuan mereka (terhadap Rabb kita, nabi kita, dan agama kita.
2] Berserikatnya ahlus sunnah wal jama’ah dalam kesepakatannya bersama Rafidhah dalam melawan musuh-musuh mereka. Padahal kaum muslimin, terlebih salafiyun telah mengetahui keyakinan Rafidhah akan permusuhannya terhadap para shahabat dan imam-imam Islam.
3] Kebebasan berpikir dan berbudaya!!! Bagaimana bisa padahal pemikiran mereka menyentuh kehormatan ummahatul mukminin, bahkan menuduh Rasulullah dengan kekejian, dan mengkafirkan para shahabat nabi kecuali beberapa belas saja diantara mereka.
Sebagaimana kebebasan berpikir ini juga mengandung unsur ketidakharusan berpegang dengan syariat Allah.
4] Penegasan persaudaraan ahlus sunnah kepada Rafidhah, yaitu dengan ucapan mereka di dalam watsiqah ( … kita semuanya adalah kaum muslimin…..) dan ucapan mereka (Berbuat untuk menyemai ruh persaudaraan dan tolong-menolong diantara semuanya).
Adapun kebid’ahan:
Maka ucapan : صدق الله العظيم
Adapun kemaksiatan:
1] Mengharuskan markiz-markiz seluruhnya dengan apa yang telah disetujui dalam watsiqah.
2] Menonaktifkan syariat jihad melawan Rafidhah dan menegaskan hal itu bagaimanapun keadaan dan penyebabnya.
3] Menonaktifkan syariat amar ma’ruf dan nahi mungkar bagi ahlus sunnah wal jama’ah di Yaman dengan tanpa kecuali dan menegaskan hal itu sebagai kezhaliman dan permusuhan dengan meninggalkannya di setiap kesempatan -perhatikanlah- dan berbagai media.
Adapun kesalahan-kesalahan yang nyleneh lagi ganjil:
1] Hubungan antara ahlus sunnah dan rafidhah dalam rangka menjaga ruh kasih sayang dan persaudaraan, bahkan terus mengesinambungkannya.
2] Melakukan konfrontasi terhadap kelompok oposisi mana saja. Meskipun ia seorang muslim?!!!
3] Menetapkan sikap terhadap setiap yang memusuhi rafidhah. Meskipun ia adalah Daulah?!!!
Perbedaan antara dua watsiqah:
1] Watsiqah Hutsiyin telah tetap dengan persetujuan penandatanganan padanya, penetapannya, dan tidak adanya rujuk dari penandatanganannya tersebut.
1] Watsiqah Daulah telah tetap, akan tetapi asy-Syaikh rahimahulah meminta bertahap terhadap para pelakunya sehingga beliau tidak diam dari kewajiban menasehati.
2] Watsiqah Hutsiyin menghimpun lebih dari sepuluh kesalahan yang berkisar antara kesalahan kufur, bid’ah, maksiat, dan perkara yang nyleneh lagi ganjil.
2] Tidak ada yang tampak dari watsiqah Daulah kecuali satu kesalahan saja yaitu menonaktifkan bantahan terhadap orang-orang yang menyimpang namun sungguh asy-Syaikh memiliki udzur tentangnya sebagaimana telah lalu penjelasannya.
3] Penulis watsiqah hutsiyin adalah mereka hutsiyin sendiri.
3] Penulis watsiqah Daulah adalah daulah itu sendiri dan tidak tersamarkan bagimu perbedaan antara kedua perkara tersebut.
4] Watsiqah Hutsiyin telah disetujui dalam keadaan ahlus sunnah memiliki kekuatan dan kedudukan di banyak tempat.
4] Watsiqah Daulah disetujui pada saat orang-orang yang memiliki kepentingan (orang-orang yang dirugikan) menekan ahlus sunnah di Yaman bersamaan dengan sangat minoritasnya jumlah mereka lagi terpisah di berbagai penjuru yaman, sementara ahlu bid’ah tersebar di mana-mana sedangkan sunnah dan pengembannya amatlah asing.
5] Watsiqah Hutsiyin berisikan pengharusan ahlus sunnah di Yaman tanpa terkecuali terhadap kandungan yang ada di dalamnya.
5] Watsiqah Daulah berisikan pengharusan kepada asy-Syaikh Muqbil saja terhadap kandungan yang ada di dalam watsiqah dan tidak bagi selain beliau dari kalangan ahlus sunnah di Yaman.
6] Watsiqah Hutsiyin disetujui antara kelompok kafir dengan perwakilan ahlus sunnah di Yaman (menurut anggapannya) hingga ia sendiri menyatakan bahwa Ma’bar, Dzammar, dan sekitarnya adalah untuk dirinya. Ib, Ta’iz, dan sekitarnya adalah untuk al-Bura’i. Sedangkan Shan’a dan sekitarnya untuk ash-Shaumali. Dan itu terjadi ketika sekelompok penduduk Shan’a mencari ketetapan hukum kepadanya. Adapun Yaman selatan maka bagi mereka semuanya dan hal itu dikuatkan dengan gerakan dan jalan mereka.
6] Watsiqah Daulah disetujui antara individu-individu yang belum pasti rafidhahnya ketika itu dengan asy-Syaikh Muqbil rahimahullah.
7] Di dalam Watsiqah Hutsiyin terdapat sikap mengalah pada diri ahlus sunnah wal jama’ah dari sebagian prinsip pokok agamanya.
7] Di dalam Watsiqah Daulah tidak terdapat sikap mengalah kecuali diam sementara waktu yang mendatangkan kemuliaan bagi asy-Syaikh dengan izin Allah melalui dukungan dari daulah. Barang siapa mengenal asy-Syaikh, pasti ia akan mengenal jalan metodenya.
Dengan ini akan menjadi jelas bagi seorang yang adil kadar kecerobohan sebagian ikhwan tentang tempat pijakan mereka dihadapan sikap fanatiknya. Wallahul musta’an.
Dari sini, saya memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar memberikan taufik kepada al-Imam untuk rujuk dari penandatanganannya terhadap watsiqah Hutsiyah dan menganugerahkan kepada kita kelurusan dan keikhlasan dalam berucap dan beramal.
Akhir kata, segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.
Abu Muhammad Yasir bin Muhammad al-‘Abadi al-‘Adani
Dzul Qa’dah 1435 H sebagaimana perbaikan dan penambahan telah selesai pada tanggal 18/Dzul Qa’dah/1436 H
Sumber : Majmu’ah an-Nahj as-Salafy al-Wadhih
* Alih Bahasa: Syabab Forum Salafy
————————
( الفرق بين الوثيقتين )
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام
على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
أما بعد
فإنه قد كثر الكلام واللغط حول الوثيقة المنسوبة إلى شيخنا الإمام العلامة مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله بأنه قد صالح وواثق الرافضة الاثنا عشرية مما سوغ لكثير من إخواننا السلفيين أن يماثلوا بينها وبين وثيقة الحوثيين التي وقع عليها محمد الإمام وكل ذلك جهلاً منهم وعناداً من بعضهم ودفاعاً بالباطل عن ما ثبت خطؤه من إبرام وثيقة التعايش .
وقد استعنت الله راجياً توفيقه أن أوضح الفرق بين الوثيقتين وبالله التوفيق :
فأما كلامنا على الوثيقة الأولى وهي وثيقة الدولة ، فمن حيث ما ورد فيها علماً بأن تاريخ هذه الوثيقة هو = 30/ شوال/1402هـ _19/8/1982م
من حيث الفرق الواسع والبون الشاسع بين الوثيقتين :-
إيراد بعض الإخوان أن والدنا وشيخنا مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله في موطن الدفاع عن الموافقة لبنود وثيقة الحوثيين لمن الظلم وإلباس الحق بالباطل.
وإليكم مجمل ما في الوثيقتين ليرى المنصف خطأ إيراد بعض الإخوان هذه الوثيقة في موطن الدفاع عن الموافقة عن وثيقة الحوثيين أو تسويغ التوقيع عليها بأمور يزعمونها خفية خطيرة ﻻ ينبغي أن يعلمها إلا ثلة من طلبة العلم دون العلماء والله المستعان.
مجمل وثيقة الدولة للصلح :-
العمل على وحدة الصف وعدم إثارة المسائل الخلافية .
عدم إلزام الآخرين في المسائل الخلافية الفقهية ( الاجتهادية) .
القيام بالأمر بالمعروف والنهي عن المنكر شريطة ألا يؤدي إلى أنكر منه مع عدم التعرض للمسائل الخلافية .
اتخاذ الإجراءات ضد من يجعل الدين وسيلةً للأغراض الغير مشروعة .
اتخاذ الإجراءات والعقوبات ضد من يرتبط بجهات خارجية تدفعه لهذا العمل .
عدم التعرض للأشخاص أو المذاهب ، كما أن على الجميع التغاضي وتناسي الماضي وترك ما من شأنه إثارة الأحقاد لتحقيق الأخوة في الإسلام .
إذاً فبعد دراسة هذه الوثيقة لا يخلص لنا أن ينتقد إلا أمر واحد وهو :-
-عدم التعرض للجماعات المنحرفة وأهلها وعدم إثارة ذلك .
مع انه قد يعتذر للشيخ مقبل رحمه الله كونه حديث عهد بخروج من المملكة فهو أحوج ما يكون إلى دعوة الناس وإرشادهم وتعليمهم السنة وتعريفهم بها حتى يأتي الوقت الذى يتسنى له أن يرد على المخالفين ، ثم إن الشيخ مقبلاً رحمه الله يعلم أنهم لن يسكتوا ولن يلتزموا فأراد ان يكون ذلك حجةً له عليهم عند الدولة كما أن هذه الوثيقة لا تحتوي على ما يخالف أصول الإسلام كما احتوته وثيقة الحوثيين كما لم يُلزَم أحدٌ من أهل السنة والجماعة في أي مكان بما ورد فيها إلا الشيخ مقبلاً رحمه الله .
وأما الكلام على وثيقة الحوثيين فعلى ما احتوته من كفريات وبدع ومعاصي وأخطاء مستنكرة وإليكم بيانه :-
أما الكفريات :-
فإشراك أهل السنة والجماعة مع الرافضة الاثني عشرية في ربهم ونبيهم ودينهم وكتابهم . وقد ثبت عن أئمتهم عدم اعترافهم بربنا ونبينا وكتابنا .
إشراك أهل السنة والجماعة في اتفاقهم مع الرافضة ضد عدوهم وقد علم المسلمون لا سيما السلفيون منهم علموا اعتقاد الرافضة لعداوة الصحابة وأئمة الإسلام .
حرية الفكر والثقافة !!!! كيف وفكرهم يتضمن النيل من أمهات المؤمنين بل واتهام رسول الله بالخبث وتكفير الصحابة إلا بضعة عشر منهم .
كما أن حرية الفكر تتضمن عدم الالتزام بشرع الله .
تأكيد أخوة اهل السنة والجماعة للرافضة وذلك بقولهم في الوثيقة ( نحن مسلمون جميعا …. ) وبقولهم ( والعمل على زرع روح الإخاء والتعاون بين الجميع ).
أما البدع :-
فقول ( صدق الله العظيم )
أما المعاصي :-
فإلزام المراكز جميعها بما أبرمت عليه هذه الوثيقة .
تعطيل شعيرة الجهاد ضد الرافضة وتأكيد ذلك بمهما كانت الظروف والدواعي .
تعطيل شعيرة الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر على أهل السنة والجماعة في اليمن قاطبة وتأكيد ذلك ظلماً وعدواناً بتركها في كل المجالات -تأملها- وشتى الوسائل .
أما الأخطاء المستنكرة المستغربة :-
التواصل بين أهل السنة والرافضة لأجل إبقاء روح المودة والإخاء بل واستمرارها .
مواجهة أي طرف معاد .
أولو كان مسلما ؟!!!
تحديد الموقف من كل من يعادي الرافضة .
أولو كانت الدولة ؟!!!
الفرق بين الوثيقتين
وثيقة الحوثيين ثابتة بإقرار الموقع عليها وثباته وعدم تراجعه عن التوقيع عليها .
وثيقة الدولة ثابتة لكن الشيخ رحمه الله قد استدرج أهلها فلم يسكت عن واجب النصيحة .
وثيقة الحوثيين جمعت ما يزيد على عشرة أخطاء ما بين خطأ كفري أو بدعي أو معصية أو أمر مستنكر غريب .
وثيقة الدولة لم يظهر منها الا خطأٌ واحد وهو تعطيل الرد على المخالفين وقد يعتذر للشيخ فيه كما سبق بيانه .
كاتب وثيقة الحوثيين هم الحوثيون أنفسهم .
كاتب وثيقة الدولة هي الدولة نفسها ولا يخفاك الفرق بين الامرين .
وثيقة الحوثيين أبرمت ولأهل السنة عزة ومكنة في أماكن كثيرة .
وثيقة الدولة أبرمت في وقت تكالب فيه المغرضون على أهل السنة في اليمن مع قلتهم الشديدة جداً في شتى بقاع اليمن وانتشار أهل البدع وغرابة السنة وأهلها .
وثيقة الحوثيين مضمونها إلزام أهل السنة في اليمن قاطبة بما ورد فيها .
وثيقة الدولة مضمونها إلزام الشيخ مقبل فقط بما ورد فيها دون غيره من أهل السنة في اليمن .
وثيقة الحوثيين أبرمت بين طائفة كافرة وبين ممثل لأهل السنة في اليمن ( زعم ) حتى صرح بنفسه أن معبر وذمار وما حولها له وأن اب وتعز وما حولها للبرعي أن صنعاء وما حولها للصوملي ، وذلك حين احتكم اليه جماعة من اهل صنعاء .
وأما جنوب اليمن فلهم جميعاً ويؤيد ذلك سيرهم وطريقتهم .
وثيقة الدولة أبرمت بين أفراد لم يثبت رفضهم آنذاك وبين الشيخ مقبل رحمه الله .
وثيقة الحوثيين فيها تنازل أهل السنة والجماعة عن بعض أصول دينهم .
وثيقة الدولة لا تنازل فيها إلا سكوت مؤقت يعقبه رفعة للشيخ بإذن الله بتأييد من الدولة ومن يعرف الشيخ يعرف طريقته .
وبهذا يتبين للمنصف مدى تغافل بعض الإخوان عن مبادئهم إزاء تعصبهم والله المستعان .
ومن هنا فإني أرجو الله سبحانه أن يوفق الإمام إلى الرجوع عن توقيعه على الوثيقة الحوثية وأن يرزقنا السداد والإخلاص في القول والعمل
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
ابو محمد ياسر بن محمد العبادي العدني
ذي القعدة لعام ١٤٣٥ للهجرة
كما تم التعديل والإضافة بتاريخ ١٧/ذي القعدة / ١٤٣٦ للهجرة