HAKEKAT KHAWARIJ YANG MENGKAFIRKAN PEMERINTAH

HAKEKAT KHAWARIJ YANG MENGKAFIRKAN PEMERINTAH

Manhaj-fsiAsy-Syaikh Rabi’ bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah

Wahai saudaraku, sekarang ini mereka mengkafirkan rakyat, apa alasannya? Mereka berdalih, “Karena mereka menyembah penguasa.”

Ketika engkau tanya mereka, “Bagaimana mereka menyembah penguasa?” Mereka menjawab, “Penguasa membuatkan undang-undang untuk mereka dan mereka mentaati undang-undang ini.”

Saya katakan: sesungguhnya rakyat Islam berlepas diri dari tuduhan ini, ini merupakan kedustaan karena mereka tidak ridha terhadap undang-undang ini yang penuh dengan berbagai jenis pajak dan masalah yang menimpa darah dan harta mereka dan merampas harta mereka. Jadi mereka tidak menginginkan undang-undang ini dan tidak menyukainya, walaupun dari tinjauan dunia, apalagi dari sisi agama. Jika demikian maka mereka tidak menyembah para penguasa.

Syarat-syarat ibadah itu ada beberapa perkara, diantaranya adalah adanya kecintaan dan ketundukan. Mungkin saja mereka tunduk kepada para penguasa mereka, tetapi tidak mencintai mereka dan tidak mencintai undang-undang. Jadi mereka tidak menyembah penguasa, maka bagaimana engkau mengkafirkan mereka -wahai saudaraku- dengan dalih bahwa mereka telah menyembah para penguasa. Engkau mengatakan bahwa mereka menyembah para penguasa, padahal mereka tidak menyembahnya.

Kenyataan yang terjadi banyak dari mereka yang menyembah kuburan, maka kenapa kalian tidak berusaha menghancurkan peribadahan kepada kuburan sebelum peribadahan kepada penguasa yang hanya sebatas tuduhan itu?

Jadi mereka (Khawarij) salah karena tidak menempuh jalan para nabi alaihimush shalatu was salam. Dan kesalahan ini muncul di awal, maka kesudahannya tidak akan terjadi kecuali lebih rusak dan lebih parah.

Oleh karena inilah Rasulullah shallallahu alaihi was salam bersabda:

وَاللَّهِ إِنَّا لا نُعْطِيْ هَذَا الأَمْرَ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلا أَحَدًا حَرِصَ عَلَيْهِ

“Demi Allah, kami tidak akan memberikan urusan ini (jabatan) kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi terhadapnya.” (HR. Muslim no. 1733)

Sekarang ini mereka semua berambisi meraih kursi dan menempuh berbagai cara yang sangat jahat untuk meraih kursi dengan cara-cara busuk seperti yang dilakukan oleh Machiavelli (tokoh filsafat kafir yang mengajarkan untuk menempuh segala cara demi meraih tujuan -pent) dan jalan-jalan yang buruk lainnya. Maka bagaimana mereka bisa dipercaya untuk menjaga harta kaum Muslimin, harta mereka, dan darah mereka, sementara tujuan-tujuan mereka seperti ini?!

Rasulullah shallallahu alaihi was sallam telah menjelaskan keburukan niat orang yang memulai dari titik tolak semacam ini, sehingga wajib atas kaum Muslimin untuk mewaspadai mereka dan mencurigai niat mereka, dan jangan sampai mereka mengatakan, “Kita tidak memasuki niat-niat manusia!!”

Jadi wajib mewaspadai mereka selama kelakuan mereka jelas menyelisihi manhaj Rasul shallallahu alaihi was sallam berupa ambisi besar terhadap kursi kekuasaan, menyerukan demokrasi, berbilangnya partai, dan mendukung semua kesesatan yang datang dari Barat ini yang mereka saling membantu dalam memerangi manhaj Rasul shallallahu alaihi was sallam.

Berbagai bid’ah dan kesesatan yang datang dari Barat seperti demokrasi dan yang lainnya, merekalah yang pertama kali membuntutinya, paling semangat menjajakannya, dan orang yang paling banyak menyebarkannya. Maka mana peperangan kalian terhadab Barat?!

Induk kekafiran adalah demokrasi, namun menurut mereka itu adalah ruh Islam.

Berapa banyak berbagai kekafiran muncul dari demokrasi, dan mereka mencari-carinya demi membuat ridha Barat dan demi merealisasikan kepentingan-kepentingan Barat. Merekalah yang sekarang ini menjajakan barang dagangan Barat di negeri-negeri kaum Muslimin.

Maka bagaimana kalian akan memerangi pemerintah yang menerapkan politik yang menyimpang, sementara kalian juga menyerukan kaedah-kaedah penyimpangan ini?!

Para penguasa itu sekarang ini menurut kalian, mereka tidak menyimpang kecuali akibat demokrasi ini, lalu kenapa kalian justru mendukung demokrasi?!

***

Sumber: Adz-Dzari’ah, jilid 1 hlm. 104-105

© 1445 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks