BANTAHAN TERHADAP ASY-SYAIKH AS-SUHAIMY (BAGIAN 14-SELESAI)

BANTAHAN TERHADAP ASY-SYAIKH SHALIH AS-SUHAIMY (BAGIAN 14-SELESAI)

Asy-Syaikh Abu Ammar Ali bin Husain asy-Syarafy al-Hudzaify hafizhahullah

PENUTUP

1. Hendaknya pembaca yang mulia memberi udzur (alasan) bagi saya atas penyampaian saya yang terang-terangan tentang Asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy -semoga Allah memaafkan dan mengampuni beliau- karea pembaca yang mulia tidak mengetahui berbagai kerusakan dan keributan akibat tulisan beliau ini, dan siapa yang membacanya maka dia akan mengetahui mengapa para Masayikh mentahdzir agar tidak membacanya.

2. Tulisan asy-Syaikh as-Suhaimy -semoga Allah Ta’ala memberinya taufiq- kebanyakannya bersifat umum, dan saya menilai bahwa yang bersifat umum semacam ini telah membukakan pintu bagi banyak orang yang berkedok dengan dakwah Salafiyyah untuk menghantam orang-orang yang berpegang teguh dengannya menggunakan perkataan Masayikh, sebagaimana mereka berdalil dengan tulisan yang berjudul “Tashnifun Naas Bainazh Zhann wal Yaqin”, [17] kemudian tulisan yang berjudul “Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah”, dan termasuk yang menyedihkan bahwasanya risalah “Tanbih Dzawil Afham” tulisan asy-Syaikh Shalih as-Suhaimy modelnya sama dengan tulisan-tulisan sebelumnya.

3. Diantara perkara menonjol yang paling penting yang kita berbeda pendapat dengan asy-Syaikh as-Suhaimy dalam tulisannya ini adalah beliau ingin agar kita tidak perlu meneliti keadaan manusia dan tidak perlu memilah-milah para dai. Dan ini termasuk perkara yang tidak mungkin terjadi, karena itu merupakan sunnah pendahulu kita yang shalih, berdasarkan perkataan Muhammad bin Sirin, “Sesungguhnya ilmu ini merupakan agama, maka telitilah dari siapa kalian akan mengambil agama kalian!”

Dan perkara ini juga di masa kita ini merupakan perkara yang penting dan darurat, setiap orang yang mencintai agamanya membutuhkan perkara ini.

4. Termasuk perkara yang kita berbeda dengan asy-Syaikh as-Suhaimy dalam tulisannya ini adalah beliau tidak ingin kita mengkritik pemikiran-pemikiran yang menyimpang dengan dalih demi menjaga ukhuwwah dan menjaga persatuan.

Seandainya orang-orang yang menyimpang itu memperhatikan ukhuwwah dan menjaga persatuan, tentu mereka akan mengambil nasehat para ulama dan menerima untuk berhukum dengan Kitab Allah dan Sunnah Nabi shallallahu alaihi was sallam sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh pendahulu kita yang shalih, niscaya perselisihan akan berakhir. Tetapi mereka terus-menerus dalam kebathilan mereka dan ada orang-orang yang fanatik membela mereka, jadi di sini sebenarnya siapa yang memunculkan fitnah?!

Kesimpulannya: fitnah-fitnah itu muncul bersama adanya fanatik para pengusung kebathilan dalam membela kebathilan mereka, bukan karena bicara yang benar dan lantang menyuarakan kebenaran.

5. Para dai terbagi menjadi tiga kelompok:

Pertama: Orang yang memiliki penyimpangan.
Kedua: Pemberi nasehat yang menyingkap berbagai penyimpangan, atau yang mendukung pihak yang menyingkapnya.
Ketiga: Yang hanya pura-pura menangisi pihak pertama akibat berbagai bantahan terhadap mereka.

Duhai kiranya mereka hanya pura-pura menangis saja, namun yang lebih parah mereka juga menuduh saudara-saudara mereka dengan semua keburukan secara dusta, dan ketika mereka mengingkari kita atas cara kita dalam menyikapi orang-orang yang menyimpang, mereka justru melakukannya dua kali lipat lebih keras ketika menyikapi kita. Hanya saja perbedaan antara kita dengan mereka; kita bersikap keras terhadap para pengusung kebathilan, sedangkan mereka bersikap keras terhadap pihak-pihak yang mengkritik orang-orang yang menyimpang.

6. Sepantasnya untuk diketahui bahwa ketegasan dan sikap keras Salafiyyun hanyalah ketika menghadapi tindakan tidak punya malu para pengusung kebathilan yang menyikapi dakwah dan para ulamanya dengan berbagai jenis makar, berganti-ganti wajah, dan saling berganti peran. Maka jika Anda telah mengetahui bahwa pada para pendusta dalam hadits Nabi ada yang mengatakan, “Jika kalian telah merasakan manisnya berdusta atas nama Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, kalian tidak akan pernah meninggalkannya sama sekali,” ketika itu Anda bisa mengetahui mengapa para imam ahli hadits menggunakan lafazh-lafazh yang sangat keras, seperti, “Tidak senilai kotoran onta,” “Lebih pendusta dari kotoran keledai Dajjal,” dan semisalnya.

Sedangkan di masa kita sekarang ini perbuatan tidak punya malu yang dilakukan oleh ahli bid’ah lebih parah dibandingkan kejahatan para pendahulu mereka. Sebagian mereka ada yang menyebut Ahlus Sunnah, “Murji’ah masa kini.” Yang lain mengatakan tentang Salafiyyah, “Demam Yatsrib (nama kota Madinah sebelum Islam -pent).” Yang lain mengatakan, “Jongos.” Yang lain mengatakan, “Khawarij ketika menyikapi para dai, namun Murji’ah ketika menyikapi para penguasa.” Yang lain mengatakan, “Para budak penguasa.” Yang lain mengatakan, “ISIS adalah tanaman Salafiyyah.” [18] dan yang lainnya.

Dan hendaknya semua pihak merasa tenang karena kehormatan mereka tidak akan dizhalimi, karena tidak akan dilanggar oleh Ahlus Sunnah disebabkan mereka tidak ridha terhadap kezhaliman terhadap siapapun, kalaupun terjadi kezhaliman yang dilakukan oleh oknum Ahlus Sunnah, Anda akan mendapati Ahlus Sunnah adalah pihak yang paling cepat menyingkap kezhaliman ini.

Dan saya tidak menyangka sikap para ulama kita terhadap kezhaliman Falih al-Harby dan kezhaliman al-Hajury yang telah berbuah jahat terhadap banyak orang-orang yang tidak bersalah, tidak diketahui oleh asy-Syaikh as-Suhaimy dan selainnya, tidak ada yang menghadapi mereka kecuali Salafiyyun sendiri.

7. Kita berangan-angan sekiranya Masayikh -termasuk asy-Syaikh as-Suhaimy- menulis bantahan yang menyingkap pemikiran-pemikiran yang berbahaya yang memenuhi masyarakat kita, berupa sikap ekstrim (ghuluw), tashawuf, sikap lembek, berkelompok-kelompok, memberontak pemerintah, dan yang lainnya. Jadi pengaruh-pengaruh buruk dari berbagai penyimpangan ini terhadap masyarakat sangat jelas, dan para pengusungnya memiliki berbagai makar yang menyusahkan negara-negara dan para pemimpinnya.

8. Salafiyyun telah membantah orang-orang yang menyimpang, dan ini buktinya banyak orang-orang yang adil dan sportif yang merujuk kepada apa yang dijelaskan oleh Salafiyyun sejak zaman dahulu, dan mereka mempersaksikan bahwa Salafiyyun benar dalam ucapan mereka ketika mereka membantah kelompok-kelompok dan orang-orang yang menyimpang, setelah sebelumnya mereka mengingkari kita ketika penjelasan-penjelasan tersebut muncul pertama kali.

9. Terakhir; dakwah Salafiyyah tetap dalam keadaan sehat wal afiat, dan setiap hari berlalu maka dia semakin nampak jelas dan dimenangkan atas orang-orang yang menyelisihinya, musuh-musuhnya menggunakan seribu cara untuk menghancurkannya, dalam keadaan sedikitnya kemampuan dan jumlah mereka. Hal itu karena Ahlus Sunnah menggunakan senjata paling kuat yang mereka miliki, yaitu menjarh para pengekor hawa nafsu dan menjelaskan kesesatan mereka, dan tidak ada pihak dari dalam yang menghalangi mereka, hingga muncul orang-orang yang menyerang kita -di akhir-akhir ini- yang membela ahli bid’ah, sehingga sedikitlah kebaikan, keburukan bertambah, muncul buih, dan muncullah sekolah-sekolah bagi sikap sok berilmu.

Duhai betapa banyak pintu-pintu keburukan yang mereka buka, dan betapa banyak bencana yang mereka munculkan. Mereka memperlebar perselisihan, mencerai-beraikan para pemuda, menyibukkan orang-orang awam, menyia-nyiakan waktu, dan memberikan gambaran bahwa dakwah Salafiyyah tidak ada yang diurus selain hanya perselisihan-perselisihan saja. Dan sebab dari semua itu adalah para pembela ahli bid’ah dan pelindung mereka.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

Ditulis oleh: Abu Ammar Ali bin Husain asy-Syarafy al-Hudzaify
Jumadal Ula 1437 H

-SELESAI-

***

? Catatan Kaki:
[17] Penulisnya adalah Bakr Abu Zaid yang dikatakan oleh guru kami asy-Syaikh Muqbil rahimahullah, “Dia tidak mendapat taufiq dalam tulisannya tersebut, karena dia ingin mematikan jarh wa ta’dil.”
[18] Perkataan semacam ini diucapkan oleh Adil al-Kalbany, dan dia mengatakan semacam ini setelah jerih payah selama sekian tahun yang dilakukan oleh Masayikh dan ulama kita dalam membabat habis pemikiran takfir dan sebab-sebabnya.

Sumber artikel: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=159780

© 1445 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks