Bagaimana Kita Bermuamalah Dengan Rafidhah Di Tempat Kerja Dan Belajar?


header forum salafy 45BAGAIMANA KITA BERMUAMALAH DENGAN RAFIDHAH DI TEMPAT KERJA DAN BELAJAR?

Asy Syaikh Ubaid bin Abdillah Al Jabiri hafidzahullah

Pertanyaan:  Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan, wahai Syaikhana, dan ini ialah pertanyaan ketiga belas. Penanya muslimah dari Emirat berkata, “Saya telah mendengar fatwa Asy Syaikh Al Utsaimin rahimahullah, beliau menyatakan–sebatas yang saya pahami–bahwa merupakan kewajiban untuk berdakwah pada Rafidhah dengan kelembutan dan kita tidak menyerang kesyirikan-kesyirikan yang ada pada mereka. Saya menginginkan dari Anda yang mulia untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan lemah lembut dan ramah ketika bermuamalah dengan mereka. Kapan kita bersikap lemah lembut sama mereka? Dan kapan kita menggunakan sikap keras terhadap mereka? Kapan kita memutus hubungan dengan mereka secara keseluruhan? Karena saya bermuamalah dengan mereka setiap hari di kampus?”

Jawaban:

“Yang engkau sebutkan, saya rasa tidak hanya di negerimu saja. Bahkan para Rafidhah tersebar di setiap tempat. Kejahatan mereka sekarang lebih membahayakan karena kekuatan Iran, negera Rafidhah, pelaris dan penyeru ke Rafidhah. Oleh karena itu salahlah yang menamakannya negara Islam. Bahkan Iran merupakan negara kafir. Ini yang pertama.

Yang kedua, kita diperintahkan dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan. Yang demikian itu firman Allah

ﺍﺩْﻉُ ﺇِﻟَﻰٰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ﻭَﺟَﺎﺩِﻟْﻬُﻢ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ

“Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan debatlah mereka dengan baik.”

Kita beragama kepada Allah dengan keyakinan bahwa mereka kafir. Bahkan sekarang ini, dari informasi tentang keadaan mereka yang sampai ke saya, telah tetap pada mereka bahwa orang awamnya lebih sangat perdebatannya daripada para ulamanya, kalangan awamnya lebih keras. Di sisi mereka ada kekuatan dan ketahanan. Ulama mereka terutama para pembesarnya mempunyai rasa malu. Adapun kalangan awamnya tidak mempunyai rasa malu. Oleh karena inilah yang mengatakan mereka kafir baik dari kalangan ulama dan kalangan awamnya, padanya ada nilai pembahasan, itu yang saya pandang.

Kalau perkaranya seperti apa yang engkau sebutkan, engkau diuji dengan keberadaanmu bersama para Rafidhah di institusi itu. Jika engkau mendapatkan kesempatan untuk mendakwahi mereka, ya, paparkan pada mereka sunah dan engkau tetap membenci mereka dalam hati. Akan tetapi karena tujuan untuk mendakwahi para wanita itu, paparkanlah pada mereka sunah jika engkau mampu. Jika engkau melihat pada mereka ada penerimaan, teruskan dan tetaplah di atas itu. Jika engkau melihat pada mereka ada penentangan, tinggalkan mereka dan jadikan keterkaitanmu dengan mereka karena keterkaitan pekerjaan saja. Jika disana ada majelis para sunniyah dan para rafidhiyah, merapatlah pada para pengikut sunah. Hal ini jika engkau mampu dan mahir dalam pembicaraan dengan mereka. Adapun jika engkau lemah dan pengetahuanmu tentang syariah sedikit, maka jauhilah mereka dan itu lebih baik buat agamamu. Wallahu’alam.”

http://ar.miraath.net/fatwah/7388

Dialih bahasakan oleh: Abu Abdillah Zaki Ibnu Salman

—————————————————————————————-

Bermuamalah Dengan Rafidhah

© 1445 / 2024 Forum Salafy Indonesia. All Rights Reserved.
Enable Notifications OK No thanks